Site icon Beritaenam.com

Konsekuensi

Bagaimana tidak menjadi kesal! Pohon mangga miliknya yang sudah ia rawat selama 1 tahun buahnya habis dipetik oleh anak tetangga sebelah sebelum ia menikmati hasil jerih payahnya.

Dalam keadaan emosi dan kesal Maru pun mencangkul sekitar pohon mangga itu lalu mencabut & memindahkan pohon tersebut ke sebuah pot yang kemudian di taruhnya pot tersebut di halaman belakang rumah.

Namun apa yang terjadi… Beberapa hari kemudian, pohon mangga tersebut kering & daunnya pun menjadi layu.

Maru pun menjadi panik dan sedih… Ia menyesal sudah termakan emosi dan mengambil tindakan terlalu drastis untuk memindahkan pohon itu di tengah terik matahari di siang hari bolong.

Kini pohon itu kini tampak kering dan daun-daunnya semua berguguran hingga tinggal batang dan ranting. Namun begitu, Maru tidak berputus asa.

Setiap hari dia menyirami pohon tersebut serta memberinya pupuk sambil berkata pada pohon itu… Maafkan aku wahai Pohon, tetaplah bertahan hidup. Aku sayang pada kamu…

Amazingly, setelah 2 minggu waktu berlalu dan tidak menunjukkan adanya gejala-gejala kehidupan, tunas-tunas muda yang hijau tampak muncul kembali dan dalam waktu 1 bulan, pohon itu kembali sehat seperti sedia kala.

Kejadian yang sama bisa saja terjadi di tempat kerja kita.

Karena emosi kita yang tidak terkendali. Kita melakukan sebuah tindakan drastis pada bawahan kita yang… bisa saja maksud sebenarnya adalah karena prihatin dengan situasi dan pekerjaannya atau ingin membuat hidupnya atau masa depannya lebih baik.

Namun tindakan yang kita lakukan justru membuat orang yang kita kasihi itu malahan menderita dan seringkali juga bahkan orang tersebut akhirnya meninggalkan perusahaan.

Ya kita harus mengerti bahwa ada KONSEKUENSI dari apa yang kita lakukan. Jangankan bertindak… Diam pun mempunyai KONSEKUENSI.

Cara penyampaian yang bijak dan penuh Kasih harus selalu dilakukan untuk dapat “memindahkan” seseorang ke dalam zona yang kita ingini.

Hal kedua yang cukup penting adalah “timing” yang tepat. Sebab jika kita terlalu terburu-buru, ketika orang tersebut belum siap.

Ia pun akan merasa tidak nyaman dan bisa jadi ia pun tidak akan bertahan di zona yang kita tetapkan.

Kita juga harus bijak menangani “orang-orang yang mati suri” di dalam organisasi kita.

Apalagi jika keadaan itu terjadi akibat kesalahan kita, kita pun sebagai pemimpin harus berani meminta maaf dan berkomunikasi dengannya untuk menciptakan kondisi yang nyaman bagi dirinya agar ia dapat terus bertumbuh di dalam Zona yang kita tetapkan.

Air di dalam cerita di atas adalah seperti “Hygiene Factors” Faktor-faktor yang digolongkan oleh Frederick Herzberg sebagai dorongan utama yang membuat orang tersebut mau bekerja bagi organisasi atau pemimpin tersebut mis: (Kompensasi dan Benefit, Gaji, Job Security, Asuransi, Cuti, dll).

Pupuk dan pujian di dalam cerita di atas adalah “Motivators” Faktor-faktor yang memotivasi seseorang untuk bekerja dengan baik. Mis: (Mencapai goal yang ditetapkan, Penghargaan, Tanggung Jawab, dll) Yang mana hal ini jauh-jauh lebih penting dari Hygiene Factors di atas.

Hygiene Factors menumbuhkan seseorang untuk bertumbuh ke atas. Ketika ia berkerja baik, kita memberikan promosi maka gaji dan tunjangan-tunjangan lain pun meningkat.

Ini adalah tehnik Grow up High Potential People. Namun Ingatlah selalu bahwa hal ini juga bisa dilakukan oleh perusahaan lain terutama ketika mereka merekrut anggota team kita.

Ada satu hal yang seringkali dilupakan oleh para pemimpin di perusahaan / organisasi yaitu…. Make the employees grow deeper… Rooted in our organization… Ini hanya bisa dilakukan dengan meningkatkan level “Motivators” anggota team kita.

Motivasi itu seperti pupuk, jenis tanaman tertentu membutuhkan jenis pupuk tertentu.

Demikian juga untuk setiap individu di dalam organisasi perlu motivasi yang sesuai dengan level atau tingkat kebutuhannya (Teori Maslow / McCleland), penuhilah itu maka anggota team akan setia sebagai KONSEKUENSInya.

Semua tindakan kita pasti ada KONSEKUENSInya. Oleh karenanya bijaklah dalam mengambil tindakan sebelum dampak buruk terjadi sebagai KONSEKUENSI akibat kita mengabaikan hal-hal tersebut di atas.

”You are free to make choices. You are not free to escape the consequences.” – Howard G. Hendriks

Have a Great Day! GC

Exit mobile version