Site icon Beritaenam.com

Kekejian Eksekusi Ala Kim Jong-Un, Pamannya Diumpankan ke 120 Anjing Kelaparan

Kim Jong-Un memimpin Korut sejak tahun 2011 (Reuters)

Pyongyang – Kekejaman pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un terhadap para penentangnya sudah menjadi rahasia umum. Mulai dari mengeksekusi mati pamannya dengan mengumpankannya pada anjing kelaparan, hingga memasukkan seorang jenderal Korut ke dalam akuarium berisi ratusan ekor ikan piranha.

Seperti dikutip dari berbagai sumber, Selasa (11/6/2019), Kim Jong-Un disebut kerap menggunakan ketakutan dan teror sebagai alat politik sejak memimpin Korut tahun 2011 lalu. Sejumlah metode eksekusi mati yang keji diduga sengaja dirancang untuk menakut-nakuti para pembangkang di Korut.

Selain memasukkan korban ke dalam akuarium raksasa berisi ikan piranha, metode-metode eksekusi mati keji di Korut lainnya seperti mengumpankan korban ke kandang harimau, melakukan pemenggalan, membakar korban hidup-hidup dan meledakkan korban dengan senjata anti-tank.

Media Inggris, Daily Star, pekan ini melaporkan bahwa Kim Jong-Un telah mengeksekusi mati salah satu jenderal Korut yang dituduh merencanakan kudeta, dengan memasukkan sang jenderal ke dalam tangki raksasa berisi ratusan ekor ikan piranha yang didatangkan dari Brasil.

Laporan Daily Star yang mengutip seorang sumber ini tidak menyebut langsung nama sang jenderal yang dieksekusi mati secara keji, juga tidak menyebut secara pasti waktu eksekusi mati itu dilakukan.

Kabar eksekusi mati dengan piranha ini mencuat beberapa hari setelah Kim Jong-Un dilaporkan memerintahkan lima penasihatnya untuk dieksekusi mati.

Laporan surat kabar Korea Selatan (Korsel), Chosun Ilbo, menyebut Kim Jong-Un mengeksekusi mati beberapa anggota tim negosiasi KTT Vietnam, yang menjadi pertemuan kedua antara Kim Jong-Un dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Kim Jong-Un dilaporkan memerintahkan sebuah regu tembak membunuh Kim Hyok-Chol — yang melakukan persiapan tingkat kerja untuk KTT Trump-Kim di Hanoi pada Februari lalu — dan empat bawahannya setelah muncul klaim mereka menjual informasi ke AS.

Laporan Chosun Ilbo menyebut Kim Hyok-Chol dan empat bawahannya ditembak mati di Bandara Mirim pada Maret lalu atas tuduhan ‘mengkhianati pemimpin tertinggi’ Korut.

Paman Kim Jong-Un Diumpankan ke 120 Anjing Kelaparan

Jauh sebelum itu, tepatnya tahun 2013, muncul kabar bahwa Kim Jong-Un mengeksekusi mati pamannya yang bernama Jang Song-Thaek yang dituduh ‘mengupayakan pemberontakan’ dan ‘merencanakan kudeta militer’. Eksekusi mati terhadap Jang dilaporkan berlangsung penuh kekejian.

Laporan media Hong Kong, Wen Wei Po, yang dikutip news.com.au saat itu menyebut Jang dieksekusi mati dengan cara diumpankan kepada 120 ekor anjing liar yang kelaparan, dalam kondisi telanjang.

Jang dilaporkan dimasukkan ke dalam kandang anjing liar bersama lima komplotannya. Laporan Wen Wei Po saat itu mengklaim eksekusi mati terhadap Jang disaksikan langsung oleh Kim Jong-Un bersama 300 pejabat senior Korut lainnya.

Di sisi lain, laporan terpisah yang disampaikan media terkemuka Australia, Sydney Morning Herald (SMH), menyebut Jang kemungkinan besar dieksekusi mati oleh regu tembak. Menurut SMH, Jang diadili secara militer sehingga lebih masuk akal jika dia dieksekusi mati oleh regu tembak.

Tak hanya terhadap Jang, kekejaman Kim Jong-Un juga dilaporkan merembet kepada keluarga Jang. Tahun 2014 lalu, kantor berita terkemuka Korsel, Yonhap, melaporkan bahwa ‘eksekusi mati besar-besaran dilakukan terhadap seluruh keluarga Jang Song-Thaek’.

“Seluruh anggota keluarga Jang dihukum mati, bahkan termasuk anak-anak,” sebut sumber yang dikutip Yonhap saat itu. Menurut sumber tersebut, eksekusi mati besar-besaran dilakukan untuk ‘menghentikan pemberontakan’ yang dimulai Jang.

Laporan Yonhap saat itu menyebut anggota keluarga Jang yang dieksekusi mati termasuk saudara perempuan Jang yang bernama Jang Kye-Sun beserta suaminya yang bernama Jon Yong-Jin, yang saat itu menjabat sebagai Duta Besar (Dubes) Korut untuk Kuba.

Keponakan lagi-laki Jang yang bernama Jang Yong-Chol, yang saat itu menjabat Dubes Korut untuk Malaysia, juga dieksekusi mati bersama dua anak laki-lakinya.

Tidak hanya itu, anak laki-laki dan anak perempuan Jang bersama para cucu dari dua saudara laki-laki Jang lainnya, juga ikut dieksekusi mati. Anggota keluarga Jang, menurut sumber yang dikutip Yonhap, ditembak mati di depan orang lain.

Laporan dari Institut Strategi Keamanan Nasional tahun 2016 menyebut Kim Jong Un memerintahkan eksekusi mati 340 orang sejak menjabat tahun 2011. Kebanyakan mereka yang dieksekusi mati merupakan pejabat senior pemerintahan Korut.

Laporan itu mengulas soal bagaimana Kim Jong-Un memanfaatkan eksekusi mati untuk memperkuat kekuasaannya.

Laporan itu menyebut sekitar 140 orang yang dieksekusi mati merupakan pejabat senior Korut, juga militer dan Partai Buruh Korea yang berkuasa di Korut.

Meskipun otoritas Korut jarang mengungkapkan informasi ke publik, kisah-kisah kebrutalan Kim Jong-Un terus terungkap.

Pada Mei 2015, Kim Jong-Un dilaporkan mengeksekusi mati Menteri Pertahanan, Hyon Yong Chol, dengan senjata antipesawat di sebuah akademi militer di Pyongyang. Eksekusi mati dilakukan di hadapan publik.

Kemudian pada Juni 2016, seorang pejabat tinggi sektor pendidikan Korut, Kim Yong Jin, dilaporkan dieksekusi mati oleh regu tembak setelah kedapatan bersikap buruk dalam Sidang Majelis Tinggi Rakyat.

Tahun 2017, dua anggota parlemen Korsel yang mendapat briefing dari Badan Intelijen Nasional Korsel (NIS) mengungkapkan bahwa lima pejabat keamanan Korut telah dieksekusi mati dengan senjata antipesawat.

Dituturkan salah satu anggota parlemen Korsel Kim Byung-Kee kepada wartawan saat itu, bahwa para pejabat keamanan itu dieksekusi mati karena ketahuan memberikan laporan palsu kepada Kim Jong-Un.

Identitas para pejabat yang dieksekusi mati tidak diketahui pasti. Namun Kim Byung-Kee menyebut, para pejabat itu berada di posisi setingkat wakil menteri dan pernah bekerja di bawah Kepala Kementerian Keamanan Negara Kim Won-Hong yang telah dipecat.

“Kim memimpin dengan memanfaatkan ketakutan. Banyak musuh negara yang dieksekusi di depan umum. Dia ingin semua orang tahu, termasuk penasihatnya yang paling dipercaya, bahwa mereka akan mati menderita jika dia mencurigai mereka berkhianat,” kata seorang sumber intelijen Inggris yang dikutip Daily Star.

Exit mobile version