Beritaenam.com
  • Kawula Muda
  • Catatan Agi
  • Viral
  • Seks
  • Jabar
    • Bandung Raya
No Result
View All Result
  • Kawula Muda
  • Catatan Agi
  • Viral
  • Seks
  • Jabar
    • Bandung Raya
No Result
View All Result
Beritaenam.com
No Result
View All Result
Home Nasional

Politik ‘Genderuwo,’ TKN: Artinya Pilihlah Pemimpin yang Tidak Menakut-nakuti

admin by admin
10/11/2018
in Nasional
0
Politik ‘Genderuwo,’ TKN: Artinya Pilihlah Pemimpin yang Tidak Menakut-nakuti

Presiden Jokowi.

7
SHARES
103
VIEWS

Beritaenam.com, Jakarta – Juru Bicara Tim Kampanye Nasional pasangan calon presiden Joko Widodo dan calon wakil presiden Ma’ruf Amin, Arya Sinulingga menilai pernyataan Presiden Joko Widodo soal politik genderuwo merupakan cara Jokowi mengingatkan masyarakat agar tak takut dengan upaya pihak tertentu yang terus berusaha menebar ketakutan.

Menurut Arya, politik genderuwo adalah bahasa lain dari firehose of falsehood, yakni sebuah istilah asing yang belum tentu awam bagi masyarakat. Karenanya, Jokowi menggunakan kata politik genderuwo.

“Bahwa rakyat jangan mau ditakut-takuti. Ini seperti, ada orang yang menakut-nakuti, jangan lewat jalan itu karena ada genderuwo di sana. Pak Jokowi datang dan bilang jangan takut. Karena memang tak ketakutan itu, tak ada apa-apa di sana sebenarnya. Jadi jangan mau ditakut-takuti, mereka tak bicara fakta, hanya bluffing,” ujar Arya, Jumat (9/11/2018) malam.

Tak hanya itu, pernyataan Jokowi kata Arya untuk mengingatkan semua pihak yang suka menggunakan politik genderuwo. Menurutnya, wujud politik genderuwo yakni suka menghantui, menakut-nakuti, membuat seakan-akan ada situasi mengerikan.

Hal tersebut, kata Arya berbeda dengan politik yang suka membawa kedamaian dan membangun optimisme.

“Politik genderuwo itu juga suka mengada-adakan sesuatu yang sebenarnya tidak ada. Sebagai contoh, berusaha membangun kepanikan dan kebencian lewat omongan bahwa harga barang-barang naik,” ucap dia.

Ia mencontohkan terkait ada pernyataan yang menyebut bahwa Indonesia di ambang kehancuran, kemudian pernyataan 90 persen rakyat Indonesia miskin. Karenanya, ia menilai pernyataan tersebut membangun ketakutan dan kecemasan soal masa depan Indonesia yang tak baik.

Namun berdasarkan fakta, kata Arya harga barang-barang sama sekali tidak naik. Indonesia pun sama sekali tak diambang kehancuran dan tak pula ada 90 persen masyarakat Indonesia berada dalam kemiskinan.

“Apa ada 90 persen masyarakat miskin? Padahal kemacetan ada di mana-mana karena mobil bertambah. Bukan hanya di Jakarta, tapi juga kota di daerah. Lihat Lombok. Warga di sana bisa recovery dengan cepat. Aktivitas ekonomi sudah jalan lagi. Kalau miskin, kan tak mungkin bisa. Tak ada yang meminta-minta, jadi tak miskin,” tutur Arya.

Arya menuturkan, meski kondisi sebenarnya sudah jelas-jelas berbeda, para politisi terus melakukan kebohongan untuk mengambil hati masyarakat.

“Itulah politik genderuwo. Genderuwo itu adalah hantu. Mereka berusaha menakut-nakuti. Yang tidak ada, berusaha diada-adakan,” kata Arya.

Karena itu, Arya berharap kampanye dilakukan dengan menyampaikan gagasan-gagasan atau visi misi bukanlah menakut-nakuti. Hal tersebut agar masyarakat berpikir memilih pemimpin yang membawa kebaikan hidup bersama di masa mendatang.

“Jadi jangan ketakutan dibangun, supaya rakyat takut. Saya katakan, kalau yang bikin takut itu kan sebenarnya genderuwo,” tandasnya, seperti dilansir dari suara.com

Sebelumnya, Presiden Jokowi melontarkan pernyataan yakni politik genderuwo saat berpidato di acara pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat (9/11/2018).

Dalam pidatonya, Jokowi menyindir politikus yang kerap melakukan propaganda yang membuat ketakutan dan kekhawatiran di masyarakat.

“Coba kita lihat politik dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran. Setelah takut yang kedua membuat sebuah ketidakpastian. Masyarakat menjadi, memang digiring untuk ke sana. Dan yang ketiga menjadi ragu-ragu masyarakat, benar nggak ya, benar nggak ya?” kata Jokowi.

Jokowi pun menyebut cara politisi tersebut yakni politik genderuwo.

“Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Nggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya ‘politik genderuwo’,nakut-nakuti,” kata dia.

Tags: Pilpres 2019Politik GenderuwoPresiden JokowiTKN Jokowi
Previous Post

Mourinho vs Guardiola: Siapa Menang di Duel ke-22?

Next Post

Anggota ISIS Roboh Diterjang Timah Panas di Melbourne

admin

admin

Next Post
Anggota ISIS Roboh Diterjang Timah Panas di Melbourne

Anggota ISIS Roboh Diterjang Timah Panas di Melbourne

Beritaenam.com berisi orang-orang profesional. Sudah lulus Uji Kompetensi Dewan Pers. Berintegritas dan berpengalaman di dunia jurnalistik.

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

© 2022 Beritaenam - PT. Dua Tujuh Delapan

No Result
View All Result
  • Kawula Muda
  • Catatan Agi
  • Viral
  • Seks
  • Jabar
    • Bandung Raya

© 2022 Beritaenam - PT. Dua Tujuh Delapan