Beritaenam.com, Jakarta – Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bidang kepemudaan Dedek Prayudi, menilai ucapan Prabowo Subianto yang menyebut negara terancam, sebagai bentuk penyesatan.
“Kami salut dengan konsistensi Pak Prabowo dalam menebar pesimisme, ketakutan dan kesesatan, terutama mendekati Pilpres 2019 ini,” ujar politikus yang akrab disapa Uki ini, dalam keterangannya, Sabtu (8/9/2018).
Data, menurut Uki, menunjukkan tren pembangunan di era Presiden Joko Widodo berada di jalur yang benar.
“Saya tidak yakin Pak Prabowo memahami indikator pembangunan, tapi hampir seluruh indikator ekonomi menunjukkan perbaikan signifikan dan sejalur dengan Pancasila,” kata mantan peneliti kebijakan United Nations Population Fund ini.
Kemiskinan, lanjut dia, menurun hingga menyentuh level di bawah 10 persen pada 2018. Terendah sepanjang sejarah replublik ini.
“Sedangkan, pengangguran menurun ke level 5,1 persen, terendah sejak era reformasi. Indeks Pembangunan Manusia meningkat diseluruh Provinsi,” terangnya.
Untuk pertama kalinya, kata dia, kenaikan paling tajam justru provinsi-provinsi di Timur Indonesia, yang penduduknya hanya 10 persen dari total penduduk Indonesia.
“Kalau hanya mementingkan efek elektoral, ngapain capek-capek membangun Indonesia Timur?” sambung Uki.
Uki menilai tajamnya kenaikan Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Timur di era Presiden Joko Widodo menunjukkan bahwa pembangunan sedang dijalankan sesuai amanat Pancasila.
“Pak Presiden sedang menjalankan sila ke-5 Pancasila, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang selama ini cenderung dikesampingkan demi efek elektoral semata. Beliau bukan politisi, beliau adalah negarawan,” tegas Uki.
Lebih lanjut, politisi berdarah Minang ini mengungkapkan kekhawatirannya dengan maraknya korupsi dan OTT oleh KPK.
“PSI memandang bahwa korupsi adalah ancaman terbesar bagi bangsa. Saya justru heran dengan mereka-mereka yang lantang berorasi soal ketahanan negara, tapi justru mencalonkan eks napi korupsi sebagai caleg partainya.”
“Data mencatat justru partai Gerindra lah yang paling banyak caleg eks napi korupsi. Kok bisa berbicara soal kesetiaan pada Pancasila tapi kumpulan calegnya paling banyak eks napi korupsi?” kata Uki.
“Persoalan depresiasi rupiah merupakan dampak dari gejala global yang harus direspon dengan baik. Pak Presiden telah mengambil langkah-langkah kongkret.”
Di antaranya, mengurangi defisit transaksi berjalan, menekan impor; (ii) Memaksimalkan muatan lokal pada konsumsi dalam negeri.
“Kemudian, (iii) Koordinasi fiskal-moneter-industri-pelaku usaha, dan: (iv) Meningkatkan investasi. Rupiah telah menunjukkan tren penguatan kembali,” tutup Uki.
Sebelumnya diberitakan, bakal calon presiden Prabowo Subianto menyebut Indonesia dalam keadaan terancam karena arah pembangunan tidak sesuai dengan nilai Pancasila.
“Dari semua indikator, kita terancam. Rupiah melemah,” kata Prabowo saat memberi sambutan di acara ulang tahun Djoko Santoso, Sabtu (8/9/2018).(*)