Site icon Beritaenam.com

Kampanye di Bogor, Ma’ruf Klaim Unggul di Jabar & Bantah Jokowi Anti-Islam

Cawapres 01 Ma'ruf Amin saat menghadiri kampamye akbar di Lapangan Marzuki Mahdi, Bogor, Jawa Barat, Jumat. (Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf)

beritaenam.com, Bogor – Pasangan calon presiden nomor urut 01 Joko Widodo dan Ma’ruf Amin optimis bisa menang dari Prabowo-Sandiaga di Jawa Barat. Menurut Juru Kampanye Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf, Maruarar Sirait posisi saat ini, Jokowi-Ma’ruf unggul tiga persen dari Prabowo-Sandiaga.

“Tahun 2014 pak Jokowi kalah 60 banding 40 persen. Saat ini saya umumkan, survei kita dua bulan berturut-turut, Februari-Maret pasangan 01 unggul tiga persen dari pasangan 02,” kata Maruarar saat menjadi jurkam cawapres 01 Ma’ruf Amin dalam kampanye terbuka di Lapangan Marzuki Mahdi, Bogor, Jawa Barat, Jumat (5/4).

Maruarar mengatakan keunggulan Jokowi berkat doa warga Jabar. Selain itu, berbagai kerja nyata yang sudah dilakukan petaha, sampai sosok cawapres Ma’ruf Amin, mendongkrak suara.

“Yang hebat adalah rakyat Jawa Barat. Yang hebat warga Kota Bogor,” kata poltisi PDI Perjuangan itu.

Sementara itu, cawapres Ma’ruf Amin menargetkan perolehan suara sampai 70 persen. Kendati pada 2014 suara Jokowi tidak sampai 30 persen, Ma’ruf meyakini kondisi saat ini sudah berbalik.

“InsyaAllah Bogor 01 menang 70 persen. Jokowi Presiden kita. Kiai Ma’ruf Wakil Presiden kita. Haqqul yakin kali ini pasti menang,” ucap Ketum MUI itu.

Ma’ruf membantah isu berhembus menyebut Jokowi anti-Islam. Jika benar, maka Jokowi tak mungkin memilih seorang ulama sebagai pendampingnya di Pilpres 2019.

“Kalau anti Islam ya tidak mungkin angkat wakilnya ulama,” ujar Ma’ruf.

Selain itu, isu Jokowi anti-Islam hoaks bisa dilihat dari sejumlah kebijakan yang dibuat. Seperti, penetapan hari santri, sampai pembentukan komite keuangan syariah.

“Jadi sudah banyak yang dilakukan Pak Jokowi untuk Islam. Ente sudah berbuat apa untuk Islam. Jadi saya kira itu saja,” imbuh Ketum MUI itu.

Ma’ruf mengibaratkan ulama seperti daun salam. Saat Pemilu, calon kepala daerah atau presiden berbondong-bondong ketemu ulama minta dukungan.

Saat selesai, ulama akan dibuang. Seperti daun salam dipakai dalam masakan sebagai penyebab. Namun berbeda dengan Jokowi.

“Pak Jokowi memang butuh ulama. Butuh ulama, tapi beliau juga menggandeng ulama sebagai wakil presidennya,” kata Mustasyar PBNU itu.

Dalam kesempatan ini Ma’ruf membantah sejumlah hoaks yang menyerang Jokowi. Seperti hoaks kementerian agama bakal dibubarkan.

“Makanya kita tidak boleh membuat hoaks, fitnah, bersifat arogan. Pilpres ini bukan perang. Pilpres memilih pemimpin yang terbaik, visioner, langkah masa depan, pengalaman, dedikasi tinggi. Bukan perang,” ucapnya.

Dalam kesempatan ini pula, Ma’ruf berdialog dengan jurkamnas Jokowi-Ma’ruf, Maruarar Sirait. Dalam percakapan tersebut, menegaskan bahwa pasangan calon presiden nomor urut 01 Jokowi-Ma’ruf adalah pihak yang bakal merangkul keberagaman dan menegakkan Pancasila dan NKRI.

Selain hal tersebut, Maruarar menegaskan pula bahwa Jokowi tidak pernah melakukan kriminalisasi terhadap ulama.

“Kok mengkriminalisasi ulama, pak Jokowi mengajak ulama besar KH Ma’ruf Amin untuk memimpin bangsa ini,” tegasnya.

Sebelumnya, capres 01 Jokowi mengakui kekalahan di Bogor karena isu anti Islam dan PKI. Sebagai catatan, Jokowi bersama Jusuf Kalla tidak sampai 30 persen di Bogor pada 2014.

Exit mobile version