Site icon Beritaenam.com

Idham Aziz: Saya Harap Nanti Kapolrinya Bisa Lebih Baik Lagi Dari Sekarang

BERITAENAM.comJenderal Polisi Idham Aziz, Kapolri yang lahir 30 Januari 1963 akan memasuki pensiun. (Akpol) 88 A tersebut akan pensiun pada tanggal 1 Februari 2021.

Kapolri Jenderal Idham Azis meminta seluruh jajarannya menjaga soliditas internal Polri menjelang pergantian Kapolri pada Januari 2021 mendatang.

Idham tak mau ada persaingan antar orang maupun kelompok demi bisa menjadi orang nomor satu di Korps Bhayangkara ini.

Pria yang berpengalaman di bidang reserse,  dilantik Presiden Joko Widodo pada 1 November 2019 lalu. Ia  menggantikan Tito Karnavian yang ditunjuk Jokowi menjadi Menteri Dalam Negeri pada Kabinet Indonesia Maju.

Akan memasuki masa purna tugas sebagai Kapolri pada Januari 2021 lantaran sudah berusia 58 tahun.

“Saya harap nanti Kapolrinya ke depan bisa lebih baik lagi dari sekarang,” ujar Idham Azis menanggapi bursa calon Kapolri yang disebut netizen makin “riuh”.

Konon, kabarnya masing-masing calon yang diunggulkan melakukan manuver dan berbagai aksi grilya dengan cara masing masing.

Pengamat kepolisia menyebut, ada yang “lobi” tingkat tinggi, membuat berbagai kegiatan menyangkut kinerja unit kerjanya hingga event-even yang membuat si calon mendapat penghargaan.

Semua manuver itu ujung-ujung-nya pencitraan agar si calon bisa dilirik presiden Jokowi yang punya hak prerogatif dalam memilih kapolri pengganti Idham Azis.

Bagi kalangan internal polri yang paham dengan “manuver” dan aksi grilya tersebut, “tingkah” para bakal calon itu membuat kegelian sendiri di institusi kepolisian. Sebab grilya mereka tak lebih seperti orang cari muka.

Gerilya itu makin ketat tak kalah Minggu ini akan ada pergantin kepala BNN sehingga akan ada bintang dua masuk menjadi bintang tiga, artinya persaingan dlm bursa kapolri makin ketat.

Pada dasarnya, semua bintang tiga di Polri, ada 13 orang, berpeluang menjadi Kapolri.

Kabarnya, pilihan ada dua nama untuk diserahkan kepada presiden dan presiden akan memilih satu nama, untuk dilakukan uji kepatutan di Komisi III DPR.

Saat ini ada 13 perwira tinggi Polri berpangkat Komisaris Jenderal (Komjen) yang bisa ikut dalam bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis yang akan pensiun akhir Januari 2021.

Dari 13 Komjen itu sebanyak enam orang bertugas di internal Polri dan delapan lainnya bertugas di luar Polri.

Meski Komjen yang bertugas di internal Polri lebih berpeluang menjadi Kapolri tapi para Komjen yang bertugas di luar kepolisian juga tetap memiliki peluang yang cukup besar. Misalnya Sutanto, Dai Bachtiar dan Tito Karnavian masuk menjadi Kapolri setelah bertugas di luar Polri, yakni di BNN dan BNPT.

Saat inipun ada dua Komjen yang bertugas di luar Polri yg berpeluang besar menjadi Kapolri, yakni Kepala BNPT Komjen Boy Rafly dan Sestama BIN Komjen Bambang Sunarwibowo.

Boy Rafly pernah menjadi Humas, Kapolda Banten, dan Kapolda Papua serta Kepala BNPT.

Maraknya isu-isu terorisme tentu membuka peluang bagi Boy untuk memimpin kepolisian.

Sebaliknya keberadaan Bambang Sunarwibowi yg pernah bertugas di Asrena Polri dan Sestama BIN juga membuka peluangnya untuk memimpin Polri.

Sebab ke depan Polri memerlukan perencanaan yang promoter untuk meningkatkan kinerjanya, baik dalam bidang SDM, alutsista, sarana maupun prasarana.

Realitas  kondisi Indonesia yang kerap dalam ancaman konflik, gerakan intoleransi, terorisme dll tentu membutuhkan antisipasi dan deteksi dini yang benar benar prima dan akurat dari seorang perwira yg pernah bertugas di BIN.

Selain dari eksternal ada tiga Komjen dari internal Polri yang berpeluang besar menjadi Kapolri.

Mereka adalah Wakapolri Komjen Gatot Edi yang pernah menjadi Asrena Polri dan Kapolda Metro Jaya serta berpengalaman mengendalikan situasi Jakarta saat Pilpres 2019.

Kabaharkam Komjen Agus Andriyanto yang pernah bertugas di daerah keras sebagai Kapolda Sumut dan Kabareskrim Komjen Sigit Listyo yang pernah menjadi Ajudan Presiden Jokowi dan Kapolda Banten.

Ada 13 Nama Jadi kandidat. Benarkah?

1. Wakapolri Gatot Edi (Akpol 88 A, lahir 28 Juni 65, masa dinas 30 bulan lagi, dan pernah menjadi Kapolda Metro Jaya).

2. Irwasum Agung Budi (Akpol 87, lahir 19 Feb 65, masa dinas 26 bulan lagi, dan pernah menjadi Kapolda Jabar). Akpol 87 menjadi kendala mengingat Kapolri Idham Azis adalah juniornya di Akpol 88 A.

3. Kabareskrim Sigit Listyo (Akpol 91, lahir 5 Mei 69, masa dinas 78 bulan lagi, dan pernah menjadi Kapolda Banten). Muncul kontroversial terhadap keberadaannya, di antaranya masa pensiun yg masih cukup lama, yakni hingga Mei 2027.

4. Kabaintelkam Rycko AD (Akpol 88 B, lahir 14 Ags 66, pernah menjadi Kapolda Sumut, Gubernur Akpol, dan Kapolda Jateng). Muncul pertanyaan, mungkinkah terjadi mantan ajudan Presiden SBY akan menjadi Kapolri era Jokowi.

5. Kabaharkam Agus Andriyanto (Akpol 89, lahir 16 Feb 67, pernah menjadi Kapolda Sumut).

6. Kalemdikpol Arief Sulistyanto (Akpol 87, lahir 24 Maret 1965, pernah menjadi Kapolda Kalbar, Deputi SDM, dan Kabareskrim). Akpol 87 menjadi kendala mengingat Kapolri Idham Azis adalah juniornya di Akpol 88 A

7. Kepala BNPT Boy Rafli (Akpol 88 B, lahir 25 Maret 1965, pernah menjadi Kapolda Banten dan Kapolda Papua).

8. Kepala BNN Heru Winarko (Akpol 85, lahir 1 Des 62, masa dinas tinggal hitungan hari, dan pernah menjadi Kapolda Lampung).

9. Ketua KPK Firli Bahuri (Akpol 90, lahir 8 Nop 63, masa dinas tinggal setahun lagi, dan pernah menjadi Kapolda Sumsel).

10. Waka BSSN Dharma Porengkun (Akpol 88A lahir 12 Jan 66, dan belum pernah menjadi Kapolda).

11. Sestama Lemhanas Didi Widjarnadi (Akpol 86, lahir 14 Jan 63, masa dinas tinggal 1,5 bulan lagi).

12. Sestama BIN Bambang Sunarwibowo (Akpol 88 B, lahir 24 Mei 66, pernah menjadi Asrena, dan belum pernah menjadi Kapolda).

13. Irjen Depkumham Andal BR (Akpol 88 B, lahir 23 Juni 66, pernah menjadi Kapolda Sultra, Maluku, dan Kapolda Kepri).

sumber: IPW

 

 

Exit mobile version