Beritaenam.com | Fariz Rustam Munaf atau lebih akrab disapa Fariz RM adalah seorang musikus dan penyanyi senior tanah air. Namanya melambung di era 80-an. Beberapa karyanya yang terkenal yaitu Barcelona, Nada Kasih, Panggung Perak, dan Sakura. Hingga saat ini, lagu-lagu ciptaan Fariz pun masih sering dinyanyikan penyanyi lain.
Lahir dari keluarga musik, Fariz RM mengasah kemampuannya sebagai musisi hingga mendapatkan popularitas dan anugerah AMI Lifetime Achievement Awards.
Melalui album “45 Tahun Fariz RM Berkarya,” dua orang yang tergabung dalam bendera Ari Seno Present, yakni Ari Kuncoro pendiri sekaligus koordinator Komunitas Fantastic Fariz RM (KFFRM) dan produser kawakan Seno M. Hardjo berupaya membentangkan tali sejarah dan mengingatkan generasi muda akan pentingnya menghargai warisan musik yang telah dibangun oleh para seniman sebelumnya.
Seno M. Hardjo yang melahirkan beberapa album para musisi, sebagai produser tentu sudah paham betul karya-karya yang akan tersaji dalam album ini bukan hanya sekadar lagu, tetapi juga cerita, pengalaman, dan emosi yang melibatkan banyak orang. Untuk itu, ia memilih dan memilah karya-karya hits Fariz RM format solo termasuk siapa yang akan membawakan termasuk arrangernya.
“Album ini merupakan perayaan atas dedikasi Fariz RM terhadap musik dan penggemar-penggemarnya. Berisi 9 lagu pilihan yang dibawakan oleh beberapa penyanyi yang arasemennya dikompos oleh anak muda. Dengan demikian, kita dapat terus melestarikan dan meneruskan semangat musik yang telah ada, dan menjadikannya bagian dari identitas budaya kita,” tukas Seno M. Hardjo.
Acara memperkenalkan album 45 Tahun Fariz RM Berkarya yang dihadiri tokoh musik, penggiat musik serta awak media. Baik Ari Kuncoro maupun Seno M. Hardjo menegaskan, dengan kehadiran album ini, mereka ingin membagikan seuntai kenangan, kegembiraan, pengalaman serta inspirasi atas karya-karya abadi Fariz RM pada ribuan penggemar-penggemar, pencinta musik di Tanah Air selain menandai perjalanan panjang Fariz RM dalam industri musik dan pengaruhnya terhadap musik Indonesia