Site icon Beritaenam.com

Elit PKPI: Demokrat dan PAN jangan Ajarkan Politik Hianat pada Masyarakat

Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi.

beritaenam.com, Jakarta – Dewan Pakar Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) Teddy Gusnaidi mengomentari isu bakal merapatnya Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) ke kubu capres- cawapres Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin.

Menurut Teddy, Pilpres 2019 belum usai sebab prosesnya masih berlanjut di Mahkamah Konstitusi (MK), karena kubu capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengajukan gugatan sengketa Pilpres.

“Hi @PDemokrat dan @Official_PAN Pilpres belum usai, silahkan baca UU Pemilu, MK adalah salah satu bagian dalam proses Pilpres,” kata Teddy lewat akun Twitternya, @TeddyGusnaedi, Jumat (7/6/2019).

Untuk itu, Teddy menyebut PAN dan Partai Demokrat yang merupakan bagian dari koalisi 02, harus terus berjuang bersama Prabowo di MK. Sebab, lanjutnya, jika PAN dan Demokrat keluar dari koalisi di tengah proses pilpres di MK, maka dua parpol tersebut mengajarkan politik khianat kepada masyarakat.

“Jangan ajarkan politik khianat pada masyarakat. Kalian harus terus berjuang bersama @prabowo, jangan tinggalkan dia. Itu tindakan hina..,” katanya.

Ditambahkan Teddy, tidak ada yang menghalangi Demokrat dan PAN jika ingin merapat ke petahana atau meminta jabatan ke Jokowi, tapi harus tetap membantu Prabowo di MK.

“Silahkan kalian ajukan proposal permohonan permintaan jabatan ke @Jokowi, tapi tetap bantu @prabowo yang sekarang sedang berjuang di MK,” cuit Teddy.

“Perjalanan belum sampai, jangan biasakan turun ditengah jalan, hanya karena ingin menumpang di mobil mewah. Itu perbuatan hina sehina- hinanya,” pungkasnya.

Exit mobile version