Beritaenam.com — Dinas Kebudayaan (Disbud) Provinsi DKI Jakarta mengadakan pelatihan kuratorial bertajuk “Masterclass” di Museum Sejarah Jakarta pada Senin (5/8). Kegiatan ini merupakan bagian dari Australia-Indonesia Museums (AIM) Project yang bertujuan untuk meneliti dan menafsirkan objek penting bagi profesional museum dari Australia dan Indonesia.
Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Iwan Henry Wardhana, mengungkapkan bahwa pelatihan ini melibatkan 22 peserta dan tiga fasilitator yang dipilih dari berbagai museum di bawah pengelolaan Disbud Provinsi DKI Jakarta. Pelatihan ini terselenggara berkat kerja sama dengan Deakin University (Australia), Western Australian Museum (WAM), dan Southeast Asia Museum Services (SEAMS).
Dalam pelatihan ini, narasumber membagikan cerita dan pengalaman mereka menerapkan metode significance 2.0 dalam riset koleksi di Australia. Kegiatan ini dilanjutkan dengan diskusi bersama mengenai objek yang akan ditampilkan dalam Tetangga Exhibition mendatang.
Para narasumber yang hadir antara lain Gaye Sculthorpe, Profesor Riset, Studi Warisan Budaya dan Museum dari Deakin University, serta Corioli Souter, Kepala Departemen Warisan Maritim dari Western Australian Museum.
“Kurator yang terlibat dalam pelatihan ini akan berperan penting dalam memilih dan melakukan penelitian terhadap objek-objek yang akan dipamerkan. Kami berharap keikutsertaan peserta dalam pelatihan ini dapat memperkaya ilmu dan menjadi inspirasi untuk tata pamer di setiap museum yang dikelola,” pungkas Iwan.
AIM Project bertujuan untuk memperkuat hubungan profesional dan meningkatkan kapasitas profesional museum di Indonesia dan Australia melalui pelatihan, penelitian, serta pameran bersama. Proyek ini melibatkan kolaborasi antara Indonesian Heritage Agency, Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, Cultural Heritage Asia-Pacific Group Deakin University, Western Australian Museum (WAM), Southeast Asia Museum Services (SEAMS), serta sejumlah museum mitra di Indonesia. Proyek ini didanai oleh Departemen Luar Negeri dan Perdagangan (DFAT) melalui Australia-Indonesia Institute (AII), serta Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.