beritaenam.com, Jakarta – Peresmian Moda Raya Terpadu (MRT) oleh Presiden Joko Widodo disambut gegap gempita masyarakat. Kini Indonesia bisa disejajarkan dengan kota-kota besar di dunia, dengan moda transportasi modern dan terpadu.
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengungkapkan tidak mudah menyelesaikan mega proyek yang sudah dicanangkan sejak pemerintahan orde baru. Pemerintahan terus berganti, nyatanya proyek ini pun tak kunjung terlaksana.
Saat Presiden Jokowi mengambil alih, tepatnya saat menjabat Gubenur DKI Jakarta proyek MRT mulai menemui titik terang. Baru satu tahun menjabat Gubernur DKI Jakarta, proyek MRT mulai digarap sejak peletakkan baru pertama di tahun 2013.
Meski telah menjadi Presiden, Jokowi tetap memantau lansung proses pengerjaan proyek MRT. Enam tahun pelaksanaan proyek, akhirnya tadi pagi fase pertama sepanjang 15 komentar dari Lebak Bulus ke Bundaran HI resmi beroperasi.
Sejatinya, dibandingkan dengan kota-kota lainya di Asi Tenggara, Indonesia sedikit tertinggal dalam penerapan moda transportasi massal perkotaan berbasis rel. Namun, tidak ada kata terlambat untuk sebuah perubahan.
“Sekalipun begitu, Presiden Jokowi telah mampu mengejar ketertinggalan kota-kota besar dunia dengan pembangunan moda transportasi publik yang nyaman dan berbasis rel yang dilengkapi berteknologi tinggi ini,” kata Ace di Jakarta, Minggu 24 Maret 2019.
Keberadaan MRT bukan saja kebanggaan bagi masyarakat Jakarta, tetapi juga simbol peradaban baru bertransportasi masyarakat Indonesia.
Lantas, muncul pertanyaan mengapa proyek ini bisa selesai dalam waktu enam tahun, setelah pemerintahan-pemerintahan sebelumnya tak kunjung terealisasi. Kata Ace, efektivitas adalah kuncinya. Dan Jokowi telah melakukan itu.
Setidaknya, ada lima faktor efektivitas yang dilakukan Jokowi baik itu ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta maupun sekarang sebagai seorang presiden. Pertama, inovasi dan berpikir ‘out of the box’ salah satu kuncinya. Gaya kepemimpinan Jokowi yang tidak kaku dan konvensional.
“Pak Jokowi tidak hanya menerima laporan begitu saja dari para pembantunya. Tapi terjun sendiri ke lapangan memantau pekerjaan tersebut, walaupun oleh ada pihak-pihak yang menyebutnya sebagai pekerjaan ‘mandor’,” kata Ace.
Kedua, Jokowi menjadi katalisator yang menginspirasi dan memotivasi orang di sekelilingnya menuju perubahan. Tak ayal, para pembantunya khususnya para menteri terpacu untuk bekerja sesuai target dan visi yang ingin dituju bersama.
Gaya kinerja Jokowi menjadi role model para jajaran menteri di bawahnya. Bukan hanya instruksi, Jokowi bahkan tak jarang terjun langsung ke lapangan, bukan sekedar memantau dan melihat pekerjaan.
“Di situlah seorang pemimpin menginspirasi dan memotivasi anak buahnya untuk bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai target yang telah dicanangkan,” ujar Ace.
Sebagai seorang pemimpin, harus mencerminkan keteladanan yang baik. Baik saat tugas pemerintahan maupun dalam keseharian. Hal itu telah ditunjukan Jokowi.
“Bukan hanya banyak bicara, tapi bekerja langsung. Hal ini memotivasi mereka untuk ingin terus meningkatkan kemampuan dan kinerja dalam diri mereka,” ucap Ace.
Kelima, pepatah semakin besar kapal semakin besar pula gelombangnya itulah yang paling tepat menggambarkan sosok Jokowi. Jokowi memiliki tingkat kecerdasan emosional yang tinggi.
Tak sedikit pihak yang pesimis dan mengkritik program Jokowi yang terus menggenjot proyek insfratruktur. Bahkan, kritikan yang mengarah ke ranah personal ia tak acuh. Konsistensi dan fokus dengan tujuan awal insfratruktur untuk rakyat dan daei rakyat.
“Pak Jokowi difitnah dengan hal-hal yang sesungguhnya tidak relevan dengan apa yang dikerjakannya. Namun, Pak Jokowi tangguh dan tetap tegak berdiri bekerja untuk rakyat,” ucap Ace.
Kelima, Jokowi salah satu sosok pemimpin yang tahu betul kapasitas dan kompetensi jajaran orang di bawahnya. Bukan sekedar memberi jabatan, tetapi mereka diberdayakan sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimilikinya.
“Memberdayakan itu artinya memberikan kepercayaan kepada anak buahnya untuk bekerja sesuai dengan skema yang disepakati,” ucap Ace, seperti dikutip dari medcom.id
Dari kelima faktor itu, roda pemerintahan berjalan efektif. Hampir seluruh target pembangunan nasional tercapai. Bukan hanya proyek MRT tetapi juga proyek-proyek yang lainnya.
“Jalan tol, bendungan, irigasi, aktivasi Kereta Api yang mangkrak, waduk, tanggul, jalan desa, dan lain-lain menunjukan bahwa Pak Jokowi merupakan pemimpin yang bekerja secara efektif,” pungkasnya.