Site icon Beritaenam.com

Kala Gairah Istri Melompat-Lompat Tinggi

istri hiperseks, sebab sudah diberi 3 kali per minggu

Beritaenam.com —  Semula Edi (bukan nama sebenarnya) merasa suka dengan perilaku seksual Harti,  istrinya, yang selalu menggebu-gebu. Tak kenal waktu. Tak putus mencari nikmat. Namun, semakin lama ia menjadi keteteran.

Hubungan intim yang seharusnya menyenangkan menjadi siksaan baginya. Dan, hubungan Edi dan Harti yang awalnya merasa normal saja. Kebutuhan biologis itu berjalan biasa aja. Sampai akhirnya, Edi dan Harti “bermusuhan” tak saling tegur.

Loh?

Rupanya, Edi dan Harti yang kerap berhubungan wajar itu, punya sesuatu ganjalan. Di antara mereka, ada ketidakmampuan pasangan suami istri (pasutri) untuk mengimbangi “lawannya”. Eng-ing, eng.

Bila keadaan ini berjalan terus dan tidak diatasi dengan baik, akan berakhir dengan dua kemungkinan: ketidakpuasan menahun atau hilangnya dorongan seksual akibat kekecewaan tersebut.

Sejatinya, masalah seksual tak harus ditangisi, tetapi segera ditanggulangi. Umumnya, pasutri malu mengutarakan hal ini pada ahlinya sehingga mereka memecahkan dengan caranya sendiri.

Sebagian berhasil, sebagian tidak berhasil. Salah satu penyebabnya, ketidaktahuan penilaian hubungan intimnya sehingga mereka sulit merasakan, menginterpretasi, mengevaluasi, dan memberikan reaksi antara suami dan istri.

Dorongan seksual wanita yang berlebih secara murni atau nimfomania merupakan suatu varian dari perilaku seksual.

Bila murni nimfomania, dorongan seksualnya tak terkontrol lagi, tanpa melihat konsekuensinya.

Keadaan ini acap kali tidak rasional lagi, yaitu tanpa dibatasi keadaan apa pun. Jika hal itu yang dialami istri, ia perlu perawatan intensif.

Tetapi, keadaan ini amat sedikit. Justru yang sering dialami istri ialah mutu perilaku seksualnya yang tidak berpola perilaku seksual sehat.

MEMASUKKAN SECEPAT MUNGKIN: Hampir sebagian besar pasutri melakukan hubungan intim yang tidak wajar.

Pasalnya, mereka sedikit melakukan pemanasan, dalam waktu dan suasana yang tidak tepat.

Hal ini tidak dimungkiri, sebab sebagian besar dari mereka melakukan hubungan intim yang kerap mengecewakan, baik pada salah satu pasangannya maupun keduanya.

Mengapa hal ini terjadi pada pasutri?

Faktor utamanya, mereka belum mengetahui perilaku seksual yang normal, tetapi mereka telah banyak mendengar tentang perilaku seksual yang abnormal lewat media massa.

Perilaku seksual itu dianggap alamiah, sehingga sebagian besar pasangan selalu merasa pasti tahu. Sehingga, mereka tak perlu belajar teorinya lebih dulu, tetapi langsung melakukan sambil belajar.

Namun yang menjadi masalah, tidak adanya instruktur yang menunjukkan cara yang benar sehingga asal mencoba. Akibatnya, sesudah bertahun-tahun mengalami kegagalan, lalu bingung mencari bantuan.

Sebagian besar lelaki ingin terburu-buru melakukan hubungan intim dalam arti yang sebenarnya, yaitu memasukkan alat kelamin secepat mungkin ke alat kelamin wanita.

Padahal, kenikmatan ini hanya 5% dari keseluruhan nilai yang harus dialaminya (lihat gambar I). Menciptakan suasana yang romantis merupakan yang utama sebelum melakukan perangsangan.

Pemanasan dalam bentuk rabaan menduduki urutan pertama kenikmatan, yaitu menempati 55% sedangkan pijat-memijat menduduki urutan kedua yaitu 40 %. Seyogianya semuanya harus dilalui sesuai dengan reaksi fisiologis bagi pasutri.

Kegagalan dari proses ini akan menyebabkan tidak fisiologisnya proses hubungan intim, sehingga terjadi disfungsi seksual yang nonorganik. Bila ada kelainan pada organ kelamin dan organ terkait, ini disebut disfungsi seksual yang organik.

ISTRI MENGGEBU, SUAMI TAK TAHU: Ketidakharmonisan antara suami dan istri bisa disebabkan suami, istri, atau keduanya. Salah satu penyebabnya, bisa jadi ketidakmampuan suami melayani istri yang selalu gairah seksualnya menggebu.

Ada beberapa kemungkinan, mengapa istri amat membara hasrat seksualnya, padahal suaminya cukup puas dengan frekuensi dan proses seksual yang dialaminya. Tetapi, ada pula istri yang selalu kecewa dengan hubungan intimnya.

Permintaan istri yang menggebu, bisa karena dia tidak mencapai orgasme atau miss-orgasm. Bila hal ini yang dialami, jelas sudah bukan istri yang berlebihan, tetapi memang dia berhak menuntut haknya yang sama seperti sang suami.

Ternyata keadaan ini justru sering dialami istri dan malahan menempati urutan pertama dari keluhan istri, sekitar 60–90% dari pasutri (khususnya pasutri menikah kurang dari 5 tahun).

Wajar jika istri selalu menuntut “jatahnya” yang jarang dilunasi si suami, sehingga sang suami kedodoran untuk memenuhinya.

Juga wajar bila suami tidak sanggup lagi memenuhi permintaan istri dan malahan menuduh , masih saja kurang.

Suami lupa bahwa yang dia nikmati, tidak sama dengan yang dirasakan istri, atau sebaliknya. Kurangnya pengetahuan dan perasaan empati dari suami, atau kurang terus terangnya istri mengakibatkan komunikasi seksual ini salah persepsi sehingga saling menyalahkan satu sama lain.

Malahan, acap suami menganjurkan agar istri segera berobat ke ahlinya, bukan sang suami yang mengevaluasi diri. Bisa saja dia menderita ejakulasi dini atau kurang ahli dalam hal perangsangan.

Ketidakterampilan perilaku seksual (lihat Grafik Perilaku Seksual) menyebabkan suami selalu keburu ingin mencapai yang 5% saja, yaitu segera memasukkan alat kelaminnya.

Akibatnya terjadi miss-orgasm atau nyeri bagi wanita saat melakukan hubungan intim, karena vagina masih kering.

LELAKI 30–35 TAHUN, TOP: Frekuensi hubungan seksual menjadi topik pembicaraan yang tak habis-habisnya.

Sebuah laporan menyebutkan, puncak frekuensi hubungan intim pasutri tertinggi pada suami ialah sekitar umur 30–35 tahun, dan pada istri sekitar 40 tahun.

Tetapi, kenyataan di masyarakat tidak demikian. Kerap kali gairah seksual lenyap sebelum waktunya akibat kekecewaan yang dialami.

Selain itu, ada kemungkinan kecil wanita memunyai gairah yang berlebihan. Hal ini disebabkan beberapa faktor, yaitu kepekaan terhadap hormon atau stimulan lainnya, atau adanya kelainan di otak (pusat seks). Selain kondisi istri yang prima, baik fisik maupun psikis, kemungkinan lain ialah tersedianya waktu luang sehingga selalu terfokus kepada seks saja.

Ada kelompok wanita yang selalu mampu menikmati hubungan intim, dan senantiasa mencapai orgasme bahkan hingga beberapa kali (multiple orgasm). Atau, ada suami yang mampu mengimbangi dengan memperpanjang permainan sebelum orgasme. Kelompok ini punya kecenderungan ketagihan, tapi masih mampu mengendalikan diri.

Frekuensi hubungan intim per minggu ( Gambar II)

Dorongan seksual yang berlebihan merupakan suatu perilaku menetap dari seorang wanita. Dan, tanpa ada gangguan fungsi seksual dari suami, hal itu merupakan suatu varian dari dorongan seksual yang berlebihan.

Kelompok ini betul-betul tidak terkontrol dan kadang tidak rasional. Secara psikologis dikatakan bahwa nimfomania merupakan kompensasi pada saat remaja atau permulaan dewasa. Satu-satunya cara ialah memberikan pembinaan pola hidup sehat.

#Alex Pangkahila (Androlog dan Seksolog)

sumber: majalah MATRA edisi cetak — klik ini

———

Mengatasi Istri yang Tak Puas-Puas

Exit mobile version