Beritaenam.com — Seperti yang saya sampaikan beberapa hari yang lalu. Dan, sesudah saya mencoba untuk mendapatkan informasi mengenai kartu Pra Kerja, saya ingin sedikit membahas mengenai kontroversi kartu para kerja, program pemeritah, yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Saya mendapatkan sekitar 120 tanggapan dari netizen, follower saya, setelah saya meminta tanggapan dan pendapat mereka mengenai kontroversi Kartu Pra Kerja ini.
Ada yang bertanya: Apakah modifikasi manfaat kartu prakerja akan sangat membantu di saat pandemi karena dikala saat ini orang butuh makan dan bukan butuh pelatihan.
Apakah tidak sebaiknya diundur sampai keadaan normal kembali?
Mengapa tidak dialihkan ke bansos dulu agar rakyat kenyang, perut kenyang, otak lancar karena kalau perut lapar otak menjadi kriminal, negara hancur seperti kerusuhan 1998.
Bagaimana mengetahui seseorang benar atau tidak mempunyai pekerjaan, fakta mengatakan bahwa banyak orang yang masih bekerja malah menerima bantuan PraKerja.
Apa alasan seseorang tidak lolos dalam suatu seleksi. Banyak yang sampai 3x mengikuti dan seleksi tetap tidak lolos.
Ada pula yang mengatakan mengapa tidak sebagian APBN fokus pada pembuatan vaksin dan anti virusnya, kan ada google dan youtube dimana tidak perlu membayar dan seperti pembodohan dan menjadi ajang korupsi berjemaah.
Lebih baik dana tersebut dikelola menaker dibawah disnaker di propinsi dan kabupaten/kota bukan di kendalikan dan dijalankan Menko Perekonomian, dan bagaimana Kantor Menko Perekonomian tahu bahwa pekerja di PHK.
Menurut saya semua pertanyaan dan pernyataan di atas sah-sah saja.
Ada satu hal yang perlu diketahui yaitu bahwa program Kartu pra-kerja tersebut merupakan janji politik Presiden Jokowi pada masa kampanye.
Yang menjadi masalah adalah bahwa sekali lagi kita melihat bahwa pemerintah ini ”miskin” dan ”pelit” informasi, sesuatu yang harusnya baik justru menjadi kontroversi karena informasinya pelit.
Pemerintah mengatakan, “kita mau mencoba baik. Ya, sudah terima saja dong”.
Zaman sudah berubah, semua orang ingin mendapatkan informasi yang jelas, terinformasikn secara detil, dan melalui media sosial yang sudah sangat terbuka, melakukan cek&Balance masing-masing.
Mengapa karena sudah tidak percaya kepada politisi dan DPR yang sudah terlalu sering menyakiti hari rakyat dan sudah tidak lagi mendapatkan kepercayaan rakyat.
Jadi maunya ya, “Tanya Langsung” melalui media sosial, dan pemberitaan online yang begitu cepat menyebar tanpa mengetahui keabsahan berita itu sendiri.
Menurut saya, program Kartu Pra Kerja ini sangat baik, justru pada waktu keadaan COVID-19 ini.
Karena pandemi ini, mempunyai dampak ekonomi yang sangat negatip terhadap lapangan kerja yang ada. PHK sudah merupakan kenistayaan, pengangguran sudah menjadi kenyataan, lalu apa yang harus dilakukan pemerintah.
Manfaat dari Kartu Pra Kerja adalah setiap peserta akan Dialokasikan Rp3.550.000 dengan rincian sebagai berikut:
– Bantuan pelatihan sebesar Rp1 juta
– Insentif pasca pelatihan sebesar Rp600.000 per bulan (untuk 4 bulan)
– Insentif survei kebekerjaan sebesar Rp50.000 per survei (3 kali survei) atau total Rp150.000 per peserta.
LIHAT Situs kemenkeu,
Dikatakan bahwa Anggaran Kartu Pra-kerja naik dari Rp10 triliun menjadi Rp20 triliun dari total anggaran JPS (Jaring Pengaman Sosial) Rp110 triliun karena situasi luar biasa COVID-19 ini.
Kartu Prakerja dapat meng-cover sekitar 5,6 juta orang.
Perhitungannya adalah sebagai berikut:
1. 5.600.000 x Uang saku Rp. 650.000/bukan selama 4 bulan, pasca pelatihan adalah Rp. 14,6 Triljun
2. 5.600.000 x biaya survey Rp. 150.000 adalah Rp.840 Milyar
3. 5.600.000 x Biaya pelatihan online adalah Rp. 5,6 Triljun.
Total adalah Rp. 21,04 Triljun jadi lebih dari Rp.20 triljun anggaran. Bagaimana sich hitungan kemenkeu?
Katanya Menkeungan kita canggih?
(Maaf bukan nyinyir hanya santai aja, cari-cari kesalahan 🙈🙈🙈).
Jadi sebetulnya ini juga sah sah saja. Sebetulnya Rp. 650.000 yang diberikan selama empat bulan, pasca mengikuti pendidikan “Skill Academy”.
Seperti ditulis di situs ruang guru, menurut saya sudah merupakan bagian dari Bansos (bantuan sosial), agar supaya mereka yang sudah terdidik diberikan waktu empat bulan untuk mencari lowongan kerja, melamar atau memulai usaha barunya.
Yang menjadi pertanyaan utama adalah, mengapa Untuk tamat mengikuti skill akademi, (butir 3 di atas) perlu biaya Rp. 1 juta perorang dengan total biaya Rp. 5.6 Triljun.
Inilah yang menjadi kontroversi perbincangan masyarakat luas.
Sebagai Contoh, satu diantara beberapa penyedia konten, mata pelajaran yang disampaikan di situsnya hanyalah. a.l .
• Paket pelatihan Ojek online,
• Sukses kerja sampingan di masa Corona,
• Mahir berbahasa Inggris,
• Kembangkan UMKM hingga kebanjiran order,
• Trik Buka usaha untuk Pemula masa Corona,
• Tehnik lamar kerja di Masa Corona
—dll.
Mungkin, saya salah dan masih ada kekurangan. Kebetulan saya berlatar belakang IT dan Televisi penyiaran.
Tapi, menurut saya, dan oleh karena pengalaman saya dalam memulai mata pelajaran Lingua, kita dapat membuat pelatihan tersebut secara online, on demand (artinya bisa belajar setiap saat) hanya dengan pembuatan Rp 500 juta per jam pelajaran.
Namun, ini pun dapat disponsor melalui pendapatkan dari sponsor atau iklan.
Kalaupun, iklan tidak ada dan kalaupun ada 500 sesi (500 jam). Maka, biaya pembuatan konten mata pelajaran hanyalah Rp.250 milyar.
Kemana larinya Rp. 5.35 Triljun dari anggaran Rp. 5.6 Triljun tersebut?
Kalaupun masih perlu biaya administrasi, untuk ujian atau apapun, saya yakin, seyakinnya bahwa biaya tersebut sangat marginal.
Inilah yang perlu dijawab!!!
Jadi kesimpulannya, sudah benar Program Kartu Pra-kerja yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo, apalagi semasa banyak yang di PHK,
Yang menjadi pekerjaan Pemerintah adalah menginformasikan-nya dengan jelas. Jangan sampai ada orang atau partai politik yang mengambil keuntungan dari program ini, program yang sudah menunjukan niat baik pemerintahan ini.
Siapa Ya, yang mengambil keuntungan dari sini?
Saya tahu, tapi rahasia saya. Karena, saya hanya nebak nebak.🙊🙊🙊🙊🙊😛😛😛😛
Semoga kita syiab dan terlatih pada waktu Covid-19 ini sudah terbang ke Bulan.
Kalau pengamatan saya salah, janganlah saya di bully yah, perbaiki saja!!🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼🙏🏼