Site icon Beritaenam.com

Jika Di-PHK, Tunda Keinginan Yang Bukan-Bukan

Beritaenam.com —  Hindarkan wajah menunduk. Itu yang pertama, kemudian, jangan Anda bermuka tegang dan berjalan serta melakukan sikap tangan mengepal.

Tak boleh ada perasaan untuk balas dendam. Jangan juga mengangkut barang-barang milik kantor.

Hal-hal ini, dalam sebuah riset yang dilakukan Lembaga Riset Sumber Daya Manusia adalah sikap-sikap yang sering dilakukan, walau mereka tahu itu bukan perbuatan terpuji.

Karena situasi Virus Covid-19, Anda dipecat?

Pantas saja Anda duduk terbengong-terbengong, tak tahu apa yang harus dilakukan. dengan wajah menunduk.

Anda membereskan kertas yang masih berserakan di atas meja Anda. Bahkan, dengan tulus Anda mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan Anda yang membantu mengemas milik pribadi Anda.

Tenanglah.

Sadarkah, Anda bahwa Anda benar-benar telah dipecat? Zaman dulu dipakai istilah Dionslag, kata yang berasal bahasa Belanda “di PHK” menurut istilah masa kini.

Tak ada yang lebih mengenaskan dari pada dipecat. Sebab, Anda bukanlah sedang dialihtugaskan atau dimutasikan, atau apa pun julukan yang lebih sopan dari pada sekedar diberhentikan.

Khusus bagi pegawai swasta, cara penyampaian pemutusan hubungan kerja (PHK) bisa sangat beragam: dari yang paling sumir dan tersamar hingga yang tegas tanpa tedeng aling-aling.

Anda yang cukup sopan dan bertahap lewat surat pemberitahuan awal, sehingga Anda bisa bersiap-siap atau melakukan negosiasi dengan atasan Anda.

Tapi tak jarang pula begitu saja terjadi pemecatan meski disertai pesangon yang memadai, maka Anda terhenyak. Apalagi, jika tanpa persiapan apapun.

Berikut ini, beberapa petunjuk dari William Buclkey, pakar sumber daya manusia yang selalu mengemas nasihatnya dengan penuh humor, agar Anda selalu mewaspadai beberapa hal.

*Kencangkan ikat pingang, alias resesi.

Ini adalah alasan mutahkir yang paling tak bisa dibantah oleh bawahan manapun.

Anda tak bisa menyalahkan bila kantor tempat Anda bekerja suatu hari mengeluarkan maklumat: “mengingat anjuran pemerintah  untuk mengencangkan ikat pinggang…” atau, “Arus resesi global yang melanda dunia kini  tampaknya juga melanda kita…”

Itu tandanya, kalau bukan Anda, ya orang di sekitar Anda akan dikorbankan demi resesi.

*Tawaran cuti

Anda perlu merasa was-was bila bos menganjurkan agar Anda mengambil cuti seakan-akan ia sangat memperhatikan kesehatan pikiran dan jasmani Anda.

Bisa jadi, sang bos sedang membutuhkan waktu setidaknya sepuluh hari untuk mendapatkan calon pengganti Anda. Dan, saat Anda kembali dengan tubuh bugar dan wajah berseri sang calon sudah berkantor di meja Anda.

*Masa Percobaan

Jangan lekas-lekas berbesar hati. Ini khusus untuk mereka yang baru diterima bila terdapat embel-embel: “Kami akan menilai kembali, posisi Anda setelah tiga bulan. Siapa tahu ada peningkatan.”

Itu, sama saja dengan di siang bolong, alias sangat kentara terjemahannya, yang berarti: “Kami ingin Anda mati-matian bekerja, lalu kami berhak memecat Anda tanpa pesangon karena Anda masih dalam masa percobaan.”

*Divisi baru

Jika ada divisi baru dibentuk oleh kantor Anda, itu tidak selalu berarti kantor tempat Anda bekerja sedang berkembang pesat. Bisa jadi, di situlah tempat orang buangan semacam  Anda akan dilokalisasi.

Namanya juga divisi baru, semua  kebijakan baru bisa diterapkan di situ. Akibatnya tak ada jenjang dan job description yang jelas. Semuanya serba coba-coba. Bila percobaan gagal, divisi itu pun akan ditutup. Lalu Anda dimana?

*Pengalihan Meja atau Pencabutan Telepon

Jika tanpa sebab-sebab yang jelas, posisi meja Anda bergeser ke sudut yang tidak menyenangkan dekat pintu menuju dapur atau WC apalagi disertai pencabutan telepon yang bisa Anda gunakan secara langsung untuk berhubungan ke luar, itulah tanda-tanda mereka sedang berusaha agar Anda semakin lama semakin merasa tidak nyaman.

Bila sudah begini, tak ada jalan selain sebanyak mungkin mencari peluang kerja lainnya. Sebisa mungkin memanfaatkan mesin ketik, fotocopi, dan telepon yang masih bisa Anda gunakan.

*Tak Ada Bonus

Bila Anda sudah yakin benar, bahwa penyebab Anda satu-satunya yang tidak mendapat bonus akhir tahun, adalah bukan kesalahan teknis belaka.

Apalagi, bila sang pembagi amplop gaji dan bonus yang hanya ditegur orang pada akhir tahun. Maksudnya, benar-benar memalingkan wajahnya saat Anda mondar-madir di hadapannya itulah saatnya Anda mulai menghitung hari-hari terakhir berada di situ.

Sebenarnya, masih banyak hal yang bisa Anda waspadai. Namun, sekali lagi, bila Anda sudah terlanjur dipecat, apa yang sebaiknya Anda lakukan?

Selain mencoba mencari lowongan, tentu. Hal  ini bisa Anda cari dalam tulisan lain tentang kita mencari pekerjaan baru

Para pemula, seperti yang telah disebut di atas, tentu sulit menerima kenyataan dengan lapang dada. Amarah yang kecewa, serta kehilangan rasa percaya diri  adalah reaksi wajar yang timbul suatu hal yang semoga saja tidak menimpa diri Anda alias cenderung kita yang bisa menuntun Anda.

Salah  satu naluri  yang timbul biasanya adalah keinginan melakukan balas dendam. Awas, ini sangat tidak etis. Dan kelak Anda harus mempertanggungkan jawabkannya, tergantung berapa berat upaya balas dendam yang Anda rencanakan. Mengangkut barang-barang milik kantor seakan-akan menjadi hak milik Anda adalah bentuk upaya yang paling sering dilakukan orang.

Hal itu, bisa saja dikatagorikan sebagai pencurian. Tapi siapakah orangnya, dipecat atau tidak, yang tak tergoda mencuri kertas-kertas dengan kop surat kantor?

Untuk menaikkan gengsi seakan-akan Anda masih mewakili kantor tersebut, misalnya. Bisa juga Anda sekedar jahil dengan membagi-bagikan kartu nama sang bos saat Anda habis berbuat sinting di suatu pesta.

Sebaiknya, tunda keimginan yang bukan-bukan, yang bisa menggiring Anda ke dalam sel tahanan. Misalnya mengirimkan surat-surat dengan kop kantor kepada klien atau pesaing mereka  yang berisikan rahasia kantor. Atau memaki-maki mereka, bahkan mengirimkan surat palsu ke media cetak dengan mengunakan nama mereka.

Jangan pula menjelek-jelekkan bekas rekan kerja serta bos Anda, betapapun benarnya pengamatan Anda. Simpan saja itu sebagai rahasia pribadi Anda.

Sebab, siapa tahu, suatu saat Anda masih membutuhkan mereka sebagai mitra kerja. Lagi pula, orang di tempat baru Anda akan menilai: “Mengapa dia dulu mau bekerja di situ? Apakah dia akan juga menjelek-jelekkan kita nanti?”

Semua serangan negatif yang Anda lancarkan, 100 persen, akan berakibat negatif pula. Inilah saatnya mempratekkan positive thinking, yang digembar-gemborkan dalam setiap seminar. Berpikir secara positif bukanlah berarti Anda harus selalu berada dalam posisi mengiyakan saja.

Every cloud has a silver lining,” kata pemeo asing, yang kira-kira bermakna setiap masalah ada hikmah dan peluangnya.

Lebih baik, konsentraskan kegiatan Anda untuk mendapatkan pesangon yang layak meski ini bagian yang tersulit bila kita dipecat. Kelaziman memberikan pesangon sebanyak gaji tiga bulan sudah sewajarnya Anda terima. Tapi, bagaimana basib cicilan, atau angsuran rumah, lemari es, atau sepeda motor yang belum lunas itu?

Jangan biarkan mereka beranggapan, bahwa Anda cukup puas dengan perlakuan yang selama ini mereka berikan. Usahakan agar mereka bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup Anda.

Sebab, Anda pun turut memikirkan kelangsungan hidup kantor tempat Anda bekerja. Namun, sampaikan semuanya itu dengan bahasa yang tegas dan sopan.

Tak ada yang lebih merendahkan martabat Anda selain beriba-iba minta pengunduran pemecatan karena alasan tersebut di atas.

Karena itu, sebaiknya Anda berterus terang kepada atasan agar ia menambah jumlah pesangon Anda. Lakukan tanpa melalui perantara karena personal touch adalah kuncinya. Tak ada atasan yang mampu menolak permintaan dengan alasan pribadi yang tidak dibuat-buat.

Anda pun bisa meminta rekan-rekan Anda yang ingin membuatkan pesta perpisahan agar menggantinya dengan iuran berupa uang, yang tentu lebih berguna dari pada cendera mata atau karangan bunga.

Ini suatu hal yang kini juga lazim dilakukan pada perhelatan pernikahan. Hindarkan permintaan sumbangan secara tertulis karena bisa menyudutkan mereka yang ingin menyumbang secara anonim.

Anda pun kelak tidak dipermalukan dengan bukti tertulis tentang ketidakberdayaan Anda.

Sadari pula kenyataan bahwa inilah saat-saat ketika tak ada orang yang ingin terlihat akrab dengan Anda. Anda tentu saja bisa berbalik menikmati saat-saat ketika Anda bisa menakut-nakuti mereka yang “sok alim” dengan sengaja berhandai-handai dengan mereka.

Pasti mereka akan berkerut, takut dilihat oleh  sang bos sebagai calon kuat untuk dipecat pula. Inilah saatnya Anda bisa menilai persahabatan sejati yang teruji, yang bisa Anda pertahankan hingga kapan pun dan dimana pun Anda berada.

Akhirnya, bila  tiba saatnya kata perpisahan disampaikan atasan Anda di dalam ruang  pribadinya, usahakan agar Anda bisa menerimanya secara wajar dan tegar.

Hindarkan kepala menunduk atau wajah  tegang dengan tangan mengepal. Siapa tahu, Anda kelak lebih berhasil di tempat baru.

Maka, ia pun tak pernah ragu memecatnya, “Aku tak pernah ragu memecatnya,” tapi begini: “Ya Tuhan, apa yang menyebabkan aku dulu memecatnya?”


Exit mobile version