beritaenam.com, Jakarta – Politisi senior Partai Golkar Ginandjar Kartasasmita menilai Airlangga Hartanto berhasil memimpin partai berlambang beringin tersebut. Menurut dia, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) di bawah pimpinan Airlangga mampu menjaga perolehan suara di Pemilu 2019.
“Memang dari penghitungan sementara kursi Golkar di DPR turun sedikit dibanding tahun 2014, tapi jika dilihat presentase jumlah pemilih tidak terlalu jauh dari tahun 2014,” kata Ginandjar di Jakarta, Sabtu (18/5).
Dia melihat Airlangga bersama kepengurusannya berhasil mempertahankan Golkar di posisi papan atas dan kedua terbesar di Pemilu 2019. Itu adalah prestasi ditengah berbagai badai yang dialami Golkar dalam lima tahun terakhir.
“Kalau kita lihat kembali hampir semua survei oleh lembaga-lembaga survei yang ternama dan kredibel menyatakan bahwa suara untuk Golkar akan turun besar sampai satu digit, bahkan ada yang menyebut sampai dikisaran 6-9%. Dan hampir semua survei memprediksi Golkar akan menempati urutan ketiga bahkan ada yang menyatakan bisa turun ke urutan lebih bawah lagi. Banyak pengamat menyatakan Golkar tidak akan ada di papan atas lagi tetapi akan menjadi partai menengah.
Dia mengatakan, capaian Pemilu 2019 bagi Golkar menunjukkan prestasi yang patut dihargai. Apalagi DPP Golkar hanya punya waktu 15 bulan untuk persiapan menghadapi pemilu.
“Betul sekali, seperti saya katakan di atas kondisi Golkar yang diwarisinya ada pada titik nadir. Hasil Pileg Golkar saya nilai sebagai prestasi yang patut diapresiasi. Menurut saya Airlangga adalah kader yang tepat untuk memimpin Golkar ke depan, mengonsolidasikan dan melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan untuk menyelamatkan partai,” tukasnya, seperti dikutip dari merdeka.com
Diketahui, Posisi urutan partai politik dalam Sistem Informasi Penghitungan Suara Komisi Pemilihan Umum (Situng KPU RI) yang diunggah, masih stabil.
Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI) menempati posisi teratas dengan raihan 20,18 persen suara, disusul Partai Golkar 13 persen dan Partai Gerakan Indonesia Raya ( Gerindra) 11,64 persen.
Kemudian diikuti oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 9,61 persen, Partai Nasional Demokrat (Nasdem) 9,53 persen, Partai Demokrat 7,75 persen.
Partai Keadilan Sejahtera ( PKS) 7,29 persen, Partai Amanat Nasional (PAN) 6,93 persen, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) 4,24 persen. Sementara tujuh partai lainnya untuk sementara berada di bawah syarat ambang batas.
Ketujuh partai tersebut adalah Partai Perindo 2,67 persen, Partai Berkarya 2,16 persen, PSI 1,7 persen, Partai Hanura 1,69 persen, PBB 0,79 persen, Partai Garuda 0,54 persen dan PKPI 0,28 persen.
Sementara itu, data yang ditampilkan di Situng bukan merupakan hasil resmi penghitungan perolehan suara. Penetapan hasil rekapitulasi penghitungan perolehan suara dilakukan secara berjenjang sesuai tingkatannya dalam rapat pleno terbuka.
Data yang ditampilkan pada Situng KPU adalah data yang disalin apa adanya/sesuai dengan angka yang tertulis pada Salinan Formulir C1 yang diterima KPU Kabupaten/Kota dari KPPS.
Apabila terdapat kekeliruan pengisian data pada Formulir C1, dapat dilakukan perbaikan pada rapat pleno terbuka rekapitulasi di tingkat kecamatan.
Apabila terdapat perbedaan data antara entri di Situng dan Salinan Formulir C1, akan dilakukan koreksi sesuai data yang tertulis di Salinan Formulir C1.