Site icon Beritaenam.com

Ilmuwan Menemukan Endapan Air Membeku di Mars

Ilmuwan menemukan endapan air membeku di Mars. (Foto: NASA)

California – Endapan raksasa es yang terkubur di permukaan Mars adalah bukti dari lapisan es kutub yang tersembunyi. Temuan dipaparkan dalam sebuah studi baru. Penelitian dalam studi baru berasal dari informasi radar yang diperoleh dari Mars Reconnaissance Orbiter NASA.

Penelitian menunjukkan lapisan es yang terkubur di pasir yang membentang sekitar satu mil ke dalam planet. Temuan, kata mereka, menunjukkan bukti konklusif lapisan es itu, tidak berbeda dengan Bumi, naik-turun akibat kemiringan dan orbit planet.

Jumlah es yang ditumpuk menjadi endapan pasir sangat besar. Jika itu endapan dicairkan, cairan itu akan membentuk lapisan air selebar planet sekitar 5 kaki dalamnya.

“Kami tidak berharap menemukan es air sebanyak ini di sini. Itu kemungkinan membuatnya menjadi reservoir air terbesar ketiga di Mars setelah es di kutub,” kata asisten peneliti lulusan University of Texas for Geophysics dan penulis utama studi ini Stefano Nerozzi yang dikutip dari Daily Mail, Senin (27/5/2019).

Para ilmuwan telah berhipotesis lapisan es terbentuk di Mars selama zaman es terakhir dan dilindungi dari periode pemanasan oleh pasir yang menutupi permukaan mereka dan dilindungi dari radiasi Matahari.

Saat para ilmuwan telah lama menduga aktivitas glasial Mars di masa lalu, yang dipengaruhi oleh kemiringan dan goyangan planet terhadap atau menjauh dari Matahari selama sekitar 50.000 tahun, lapisan es diperkirakan telah menghilang sepenuhnya dari Mars.

“Anehnya, volume total air yang terkunci di endapan kutub yang terkubur ini kira-kira sama dengan semua es air yang diketahui ada di gletser dan lapisan es yang terkubur pada garis lintang yang lebih rendah di Mars, dan mereka berada pada usia yang sama,” ujarnya.

Penelitian memiliki implikasi pada tidak hanya bagaimana Mars terlihat hari ini. Tapi, juga bagaimana iklim Planet Merah di masa lalu telah kondusif bagi kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi.

“Memahami berapa banyak air yang tersedia secara global versus apa yang terperangkap di kutub adalah penting jika Anda akan memiliki air cair di Mars. Anda bisa memiliki semua kondisi yang tepat untuk kehidupan, tapi jika sebagian besar air dikurung di kutub, maka menjadi sulit untuk memiliki jumlah air cair yang cukup di dekat khatulistiwa,” kata Nerozzi.

Saat prospek kolonisasi manusia luar angkasa menjadi lebih besar dan serius, kelayakhunian Mars oleh manusia menjadi bidang yang lebih diminati oleh pihak swasta dan publik.

NASA baru-baru ini memberi satu perusahaan hadiah utama 500.000 karena merancang konsep untuk habitat siap manusia yang bisa diproduksi dan direplikasi di Mars menggunakan pencetakan 3D.

Perusahaan luar angkasa swasta SpaceX, yang dimiliki CEO Tesla Elon Musk, juga secara agresif mengejar misi luar angkasa berawak pertama ke Mars.

Starhopper perusahaan, yang bertujuan untuk membawa manusia ke Bulan dan Mars, siap untuk membawa penerbangan pertamanya yang bisa hadir secepat 28 Mei.

Exit mobile version