Site icon Beritaenam.com

Erna Santoso, Mengejar Anak dan Duafa Tak Kenal Lelah

Buat saya sebenarnya lebih nyaman berada di antara teman wartawan. Tapi sore itu dengan tersipu malu nama saya dipanggil untuk naik mimbar dapat plakat penghargaan.

Teman wartawan menanyakan, apa makna penghargaan ini? Saya bingung ngejawabnya. Saya bilang aja sekenanya. Sebenarnya penghargaan atau apalah bentuknya, sebuah apresiasi.., ya saya anggap saja sebagai bagian dari partisipasi. Kebetulan saja saya sudah lama mengenal mbak Erna Santoso, sang tuan rumah dari perhelatan besar ini. Beliau dikenal sebagai pegiat dan aktifis sosial. Buat saya berbagi itu komitmen pribadi. Ya kalau bisa tangan kanan memberi, tangan kiri nggak mengetahui. Tapi sekarang dunia sudah begitu terbuka, ada istilah menyebarkan virus kebaikan atau menginspirasi orang lain untuk melakukan gerakan yg sama. Atau apalah istilahnya. Yang penting jangan ujub atau sombong.

Pada kesempatan ini, saya mau menyampaikan apresiasi kepada tokoh yang satu ini. Dia adalah Erna Santoso, saya biasa panggil mbak Erna. Mantan artis lawas tahun 80-an ini, adalah aktifis sosial. Sudah lama bergelut menyantunin anak-anak yatim dan duafa. Itu dilakukan semenjak saya masih jadi wartawan. Beliau tahu betul perjalanan hidup saya. Setiap acaranya saya selalu datang dan meliput. Di bawah Yayasan Pena (Peduli Anak Indonesia), mbak Erna mendedikasikan waktunya untuk kemanusiaan. Setiap terjadi bencana selalu berada di garda terdepan menyisir korban-korban dari kalangan anak-anak. Beliau sangat dekat dengan anak-anak yatim. Hidupnya bersahaja.

Sering perjalanan waktu, saya hijrah ke dunia usaha. Komunikasi pun tetap terjalin. Dalam beberapa tahun belakangan, saya beberapa kali ikut mensuport kegiatannya, tapi waktunya selalu bentrok dan nggak bisa hadir. Kali ini saya beberapa kali di hubungi, supaya menyempatkan diri datang pada acara santunan 1000 anak yatim. Lokasinya di Jagorawi golf, Kranggan. Jauh-jauh hari saya sudah menyanggupi mau datang. Undangan di kirim ke kantor, dan sudah saya niatkan hadir. Eh, dua hari sebelum acara saya sakit, panas menggigil. Alhamdulillah dikasih nikmat sakit. 2 hari nggak beranjak dari tempat tidur. Bahkan solat dan sahur pun dilakukan di tempat tidur, badan rasanya meriang. Tadi siang, bangun tidur kok mendadak badan mulai enteng. Wah, saya langsung mandi, mudah-mudahan sorenya saya bisa datang di acara santunan anak yatim.

Alhamdulillah. Saya bisa menyaksikan kegembiraan, terpancar dari anak-anak yatim, sore ini. Mereka asyik lalu lalang di padang rumput nan bersih dan rindang, terasa menambah energi kehidupan. Mereka menikmati buka puasa di rerumputan, sebuah padang golf yang rumputnya di rawat dan di tata apik, yang biasanya nggak sembarangan bisa di sambangin buat yang tidak berkepentingan. Kali ini mereka bebas berlari, bersenang senang. Dan mereka pulang bawa bingkisan. Alhamdulillah.

Jakarta – 2.6.2018

Exit mobile version