KASUS infeksi virus korona (covid-19) yang dikonfirmasi di India melampaui 7 juta pada Minggu (11/10) meski terjadi penurunan kasus baru harian dalam beberapa pekan terakhir.
Kementerian Kesehatan mencatat 74.383 infeksi lainnya dalam 24jam terakhir. Diperkirakan, India akan menjadi negara yang paling parah terkena pandemi dalam beberapa minggu mendatang, melampaui AS dengan 7,7 juta infeksi yang telah dilaporkan.
Kementerian juga melaporkan 918 kematian tambahan sehingga total kematian menjadi 108.334. Dr Randeep Guleria, seorang pakar kesehatan pemerintah, mengatakan jumlah orang yang meninggal karena covid-19 relatif rendah di Asia Selatan dan Tenggara. Dari India hingga Vietnam dan Taiwan, lebih rendah jika dibanding kan dengan negara-negara Ero pa dan AS.
“Kami mampu menjaga kurva naik dengan lambat, tapi saya setuju bahwa kami belum bisa menurunkannya secara agresif. Itu terkait dengan kepadatan penduduk kita, keragaman negara kita, dan tantangan sosial ekonomi di negara kita,” kata Guleria merujuk pada populasi India yang berkembang hampir 1,4 miliar.
Meski demikian, beberapa ahli meragukan data yang diperoleh otoritas setempat. Mereka mengatakan data jumlah korban tewas di India mungkin tidak dapat diandalkan karena pelaporan yang buruk dan infrastruktur kesehatan serta pengujian yang tidak memadai.
Pekan lalu, Menteri Kesehatan Harsh Vardhan menyampaikan bahwa India berencana memberikan vaksin kepada 250 juta orang pada Juli 2021. Dia mengatakan pemerintah akan menerima 450 juta hingga 500 juta dosis vaksin dan akan memastikan akses yang adil.
India mengalami peningkatan tajam kasus infeksi pada Juli dan bertambah lebih dari 2 juta di Agustus serta 3 juta lainnya pada September. Akan tetapi, laju penyebaran virus korona lebih lambat sejak pertengahan September ketika infeksi harian menyentuh rekor tertinggi 97.894 kasus.
Adapun sepanjang bulan ini, rata-rata dilaporkan lebih dari 70.000 kasus setiap hari. Negara di Asia Selatan itu memiliki tingkat pemulihan yang tinggi, yakni 85% dengan kasus aktif di bawah 1 juta.
Namun, pejabat kesehatan tetap memperingatkan potensi penyebaran virus selama musim festival keagamaan yang akan datang, yang ditandai dengan pertemuan besar di kuil dan distrik perbelanjaan. Karena itu, wargadiwajibkan memakai masker dan menjaga jarak yang aman.
RS kewalahan
Hampir 600 juta orang India tinggal di daerah perdesaan. Dengan virus yang menyerang wilayah pedalaman India yang luas, para ahli khawatir bahwa rumah sakit bisa kewalahan.
“Jika kami mampu berperilaku baik dalam hal jaga jarak fisik dan pemakaian masker, mungkin awal tahun depan kami bisa kembali normal. Covid-19 tidak akan berakhir, tetapi akan di bawah kendali yang wajar dengan perjalanan dan hal-hal lain menjadi jauh lebih mudah serta orang-orang relatif lebih aman,” kata Guleria.
Pensiunan ahli virologi, T Jacob John, mengatakan ada kecenderungan yang meningkat di antara orang India untuk tidak memakai masker atau menjaga jarak. Media sosial telah memperparah masalah dengan menyebarkan informasi yang salah dan pengobatan palsu.
“Dan akibatnya, orang-orang sudah muak dan mulai membuat kesimpulan sendiri,” kata John.
Secara nasional, India telah melakukan tes lebih dari 1 juta sampel per hari, melebihi tolok ukur Organisasi Kesehatan Dunia yakni 140 tes per 1 juta orang. Namun, banyak di antaranya ialah tes antigen, yang mencari protein virus dan lebih cepat, tetapi kurang akurat ketimbang RT-PCR yang mengonfi rmasi virus korona dengan kode genetiknya.