Site icon Beritaenam.com

Golkar: Politik ‘Genderuwo’ Mereka yang Suka Sebarkan Pesimisme dan Kebohongan

Ketua DPP Golkar Ace Hasan.

Beritaenam.com, Jakarta – Partai Golkar menafsirkan ‘politik Genderuwo’ yang disebutkan Presiden Joko Widodo. Golkar menyebut politikus Genderuwo merupakan mereka yang suka menebarkan pesimisme dan kebohongan.

“Politik genderuwo itu adalah istilah simbolik yang ditujukan kepada pihak-pihak yang selalu melontarkan pandangan-pandangan yang pesimistis tentang bangsa ini. Melontarkan pandangan politik ketidakpastian, pesimisme dan kebohongan,” kata Ketua DPP Golkar Ace Hasan kepada wartawan, Jumat (9/11/2018).

Ace mencontohkan kebohongan soal krisis ekonomi bangsa. Kebohongan itu, lanjut dua, menyebabkan ketakutan di masyarakat.

“Padahal kalau dilihat situasi dan kondisinya ya semakin membaik. Coba lihat saat ini dolar Amerika sudah mulai menjinak ke kisaran Rp 14.600-an yang kemarin menembus Rp 15.000an. Angka inflasi yang masih dapat dikendalikan. Pemerintah diam-diam bekerja dengan sungguh-sungguh dalam menghadapi tekanan ekonomi pasar,” ujarnya.

Ia pun menilai Jokowi sedang memberikan peringatan bagi seluruh pihak agar lebih dewasa dalam berdemokrasi. Politik, menurut Ace, tak seharusnya memecah belah.

“Pak Jokowi mengingatkan kita semua bahwa perbedaan politik itu biasa dalam negara demokrasi. Kita boleh berbeda pandangan dalam berpolitik. Politik jangan membuat kita semua menjadi terpecah-pecah. Kita harus tetap menjaga persatuan dan kesatuan sebagai bangsa. Demokrasi jangan membuat kita terpecah belah,” sebut Ace, seperti dikutip dari detik.com

Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan masyarakat untuk menjaga persatuan dan kesatuan antarsesama masyarakat. Jangan sampai terpengaruh dengan politikus yang suka menakut-nakuti yang dia sebut sebagai ‘genderuwo’.

“Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Nggak benar kan? itu sering saya sampaikan itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti,” kata Jokowi di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pagi tadi.

“Jangan sampai seperti itu. Masyarakat ini senang-senang saja kok ditakut-takuti. Iya tidak? Masyarakat senang-senang kok diberi propaganda ketakutan. Berbahaya sekali. Jangan sampai propaganda ketakutan menciptakan suasana ketidakpastian, menciptakan munculnya keragu-raguan,” imbuhnya.

Exit mobile version