Site icon Beritaenam.com

Agi Sugiyanto Ingin Menebar Ilmu Menjadi Wirausaha Unggul dan Kreatif

Sahabat Facebook, Sabtu (29/4) mendatang, pukul 08.00 – 12.00 WIB, bertempat di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia, saya diundang sebagai pembicara dalam seminar kewirausahaan.

Buat sahabat-sahabat yang ingin datang dipersilahkan. Saya akan menyampaikan tips mudah menjadi enterpreneur. Berikut saya akan menyampaikan beberapa point penting, adalah;

1. Semua orang punya kesempatan untuk menjadi enterpreneur. Banyak jalan dan banyak cara untuk menjadi wirausaha yang sukses dan tangguh.

Ada yang memulai dari nol, bersusah susah sendirian, ada yang diajak teman, ada juga yang menjalankan usaha karena warisan, artinya tinggal meneruskan usaha keluarga.

2. Setiap pebisnis. Selalu mengalami 2 resiko, yaitu rugi atau dibohongi. Ini berdasarkan pengalaman saya sebagai wirausaha yang berangkat dari bawah.

Menurut saya, seseorang belum dikatakan sebagai pengusaha tangguh, kalau belum pernah mengalami dua hal tersebut. Ini tanpa menafikan kemungkinan yang lain.

Kalau ada seseorang sukses tanpa mengalami benturan dua hal tersebut di atas, saya kok meragukan. Jangan-jangan  dia bukan seorang enterpreneur sejati.

3. Benturan atau kendala kerap dihadapi oleh seseorang dalam merintis sebuah bisnis. Kendala atau benturan itu, menurut saya adalah sebuah proses untuk menjadikan kita tangguh dan menjadi pembelajaran.

Ibaratnya belajar, kita melewati fase ujian. Tapi terkadang, ujian itu kerap muncul di awal.

Dalam kehidupan saya, berbagai ujian hidup menjadikan diri ini kuat dan tahan benturan. Dan itulah hikmah yang saya ambil, dibalik kesulitan, ada jalan terang.

4. Kadang seseorang mengalami kegamangan, ketika terbentur di awal merintis usaha. Biasanya yang dilakukan adalah berhenti, atau mundur untuk tidak mau lagi mencoba, atau mencari jalan keluar.

Tipe orang seperti itu, menurut saya bukan tipe pekerja keras, atau tipe yang tidak mau bersusah payah.

Tipe seperti ini banyak, dan saya menyebutnya tipikal yang enggan menghadapi tantangan, mau di posisi aman, pasrah menerima apa adanya. Kalau saya, tidak mau pasrah dengan keadaan. Ada seribu jalan menuju sukses.

5. Mau sukses? Kalau pertanyaan ini saya lontarkan, semua akan menjawab mau. Tapi bagaimana caranya? Itu masalahnya.

Baik, saya akan kasih tips sederhana, dan berdasarkan pengalaman saya merintis usaha, sampai pada tahap dimana saya sudah melahirkan entrepreneur-entrepreneur muda berkualitas dan tahan banting.

Yang pertama, kita harus menentukan jenis usaha apa yang cocok. Banyak peluang di depan mata, apapun pilihan itu, harus benar-benar dicermati, dianalisa, dilakukan survei sederhana. Penuh perhitungan dan mempertimbangkan berbagai aspek dan resiko. Termasuk peluang dan tantangannya.

Dan yang lebih penting dari itu adalah, melihat kemampuan diri ini dari segi finansial. Kalau kemampuan kita hanya 4 point, jangan melakukan eksplorasi bisnis lebih dari kemampuan itu. Minimal memulai dari point 1, atau point 2.

Jika gagal, masih ada peluang berikutnya. Ingat, kegagalan atau kerugian adalah hal yang jadi resiko dan setiap orang pernah mengalami itu.

6. Ketika kita terbentur pada masalah. Jangan lantas mundur. Ibarat kita terbentur tembok, lalu jatuh jangan berhenti sambil meratapi nasib. Apalagi mundur dan tidak mau menatap lagi ke depan.

Kalau saya, jika terbentur tembok dan terjatuh, yang saya lakukan adalah segera melakukan introspeksi diri, dan berdiri mencari jalan keluar untuk bisa melewati tembok itu.

Siapa tahu, dibalik tembok itulah sebuah oase dari keberhasilan yang memang kita mau tuju.

Makanya saya selalu menekankan jangan pernah berhenti pada masalah, tapi selesaikan dan berhentilah di solusi.

7. Jika kita sudah menentukan pilihan atau jenis usaha yang akan kita geluti. Lalu ihtiar kerja keras, dedikasi, lewat perhitungan matang. Semua sudah kita persiapkan. Selebihnya, kita kembalikan pada ketentuan Tuhan yang maha mengatur dan memberi jalan.

Kerja keras dan dedikasi harus dibarengi dengan ihtiar batin. Dalam hal ini saya menyebutnya ada manajemen rasional, dan manajemen spiritual. Keduanya harus seimbang.

Rasional untuk menentukan langkah-langkah kita yang secara logika dan terukur.

Sementara spiritualku menyebutnya sebagai wahana mensinergikan kekuatan di luar nalar manusia.

Di sana ada nilai-nilai kejujuran, empati dan nilai religiusitas. Ada yang mengatakan bahwa dalam bisnis itu kotor, penuh intrik, dan persaingan tidak sehat.

Memang ada sebagian orang menerapkan pola bisnis seperti itu. Tapi buat saya, saya mencoba untuk menghindari bisnis kotor, main curang.

Bisnis selayaknya harus dilandasi nilai-nilai kejujuran, transparan dan akuntabel.

Bisnis yang sehat, menurut saya adalah bisnis yang menganut norma dan tata cara yang benar dan tidak menggencet apalagi bertindak curang.

Bisnis yang baik harus bersinergi dengan rekan maupun saingan. Saya percaya, rizky nggak akan ketukar, dan Allah SWT Sudah mengatur semuanya.

8. Sebagai penutup, saya mau sampaikan bahwa setiap orang punya peluang dan kesempatan menjadi enterpreneur.

Jenjang pendidikan formal, itu penting buat kita memahami ilmu pengetahuan tentang manajemen, marketing, dan lain-lain.

Secara praktis saya menyebutnya sebagai ajang melatih dan mengasah diri untuk tekun dan berdedikasi.

Tapi begitu kita sudah masuk pada tataran praktis, ada belantara baru dan itu akan kita hadapi.

Saya sudah mencetak ribuan orang menjadi enterpreneur, dengan latar belakang pendidikan dan sosial. Ada yang berpendidikan tinggi, tapi ada yang tidak sekolah sama sekali.

Kuncinya ada pada keuletan, kerja keras, disiplin dan yang lebih penting punya kegelisahan untuk sukses. Sukses adalah milik setiap orang…

Exit mobile version