Site icon Beritaenam.com

Berharta Rp 2.000 Triliun, Begini Sejarah Keluarga Paling Tajir Sedunia

Sam Walton.

Beritaenam.com, Jakarta – Keluarga Walton merupakan keluarga terkaya di Amerika Serikat (AS). Total harta keluarga pemilik bisnis ritel terbesar di dunia ini mencapai US$ 140 miliar atau sekitar Rp 2.030 triliun (kurs Rp 14.500).

Walmart yang didirikan oleh Sang Ayah, Sam Walton merupakan cikal bakal lahirnya keluarga paling tajir se-AS atau bahkan sedunia ini. Dengan beranggotakan 7 orang, keluarga Walton telah berulang kali mempertahankan predikat tersebut.

Namun tahukah Anda bagaimana sejarah keluarga asal Arkansas ini bisa menjadi begitu kaya raya? Semua berawal dari seorang Sam Walton, anak ajaib yang nantinya merintis sebuah toko ritel terbesar di dunia.

Sam Walton lahir pada 29 Maret 1918, di Kingfisher, Oklahoma. Sam adalah putra pertama dari keluarga petani. Ayahnya, Thomas Gibson Walton, dan ibunya, Nancy Lee, tinggal di ladang selama beberapa tahun.

Saat depresi ekonomi melanda Amerika Serikat, Sam Walton muda harus berjuang secara finansial kepada keluarganya dengan bekerja di peternakan sapi, memerah susu sapi, mengemaskannya hingga mengantar ke pelanggan.

Setelah bekerja di peternakan pada pagi hari, dia lanjut menjadi loper koran dan majalah untuk mendapatkan uang tambahan.

Pribadinya yang energik dan rajin membuatnya mendapatkan penghargaan “Most Versatile Boy” dari sekolahnya David H. Hickman High School di Columbia.

Pada saat dia lulus dari universitas pada 1940, teman-teman mahasiswanya bahkan memilih dia sebagai Presiden Abadi di kelas mereka.

Setelah lulus, Walton sempat bergabung dengan Angkatan Darat untuk ikut dalam Perang Dunia ke-II. Bekerja di intelijen militer, Walton naik ke pangkat kapten hingga akhirnya dia menikah.

Walton yang kembali dari perang pun mulai terjun ke dunia bisnis toko kelontong di New Port, Arkansas.

Dengan pinjaman US$ 20.000 dari mertuanya serta US$ 5.000 yang disimpannya selama di Angkatan Darat, Walton mulai menekuni bisnis ritel.

Di toko pertamanya ini, Walton banyak belajar dan mempraktekkan ide-ide brilian untuk mengembangkan bisnisnya di masa mendatang. Hingga akhirnya Walton membuka toko keduanya.

Penjualan tokonya tumbuh dari US$ 80.000 menjadi US$ 225.000 dalam tiga tahun. Hal ini bahkan membuat Sang pemilik toko utama menaikkan sewanya menjadi 5% dari penjualan, hingga memaksa Walton keluar dari toko setelah kontrak sewa habis.

Pada akhir 1940-an, Sam Walton membuka waralaba toko serba ada di Bentonville, Arkansas.

Toko Bentonville membukukan penjualan yang tumbuh dengan mantap di masing-masing dari tiga tahun pertama, yakni US$ 105.000 di tahun pertama, US$ 140.000 di tahun kedua, dan US$ 175.000 di tahun ketiga.

Setelah itu, Sam Walton pun melakukan ekspansi besar-besaran ke wilayah lainnya di AS. Pada 1962, dengan bantuan dari saudaranya, ayah mertua, dan ipar laki-lakinya, Walton telah memiliki 16 toko di tiga negara bagian.

Walton saat itu melihat peluang besar di komunitas pedesaan, terutama di beberapa tempat terpencil karena penduduknya yang padat pasca terjadi baby boomers.

Pada Juli 1962, Walton pun membuka toko Wal-Mart Discount City pertama di kota Ozarks, Rogers, Arkansas. Pada saat itu, sebagian besar toko di Amerika perang diskon di kota yang sama.

Namun Walton melihat peluang pertumbuhan sebenarnya ada di kota-kota kecil. Dia pun menjual dengan harga murah ke pasar yang lebih kecil, sehingga dagangannya laku keras.

Salah satu biaya terbesar dalam operasionalnya saat itu adalah transportasi. Ketika Wal-Mart berkembang, taktik Walton adalah memastikan bahwa semua barang di toko didatangkan satu hari dari sebuah gudang Wal-Mart. Dia juga menghemat uang dengan memiliki armada truknya sendiri.

Strategi Walton terbayar. Pada tahun 1969, Wal-Mart telah memiliki jaringan 38 toko yang membukukan penjualan US$ 44.2 juta.

Tahun itu, perusahaan resmi didirikan sebagai Wal-Mart Stores, dan satu tahun kemudian membuka kantor pusat perusahaan dan pusat distribusi di Bentonville, Arkansas. Pada tahun 1970, Wal-Mart menjadi perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek New York.

Pada 1970-an, Wal-Mart terus berkembang, menambah toko di Kansas, Louisiana, Tennessee, Kentucky, Mississippi, dan Texas.

Pada 1977, hanya 15 tahun setelah Walton membuka Wal-Mart pertama, ada 190 jaringan toko sudah tersebar di berbagai wilayah AS. Dan pada tahun 1985, Wal-Mart telah membuka tokonya yang ke-800.

Walton yang pada 1987 berusia 69 tahun merayakan hari jadi Wal-Mart ke-25. Di tahun itu, Wal-Mart telah mempunyai 1.198 jaringan di seluruh negeri, dan penjualan tahunannya mencapai US$ 15,9 miliar dengan jumlah tenaga kerja mencapai 200.000 orang.

Pada tahun 1988, pada usia 70, Walton pensiun sebagai CEO, dan menyerahkan kendali kepada eksekutif veteran Wal-Mart, David Glass.

Selama beberapa tahun terakhir hidupnya, Walton menderita dua jenis kanker, yakni leukemia dan kanker sumsum tulang.

Dia meninggal pada 5 April 1992, di Rumah Sakit Ilmu Kedokteran Universitas Arkansas di Little Rock, Arkansas.

Hanya sebulan sebelum kematiannya, Walton dihormati oleh Presiden George H.W. Bush dengan Presidential Medal of Freedom.

University of Arkansas Business College pun berganti nama menjadi Sam M. Walton College of Business untuk menghormatinya.

“Mungkin saya terlahir untuk menjadi pedagang, mungkin itu takdir. Saya tidak tahu tentang itu. Tetapi saya tahu ini dengan pasti: Saya menyukai ritel sejak awal,” kata Walton soal alasannya menjadi pebisnis.

Saat kematiannya pada tahun 1992, Walton mewariskan kekayaan lebih dari US$ 100 miliar kepada ahli warisnya.

Hari ini, keluarga Walton adalah yang terkaya di Negeri Paman Sam, dengan total kekayaan bersih gabungan sekitar US$ 140 miliar pada tahun 2017.

Sumber: detik.com

Exit mobile version