Site icon Beritaenam.com

Gembar-gembor Anti Asing, Prabowo Malah Minta Indonesia Belajar dari Cina

Prabowo Subianto.

beritaenam.com, Jakarta – Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengatakan, para ahli atau pakar menyebut kalau Indonesia sedang mengalami deindustrialisasi . Oleh karena itu, Prabowo meminta bangsa Indonesia belajar dari negara-negara yang berhasil seperti Cina .

Indonesia menurut Prabowo harus belajar dari negara-negara tetangga yang mampu bangkit dari kemiskinan. Cina menjadi salah satu contoh negara yang mampu memberantas kemiskinan.

“Republik Rakyat Tiongkok berhasil menghilangkan kemiskinan dalam 40 tahun mereka menghilangkan kemiskinan. Vietnam bangkit, Filipina bangkit, India bangkit,” ungkap Prabowo dalam Pidato Kebangsaan bertajuk ‘Indonesia Menang’ di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta Pusat, Senin (14/1/2018) malam.

Namun sepertinya keinginan Prabowo untuk melihat Indonesia sama seperti negara-negara tersebut terganjal oleh satu hal yang disampaikan oleh para ahli. Para ahli itu menyebutkan kalau negara Indonesia tengah mengalami deindustrialisasi.

Deindustrialisasi ialah terjadi penurunan peranan sektor industri manufaktur baik dalam segi kontribusi jumlah output maupun kontribusi jumlah pekerja dalam sebuah perekonomian.

Menurutnya kondisi seperti itu harusnya diubah menjadi negara industrialisasi. Prabowo mengatakan, kalau Indonesia tidak perlu menutup diri untuk belajar dari negara-negara tetangga yang sudah berhasil melewati itu.

“Kita harus belajar dari bangsa-bangsa yang lebih berhasil dari kita mari kita belajar dari Tiongkok, dari India, dari Vietnam, dari Korea Selatan, dari negara-negara yang berhasil,” ujarnya, seperti dikutip dari suara.com

Prabowo tidak ingin Indonesia berada dalam posisi terendah di piramida yang berisikan negara-negara tetangga dan negara Asia Timur. Dirinya meminta kepada bangsa Indonesia untuk tidak melulu puas dengan kinerja para elite.

“Jangan kita puas dengan kelakuan-kelakuan elite kita sendiri disini. Krakatau Steel, Pertamina, PLN tidak boleh hancur, tidak boleh rugi. Kita tidak boleh lagi berada di piramida yang paling bawah,” pungkasnya.

Exit mobile version