Beritaenam.com, Jakarta – Salah satu konglomerat Indonesia, Dato Sri Tahir menjual Dolar AS milik pribadinya sebanyak USD 93 juta dan USS 55 juta setara Rp 2 triliun lebih.
Dia berharap keputusannya tersebut dapat membantu penguatan nilai tukar Rupiah yang saat ini tengah terdepresiasi.
Dia menyebutkan, idealnya posisi nilai tukar Rupiah berada di level 14.000 – 15.000. Sementara saat ini Rupiah sudah beberapa hari berada di atas 15.000.
“Rupiah itu (bagusnya) antara 14.000 – 15.000, memang harusnya di sana,” kata Tahir saat ditemui usai melakukan penukaran Dolar di Gedung BI, Jakarta Pusat, Senin (15/10).
Kendati demikian, dia menjelaskan bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah bukan karena memburuknya ekonomi Indonesia melainkan disebabkan Dolar AS yang menguat di luar kendali dan tanpa saingan.
“Artinya bukan kita lemah, artinya Dolar jadi kuat, yang lemah bukan hanya kita, China juga dan currencies (mata uang) yang lain juga melemah, tidak ada yang kuat,” ujarnya.
Dia juga mengapresiasi upaya pemerintah menekan impor dalam rangka menjaga stabilitas Rupiah di pasar.
“Pemerintah sudah lakukan beberapa tindakan satu mengurangi impor sifatnya konsusmtif itu harus dikurangi,” tutupnya.