Beritaenam.com, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga menilai aksi sejumlah ibu rumah tangga yang tergabung dalam Barisan Emak-emak Militan (Bem) yang berunjukrasa meminta presiden Jokowi mundur karena menjadi capres, sah-sah saja. Hal itu bagian dari kebebasan menyampikan pendapat.
“Kalau ada keinginan-keinginan pendapat kan wajar saja,” ujar Eriko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (4/9/2018).
Hanya saja menurut Eriko tidak ada yang dilanggar Jokowi karena masih menduduki jabatan Presiden meski maju dalam Pilpres 2019.
Tidak ada keharusan bagi Presiden untuk mundur karena ikut kembali dalam kontestasi Pemilu.
“Kan hal yang memang di manapun ada berada, di Amerika juga kampanye apa harus cuti harus berhenti juga, kan tidak. Kan pak Jokowi juga tidak memanfaatkan ini menjadi kampanye yang mendahului kan tidak,” katanya.
Eriko menduga unjukrasa tersebut untuk mempengaruhi orang lain terkait status calon petahana.
Hanya saja menurutnya unjukrasa tersebut tidak akan berpengaruh, karena masyarakat kini sudah paham menganai aturan perundang-perundangan.
“Mencoba seperti itu untuk misalnya meyakinkan berbagai pihak atau katakanlah ini menjadi beredar di sosmed, media, tapi kan masyarakat sendiri kan memahami betul ada hal yang terganggu, atau ada hal yang dilanggar kan tidak juga,” katanya.
Sebelumnya para ibu rumah tangga yang tergabung dalam barisan emak-emak militan (BEM) menggelar unjuk rasa di depan KPU, Jalan Imam Bonjol, Jakarta, Senin, (3/9/2018).
Mereka menuntuk Jokowi mundur sebagai presiden karena maju sebagai Capres. Mereka menuntut agar Jokowi mengikuti jejak Sandiaga Uno yang mundur sebagai Wakil Gubernur Jakarta.
“Agar Pemilu Jurdil kami minta Jokowi mundur, agar tidak memanfaatkan fasilitas negara saat kampenye, ” ujar kordinator unjuk rasa Tri Erniyati.