Site icon Beritaenam.com

Bully Yang Gemar Menggertak

Apa definisi bully sebenarnya?

Penelitian menunjukan bahwa mereka punya perlawanan yang disebabkan oleh prasangka buruk atau sejenis paranoai.

Mereka selalu punya dorongan melawan orang lain, sekalipun orang yang dilawan itu tidak sedang tidak melakukan apa-apa.

Susahnya, mereka merasa ada provokasi dari orang lain yang membuat mereka bersifat agresif. Padahal tidak.

Pendek kata, para pelaku bully berpendapat bahwa agresi adalah cara terbaik menyelesaikan konflik. Mereka juga punya keinginan kuat untuk berkuasa dan mendapatkan kepuasan dari melukai orang lain.

Para psikolog menyebut, perilaku mereka tidak prososial, alias tidak tahu bagaimana cara berhubungan dengan orang lain.

Akibatnya, mereka tidak dapat menahan diri, tidak dapat mengerti perasaan orang lain, dan mengingkari penderitaan orang lain.

Merasa sah-sah saja menggangu dan mengancam orang lain, dan “buta” dalam hal sensitivitas terhadap perusahaan orang lain.

Bisa juga karena faktor persaingan, yang menyebabkan ketidakpedulian psikologis

Catatan: Sang bully tidak akan mundur bila ada orang lain.

Batasi pembicaraan pada tingkah lakunya yang nyata-nyata buruk dan menyakitkan. Bukan berpanjang lebar soal teori atau motivasi.

Seperti bullying atau perisakan biasa, cyberbullying juga harus terus diperangi. Cyberbullying pun bisa dialami semua kalangan, termasuk tokoh publik sekalipun.

Cyberbullying adalah penyalahgunaan Internet untuk melecehkan, mengancam, mempermalukan, dan mengejek orang lain.
Tidak seperti bullying atau perisakan fisik maupun verbal, cyberbullying tidak membutuhkan pertemuan tatap muka, serta tanpa melibatkan kekuatan fisik.
 Cyber Bullying Cyberbullying adalah tindakan perisakan yang bisa dilakukan semua orang, asal mereka memiliki koneksi internet serta perangkat seperti telepon pintar.
Orang yang melakukan cyberbullying bisa bersifat anonim, sehingga mereka kerap tak memiliki rasa khawatir untuk teridentifikasi.
Tindakan cyberbullying juga bisa terjadi 24 jam atau sepanjang waktu. Selain itu, sebagai dampaknya, korban akan terus mengalami perisakan di berbagai tempat, tidak hanya di dunia maya, melainkan juga kehidupan nyata.
Para pengguna Internet bisa bertukar peran dalam perisakan siber. Di satu waktu mereka bisa menjadi korban cyberbullying, tapi ada pula risiko mereka untuk menjadi pelaku perisakan siber.
Anda yang mana?
Exit mobile version