Site icon Beritaenam.com

Ahwil Lutan, Ahwil Loetan atau Ahwil Luthan?

asri-hadi-3
Ahwil bersama sahabat, S.S Budi Rahardjo (pemimpin redaksi Matra& eksekutif) dan Asri Hadi (pemred Indonews.id) 

Beritaenam.com — Ada yang menulis namanya dengan Ahwil Loetan, kemudian ada juga yang menulis namanya dengan Ahwil Luthan, dengan ejaan baru. Tidak memakai huruf oe, sebagai huruf U.

Ternyata, dalam list redaksi majalah HealthNews, yang benar penulisan dari jenderal ini adalah Ahwil Lutan. Tanpa huruf H. “Ga-gapa, orangnya kan tetap ini,” ujar Ahwil, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia (BNN RI) pertama.

Pemimpin Redaksi majalah HealthNews dan kini Healthnews.co.id ini memang jenderal senior yang asyik-asyik aja. Sosok polisi yang kalem dan oleh kalangan junior di bawahnya, disebut beliau adalah polisi yang “lurus”.

Dalam momen wawancara ekslusif, Ahwil berbicara “Jaringan Narkotika Internasional: Modus dan Varian Produk. Harus Bagaimana kita?”.

Bahwa ada banyak jenis narkotika yang beredar di masyarakat seperti ganja, amphetamin, heroin, kokain dll.

Secara garis besar mereka memiliki efek atau pengaruh yang sama yakni dapat memengaruhi kondisi kejiwaan/psikologi (pikiran, perasaan dan perilaku) seseorang, serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.

Ahwil bercerita, saat ia menjadi Kepala BNN, mensosialisasikan alternative development. Ladang ganja di Aceh, diganti dengan tanaman buah naga yang juga punya nilai atau harga bagus di masyarakat.

Tanaman ganja di Aceh, harus diakui, menjadi sumber ekonomi buat banyak orang di sana, yang jika tak diberi alternatif pemasukan. Maka, penanaman ganja akan terus berlangsung. Proyek itu, kemudian berjalan baik, dengan masyarakat yang kemudian sadar dan teredukasi, menanam kopi.

Mantan Duta Besar Meksiko ini menjelaskan,  ganja disebut narkoba berlaku sampai sekarang, karena memiliki ketergantungan tinggi.

Selain Ganja, tambah Ahwil, zat adiktif dengan efek ketergantungan sangat tinggi adalah Methamphetamin (shabu, ice, crystal, meth) yang paling populer saat ini. Zat ini sendiri diproduksi dalam lab kecil-kecilan.

Efek jangka pendek dari shabu, antara lain perilaku yang tak menentu dan kejang, halusinasi, semangat berlebihan, hingga mudah marah.

Untuk efek jangka panjangnya adalah kerusakan permanen pada pembuluh darah, jantung dan otak serta tekanan darah tinggi akibat serangan jantung, stroke dan kematian.

“Kerusakan liver, ginjal dan paru-paru, masalah pernafasam, malnutrini, kerusakan gigi, disorientasi, ketergantubgan psikologis yang sangat kuat, psyshosis dan depresi,” tambahnya.

Dalam pemaparannya, Ahwil juga menjelaskan terkait zat ekstasi. Ekstasi, ungkapnya, dikembangkan oleh Merck pada 1912 dengan nama asal MDMA atau methy (menedioxymethamphethamine) untuk pengujian psikologis peperangan.

10 Jaringan Narkoba Internasional terkenal

Tak hanya berbagi tentang varian produk dan cara kerjanya merusak generasi depan masa depan bangsa, pria kelahiran Pematang Siantar, Sumatra Utara, 1 Juni 1947 ini juga membeberkan 10 Jaringan Narkoba Internasional di dunia.

Ada Zhenli Ye Gon yang menduduki peringkat pertama. Zhenli adalah seorang pengusaha Cina-Meksiko. Dia adalah pemilik dan perwakilan hukum Unimed Pharm Chem México, serta berbagai perusahaan Meksiko lainnya. Ia adalah orang yang paling dicari di 180 negara. dia ditangkap oleh aparat AS pada juli 2007.

Lalu ada Frank Lucas, seorang pria yang dikenal sebagai gembong narkotika asal Amerika Serikat (AS). Lucas lahir di North Carolina pada 1930. Ia kemudian pindah ke New York, hingga dikenal seorang pedagang narkotika yang besar sepanjang 1960 hingga 1970.

“Ada Klans Bruinsma yang dijuluki raja narkoba belanda nomor satu, ditembak mati oleh anggota mafia dan juga mantan perwira polisi martin Hoogland. Ia dikenal sebaga De Lange atau jangkung satu dan de Dominee atau menteri karena kebiasaanya mengajar orang lain,” tutur Ahwil.

Kemudian ada Ismael Zambada Garcia. Semula ia hanyalah seorang petani yang sesekali menjual kokain dan ganja dari Kolombia dalam skala kecil. Namun kemudian kartel Sinaloa mengendalikan wilayah Durango, Chihuahua, Sonora, Nuevo León, dan Michoacán.

Berikutnya ada Gilberto Rondriguez Orejuela yang mendirikan Kartel Calli pada 1970an lalu berdiri secara diam-diam di tengah persaingan dengan Kartel Medelin. Perusahan ini lalu berkembang menjadi basis penyelundupan kokain dari peru dan Bolivia ke Kolombia.

“Lalu ada Joaqim Guzman Loera yang menjadi kingpin narkoba paling ngetop di Mexico. Dia terkenal karena menggunakan terowongan untuk penyelundupan kokain dari mexico ke Amerika,” Ahwil memaparkan.

Selanjutnya, ada Osiel Cardenas Guillen yang merupaakan raja narkoba Meksiko dan merupakan pemimpin simbolis dari Kartel Gulf. Lalu ada Amado Carilo Funtes yang menyelundupkan kokain dari mexiko ke Amerika 4 kali lebih banyak dan besar dari yang lainnya.

“Berikutnya da Pablo Escobar. Dia adalah orang paling terkenal atas kekerasannya sebagai pemimpin dari Kartel Medelin,” ujar Ahwil.

Terkahir ada Jendral Manuel Norigea, seorang jendral yang kemudian menjadi presiden dan panglima tentara di Panama. Namun pada tahun 1989, “Jendral Manuel Noriega ditangkap sebagai diktator dan penyelundup narkoba internasional,” urai Ahwil.

Dalam mengakhiri pemaparannya, Jendral bintang tiga itu berpesan agar apa yang didengar dan didapat melalui sharing online seputar narkoba ini dapat dijadikan sebagai pengetahuan tambahan agar lebih waspada dan hati-hati terhadap bahaya narkoba.

“Terakhir saya mau berpesan bahwa better knowledge for the better care. Jadi, informasi yang diperoleh dari sharing hari ini dapat menjadi berguna bagi kita agar bebas dari bahaya narkoba,”  Ahwil Lutan menegaskan.

Selfie para mantan kepala BNN

 

Exit mobile version