Program vaksinasi COVID-19 mulai berjalan di beberapa negara di dunia, termasuk Indonesia. Berita mengenai puluhan awak media terkapar setelah menjalani vaksin, kemudian terkapar setelah vaksinasi COVID-19 sampai pingsan.
Siti Nadia lewat video yang diterima mengklarifikasi bahwa pesan berantai di grup WhatsApp ataupun di media sosial dengan narasi tersebut adalah tidak benar.
“Saya ingin mengklarifikasi terkait informasi yang beredar bahwa puluhan wartawan terkapar pasca divaksin. Kami sampaikan, informasi yang beredar di WhatsApp group maupun media sosial ini adalah tidak benar,” ujar dr Siti Nadia.
“Kembali kami tegaskan berita atau informasi yang mengatakan puluhan awak media terkapar adalah tidak benar,” kata Nadia.
Nadia menerangkan bahwa memang ada 5 awak media yang mengalami keluhan usai vaksinasi COVID-19. Mereka sudah pulang dan dinyatakan sehat.
Saat pemeriksaan, alasan mereka mendapat keluhan karena tidak makan sebelum vaksinasi hingga kurang tidur H-1 vaksinasi COVID-19.
“Saat ini kelima awak media tersebut sudah kembali ke rumah masing-masing dan dalam keadaan kondisi sehat. Adapun dalam pemeriksaan, diketahui awak media ini sebelumnya tidak melakukan sarapan atau makan siang sebelum pelaksanaan vaksinasi. Kedua adalah mereka tidak cukup beristirahat pada malam hari sebelumnya saat besok hari akan mendapatkan vaksinasi,” ujar Nadia.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19, dr Siti Nadia Tarmizi (Biro Pers Sekretariat Presiden) |
Nadia mengimbau awak media yang akan divaksin agar mempersiapkan diri, antara lain dengan makan yang cukup serta istirahat/tidak tidur larut malam sehari sebelum vaksinasi.
“Sehingga kami imbau awak media yang akan mendapatkan vaksinasi besok hari agar istirahat yang cukup dan lakukan sarapan sebelum mendatangi lokasi vaksinasi,” kata Nadia.
Diketahui, vaksinasi COVID-19 untuk wartawan digelar mulai hari (25/2) hingga Sabtu (27/2). Lokasi vaksinasi COVID-19 terletak di Hall A Basket Kompleks Gelora Bung Karno, Jakarta.
Dikutip dari laman resmi WHO, vaksin COVID-19 memang bisa menyebabkan efek samping seperti vaksin pada umumnya yaitu demam ringan, nyeri, atau kemerahan di tempat suntikan. Sebagian besar reaksi ringan akibat vaksin bisa hilang dengan sendirinya dalam beberapa hari.
Efek samping yang muncul bisa berbeda-beda, tergantung vaksin COVID-19 yang digunakan. Berikut beberapa efek samping yang seringkali dilaporkan dari vaksin COVID-19.
- Demam
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Menggigil
- Diare
- Nyeri di tempat suntikan
Selain efek samping di atas, para penerima vaksin COVID-19 juga bisa mengalami reaksi alergi parah yaitu anafilaksis. Kondisi ini biasanya terjadi pada orang yang memang memiliki reaksi alergi terhadap dosis vaksin sebelumnya atau salah satu komponen yang ada di dalam vaksin.
Adapun beberapa orang dengan kondisi tertentu yang juga tidak bisa divaksin, tentunya untuk menghindari terjadinya kemungkinan efek samping seperti:
– Jika memiliki riwayat reaksi alergi parah terhadap bahan apapun dari vaksin COVID-19
– Jika sedang sakit atau mengalami gejala COVID-19. Orang tersebut bisa mendapatkan vaksin setelah gejala-gejala tersebut sudah teratasi atau sembuh.
Meski begitu, setiap vaksin COVID-19 mungkin memiliki kriteria khusus untuk menentukan kondisi apa saja yang bisa menerima suntikan vaksin. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut lagi, demi keamanan dan kemanjuran vaksin COVID-19.
Ada beberapa efek samping vaksin Covid-19 yang bisa Anda alami. Namun, Anda tak perlu khawatir karena efek samping vaksin adalah hal yang wajar terjadi ketika tubuh membangun sistem imun.
Mengutip dari Best Life, beberapa efek samping yang bisa Anda rasakan setelah mendapat vaksin Covid-19 adalah demam, kelelahan, dan nyeri otot. Efek samping ini umum terjadi, apalagi setelah mendapat vaksin dosis kedua.
Setelah mendapat vaksin kedua, kondisi tubuh bisa terbilang prima dan akan memberikan reaksi. Hal itulah yang menyebabkan terjadi efek samping. Efek samping juga bisa jadi tanda bahwa vaksin benar-benar bekerja.
Meski demikian, masyarakat diimbau untuk tidak takut mendapat vaksin Covid-19. Melansir Best Life, hanya ada 2,1 kasus reaksi alergi per 1 juta dosis Moderna dan 6,2 kasus reaksi alergi per 1 juta Pfizer. Reaksi alergi juga bisa ditangani secara efektif oleh tenaga kesehatan.
Perlu diingat, risiko terinfeksi virus corona lebih tinggi daripada reaksi alergi karena vaksin Covid-19. Karena itu, Anda tidak perlu ragu untuk mendapat suntikan vaksin. Meski vaksin virus corona mengalami perkembangan, Anda tidak boleh melupakan protokol kesehatan.
Hindari kegiatan di luar rumah yang melibatkan banyak orang. Jika Anda terpaksa melakukannya, selalu jaga jarak dengan orang lain, pakai masker dengan cara yang benar, dan rajin cuci tangan memakai sabun dan air mengalir.
Anda juga bisa memakai hand sanitizer dalam keadaan darurat agar kebersihan tangan tetap terjaga. Selain itu, usahakan untuk membersihkan permukaan benda menggunakan disinfektan secara rutin.