Site icon Beritaenam.com

Baja Menajamkan Baja

“Dasar Tolol, Bodoh semuanya!” Seru Sonny (14 th) yang baru aja pulang sekolah. Ia menghempaskan badannya di sofa dengan muka cemberut. Sang Bunda yang sedang di dapur pun keluar menghampirinya. “Mengapa Nak?” begitu sang bunda menyapanya.

“Ini Bunda, teman-temanku itu orang bodoh semuanya! Saya sudah berikan pemikiran saya yang terbaik pada mereka tapi tetap aja mereka keras kepala dengan gagasan mereka yang jelas-jelas ngaco. Stupid, Stubborn!”

Sang Bunda dengan arif dan sabar serta senyumnya yang manis berkata: “Yuk ikut Bunda ke dapur, bantu bunda untuk kupas kentang ya. Mau kan? Daripada kamu kesal. Mengupas kentang bisa meredakan kekesalan kamu loh, ini anti stress. Hehehe.”

Selanjutnya sang bunda menyiapkan pisau dan kentang yang mau dikupas. Ia memberi instruksi pada Sonny bagaimana untuk mengupas kentang tersebut. “Aduh Bunda, pisau ini kayanya tumpul deh, susah nih ga bisa mengupas kulit kentangnya.”

“Oh iya, Bunda lupa bahwa memang pisau itu tumpul. Nah ini ada sebilah kayu, pakai ini untuk menajamkan pisau itu.”

“Wah Bunda, saya udah coba mengasahnya, gak bisa nih. Malahan kayunya yang termakan sama pisau ini.”

“Oh coba, kalau gak bisa, coba nih Bunda ada beli di pasar kikir yang terbuat dari plastik. Kalau ga bisa juga baru deh pakai kikir besi ini.”

“Haduh Bunda, kikir plastik ini sih abal-abal, ga bisa juga nih. Coba yang besi ini, nah… ini baru mantap! Segera saja, pisau ini tajam. Coba saya kupas kentangnya pakai pisau tajam ini. Wah, ternyata jadi mudah!”

Sang Bunda mengangguk dengan arif. “Ya betul sekali anakku, kikir yang terakhir itu sesungguhnya terbuat dari Baja, dan pisau ini disebut apa? Stainless Steel bukan? Itu artinya pisau ini terbuat dari Baja. Jadi ga bisa Kayu atau Plastik digunakan untuk menajamkan Baja, dan hanya bajalah yang bisa menajamkan baja. Menurut kamu Sonny, kemauan kamu untuk melaksanakan gagasan kamu itu sekeras baja atau tidak?”

Sonny: “Ya jelas dong Bunda. Saya serius kok dengan rencana saya, justru karena saya keras hati untuk meneruskan gagasan saya ini makanya saya jadi kesal dikritik terusss.”

Bunda: “Nah jika teman-teman kamu yang tadi kamu katakan “KERAS” Kepala itu mencoba menajamkan rencana kamu, bukankah justru kamu harus berterima kasih?

” Sang Bunda tersenyum, “Tahu gak, kalau Bunda terus memaksakan kamu untuk mengupas kentang dengan pisau tumpul itu?, bisa jadi pisau tumpul itu akan meleset dan barangkali akan melukai atau mencederai tangan kamu.

Demikian juga sebuah gagasan yang tumpul bisa jadi gagasan itu akan meleset ketika kita mengeksekusinya dan itu bisa mencederai kita. Sebab itu biarkan Baja menajamkan baja. Supaya saat kita mengeksekusi rencana kita semuanya menjadi lancar.”

“Dan juga harus diingat! Seorang ahli masak yang hebat, mereka pun tahu bagaimana memilih pisau baja (stainless steel) yang baik untuk memotong, juga tahu bagaimana memilih pengasah baja yang baik untuk mengasah pisau baja tersebut.” Lanjut sang Bunda.

Di dalam bukunya Seven Habits of Highly Effective People, Stephen R. Covey menjelaskan bahwa Habits / Kebiasaan ke 7 adalah Sharpening the saw atau Mengasah gergaji.

Sekalipun kita mempunyai Pendidikan yang hebat, kepandaian atau ketrampilan yang hebat, penampilan yang luar biasa. Kita perlu untuk terus mengasahnya agar terus menuju kesempurnaan di dalam performa berikutnya.

Dan juga perlu diingat bahwa kita perlu orang yang mengkritik kita, menyampaikan hal-hal yang barangkali kita tidak ingin dengar. Sebab hal-hal inilah yang menjadikan kita menjadi SEMPURNA.

“You use steel to sharpen steel, and one friend sharpens another.” Proverbs 27:17 (MSG)

Have a GREAT Day! GC

 

Exit mobile version