[ad_1]
Baru meme telah mengambil alih Indonesia. Ada orang-orang yang berbagi foto diri mereka sendiri dalam dua tahap berbeda dalam hidup dengan teks, “Bagaimana hal itu dimulai vs bagaimana perkembangannya”.
Kebanyakan orang menggunakannya untuk menunjukkan seberapa banyak yang telah berubah dalam hubungan, karier, dan hobi mereka. Tetapi organisasi non-pemerintah World Wide Fund for Nature (WWF) ikut serta untuk menjelaskan masalah penting: perubahan iklim.
Postingan tersebut menyajikan efek drastis dari perubahan iklim bagi mereka yang tinggal di bumi, menggunakan gambar grafis tentang seberapa banyak yang telah berubah di planet ini selama bertahun-tahun.
Tweet pertama menunjukkan “bagaimana itu dimulai vs bagaimana itu terjadi” dari lapisan es yang mencair. Di sebelah kiri adalah foto lapisan es yang pernah tumbuh subur, sedangkan di kanan menunjukkan beruang kutub di atas selembar es yang mencair.
Es laut menyusut 14 persen per dekade karena perubahan iklim, National Geographic melaporkan. Saat es mencair, beruang kutub terpaksa berjalan dan berenang jarak jauh hanya untuk mendapatkan es yang tersisa. Entah itu atau beruang kutub tinggal di darat lebih lama, membuat diri mereka sendiri kelaparan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah tinjauan sejawat Nature menemukan bahwa beruang kutub bisa jadi dihapuskan pada tahun 2100 karena efek perubahan iklim.
Tweet kedua WWF menunjukkan bagaimana hutan yang dihancurkan oleh kebakaran telah menyebabkan beruang koala kehilangan rumah mereka. Foto pertama menunjukkan hutan hijau dan subur, sedangkan foto kedua menunjukkan beruang koala bergelayutan di pohon di hutan yang telah terbakar habis.
Perubahan iklim merupakan faktor penyebab kebakaran hutan yang menghancurkan di Australia. Negara telah mengalami kekeringan parah dan curah hujan sangat rendah.
Pada 2012, pemerintah Australia menyatakan beruang koala “rentan terhadap kepunahan” di bawah Undang-undang Perlindungan Lingkungan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati 1999. Parlemen New South Wales juga merilis a melaporkan pada tanggal 30 Juni yang memperkirakan bahwa kebakaran hutan dari September 2019 hingga Maret tahun ini menewaskan sedikitnya 5.000 koala di New South Wales saja, menyimpulkan bahwa koala di negara bagian bisa menghadapi kepunahan pada tahun 2050.
Usai mem-posting meme tersebut, WWF pun mengajak masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam meme mereka Suara untuk Planet gerakan. Ini mendorong orang untuk berjanji membuat perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari mereka, dari kebiasaan makan dan berbelanja hingga konsumsi energi.
Terlepas dari bukti perubahan iklim, banyak orang masih memilih untuk menutup mata. Menurut a Survei Pew Research Center 2018, rata-rata 20 persen di seluruh negara yang disurvei menganggap pemanasan global sebagai ancaman kecil. Sembilan persen tidak menganggapnya sebagai ancaman sama sekali.
Kebanyakan orang menggunakannya untuk menunjukkan seberapa banyak yang telah berubah dalam hubungan, karier, dan hobi mereka. Tetapi organisasi non-pemerintah World Wide Fund for Nature (WWF) ikut serta untuk menjelaskan masalah penting: perubahan iklim.
Postingan tersebut menyajikan efek drastis dari perubahan iklim bagi mereka yang tinggal di bumi, menggunakan gambar grafis tentang seberapa banyak yang telah berubah di planet ini selama bertahun-tahun.
Tweet pertama menunjukkan “bagaimana itu dimulai vs bagaimana itu terjadi” dari lapisan es yang mencair. Di sebelah kiri adalah foto lapisan es yang pernah tumbuh subur, sedangkan di kanan menunjukkan beruang kutub di atas selembar es yang mencair.
Es laut menyusut 14 persen per dekade karena perubahan iklim, National Geographic melaporkan. Saat es mencair, beruang kutub terpaksa berjalan dan berenang jarak jauh hanya untuk mendapatkan es yang tersisa. Entah itu atau beruang kutub tinggal di darat lebih lama, membuat diri mereka sendiri kelaparan. Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah tinjauan sejawat Nature menemukan bahwa beruang kutub bisa jadi dihapuskan pada tahun 2100 karena efek perubahan iklim.
Tweet kedua WWF menunjukkan bagaimana hutan yang dihancurkan oleh kebakaran telah menyebabkan beruang koala kehilangan rumah mereka. Foto pertama menunjukkan hutan hijau dan subur, sedangkan foto kedua menunjukkan beruang koala bergelayutan di pohon di hutan yang telah terbakar habis.
Perubahan iklim merupakan faktor penyebab kebakaran hutan yang menghancurkan di Australia. Negara telah mengalami kekeringan parah dan curah hujan sangat rendah.
Pada 2012, pemerintah Australia menyatakan beruang koala “rentan terhadap kepunahan” di bawah Undang-undang Perlindungan Lingkungan dan Konservasi Keanekaragaman Hayati 1999. Parlemen New South Wales juga merilis a melaporkan pada tanggal 30 Juni yang memperkirakan bahwa kebakaran hutan dari September 2019 hingga Maret tahun ini menewaskan sedikitnya 5.000 koala di New South Wales saja, menyimpulkan bahwa koala di negara bagian bisa menghadapi kepunahan pada tahun 2050.
Usai mem-posting meme tersebut, WWF pun mengajak masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam meme mereka Suara untuk Planet gerakan. Ini mendorong orang untuk berjanji membuat perubahan kecil dalam kehidupan sehari-hari mereka, dari kebiasaan makan dan berbelanja hingga konsumsi energi.
Terlepas dari bukti perubahan iklim, banyak orang masih memilih untuk menutup mata. Menurut a Survei Pew Research Center 2018, rata-rata 20 persen di seluruh negara yang disurvei menganggap pemanasan global sebagai ancaman kecil. Sembilan persen tidak menganggapnya sebagai ancaman sama sekali.
[ad_2]