Menapaki 12 Tahun Tangerang Selatan Berkembang Pesat

Beritaenam.com — Sejak berdiri sendiri menjadi daerah otonom, Pemeritah Kota Tangerang Selatan yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Tangerang, bisa melaju kencang mengejar pembangunan di berbagai bidang.

Kerja keras jajaran Pemkot Tangsel di  bawah kepemimpinan Walikota Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH, membuahkan hasil cemerlang hingga mampu menghantarkan Tangsel menjadi kota satelit baru, penyangga Metropolitan Jakarta.

Tekanan terhadap Kota Jakarta seperti kemacetan lalu lintas, persoalan hunian, lapangan kerja, dan persoalan lain akan terbantu dengan hadirnya kota satelit baru, seperti Tangerang Selatan.

Apalagi sarana dan prasarana yang ada di kota metropolitan Jakarta, juga tersedia di kota satelit, sehingga masyarakat bisa tinggal dan bekerja di kota yang tersebut. Dengan demikian, tidak semua aktivitas tertumpuk di pusat kota seperti Jakarta sekarang ini.

Kemandirian inilah yang kini mulai berhasil diwujudkan di Tangerang Selatan yang hingga kini terus dikejar peningkatan untuk daya saing. Mulai dari kemandirian dalam hal ekonomi, pembangunan, lapangan kerja melalui industri, jasa, perdagangan, serta berbagai aspek lainnya.

Dua periode di bawah kepemimpinan Wali Kota Hj. Airin Rachmi Diany sebagai Wali Kota Pertama Tangsel dari Pemilihan Walikota tahun 2011, kota dengan luas wilayah + 1.159,05 km2 ini bisa berkembang pesat.

Dalam kurun waktu yang relatif singkat, Kota Tangsel  bisa mengejar pembangunan hingga mampu mensejajarkan diri dengan kota lain yang sudah lebih dulu eksis. Tangerang Selatan bisa menjadi Kota Satelit yang kian memikat sebagai tempat yang nyaman untuk tempat tinggal, melakukan aktivitas usaha, bisnis, investasi dan lainnya.

Meskipun usia kota ini masih terbilang muda, baru menginjak masa remaja (12 tahun pada 26 November 2020),  namun Kota Tangsel telah tumbuh dan bergerak  sangat pesat  dalam  urusan menghias diri dengan berbagai kemajuan pembangunan.

Kemajuan di segala bidang terlihat di sejumlah sudut kota ini. Mulai pusat perbelanjaan modern (mall), proyek properti atau hunian,  bertebarannya ruko (Rumah Toko), apartemen, gedung perkantoran, hotel, dan kawasan bisnis (commercial  estate).

Secara geografis posisinya strategis, dekat dengan wilayah-wilayah sentral ibu kota yang membuat kota ini cepat ikut berkembang. Banyak individu ataupun korporasi yang menjadikan Kota Tangsel sebagai tujuan untuk berbagai kebutuhan, mulai tempat tinggal, bisnis, dan juga investasi.

Banyak pengusaha menengah dan besar yang tertarik berinvestasi, membuka usaha baru di kota ini. Tak hanya investor lokal, namun pebisnis dari luar daerah. Mulai dari investasi bidang properti, industri jasa, perdagangan dan lainnya  yang membuat kota Tangerang Selatan kian terlihat semarak. Terutama dari aktivitas jasa, perdagangan, seperti hospitality perhotelan, restoran dan lainnya.

Beberapa developer  besar  telah  ikut  menyemarakan  pembangunan di kota ini. Bisa dimaklumi, mengingat potensi dan prospeknya yang menjanjikan. Sebut saja Sinarmas Land Group, PT Summarecon Agung Tbk., PT Alam Sutera Realty Tbk., PT Paramount Enterprise International, dan PT Jaya Real Property Tbk, dan beberapa pengembang lainnya.

Raksasa-raksasa developer tersebut di antaranya telah banyak membangun kawasan Serpong dan Serpong Utara di dalam Kota Tangsel yang kian menjadi magnet bagi investasi lainnya, termasuk industri jasa dan perdagangan.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami peningkatan, Tangsel bisa terus menggeliat, mengejar kota lain menjadi kota metropolitan.

Kemajuan ini juga tak lepas pembangunan infrastruktur, seperti akses jalan yang sejak awal dilakukan secara massif. Di seluruh Kota Tangerang Selatan, kini jalan-jalan utama sudah dilebarkan. Demikian pula jalan-jalan lingkungan yang menjadi tanggung jawab Pemkot Tangerang Selatan, juga sudah banyak yang diperbaiki, sehingga lalu lintas masyarakat pada jalan-jalan kecil lingkungan sudah mulus, tidak lagi berbecek-becekan.

Infrastruktur ini sangat penting guna menunjang kelancaran arus lalu lintas yang berdampak pada mobilitas masyarakat dalam berbagai kegiatannya. Ditunjang infrastruktur yang makin maju, termasuk akses jalan tol, Kota Tangerang Selatan kian mudah diakses yang membuat Tangsel kian ramai oleh aktivitas bisnis dan perdagangan, termasuk pengunjung dari luar daerah.

Kinerja Pembangunan Lampaui Target

Di bawah kepemimpinan Airin Rachmi Diany, pembangunan di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) terus dikebut. Dari berbagai indikator dan capaian yang ada, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BPPD) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Eki Hadiana pastikan bahwa beberapa unsur pembangunan sudah mencapai angka ideal.

Menurutnya, salah satu indikator pembangunan daerah adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Pada tahun 2011, IPM ini memiliki nilai mencapai 76,99 poin. Sementara di tahun 2019, menjadi 81,48 poin, dimana kenaikan ini dimasukan ke dalam kategori tinggi. Selanjutnya adalah laju pertumbuhan penduduk yang mana di tahun 2019, mencapai 3,04 persen.

Selain itu, kemampuan daya beli masyarakat juga meningkat. Dimana di tahun 2011, kemampuan daya beli sebesar Rp14,04 juta sementara per tahun 2019, meningkat menjadi Rp15,99 juta.

Di samping beberapa indikator tersebut, ada PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) per kapita yang juga terus meningkat. PDRB perkapita merupakan gambaran dan rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk selama satu tahun di suatu wilayah/daerah. PDRB perkapita ini bisa diperoleh dari hasil bagi antara PDRB dengan jumlah penduduk yang bersangkutan.

Tercatat PDRB Tangsel naik dua kali lipat dari tahun 2011. Dimana pada saat itu PDRB-nya hanya sekitar Rp 25,92 juta. Di mana berkat  kerja keras dan berbagai yang dilakukan jajaran Pemkot Tangsel, kinerja PDRB bisa terus meningkat, di mana pada tahun 2019 lalu, mencapai 47,39 juta. “Itu masuk ke dalam salah satu kategori tertinggi di Indonesia, kita harus berbangga terhadap pencapaian ini,” katanya.

Dari sekian banyak indikator tersebut juga, Eki juga menyebutkan bahwa Pemkot Tangsel juga mampu terus menekan tingkat angka kemiskinan masyarakat Kota Tangsel. Dimana, pada tahun 2019, jumlahnya masih di bawah 2 persen. “Hal ini karena kita juga terus berupaya meningkatkan kesejahteraan mereka melalui beberapa program,” ujarnya.

Ditambahkan, dalam beberapa tahun terakhir ini, Pemerintah Kota Tangsel juga berupaya untuk mengurangi jumlah pengangguran. Hal tersebut ditunjukkan dalam grafik dimana per tahun 2011, sekitar 11,98 persen warga Tangsel merupakan pengangguran. “Sementara per tahun 2019, turun secara signifikan menjadi 4,79 persen,” ujar Eki yang menambahkan bahwa program tersebut akan lebih ditingkatkan agar kesejahteraan masyarakat juga meningkat.

Airin Rachmi Diany

Pembangunan SDM

Tak hanya pembangunan fisik, sejak awal Pemkot Tangsel juga sangat konsen terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Upaya ini dilakukan melalui penyediaan fasilitas pendidikan (sekolah), kesehatan (rumah sakit, Puskemas, Posyandu), dan sarana pra sarana pendukungnya.

Di bidang pendidikan, Tangsel  selama dua periode masa kepemimpinan Walikota Tangsel, Airin Rachmi Diany,  terus menunjukkan kemajuan. Hal ini tercermin dari hasil laporan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel yang menyebutkan bahwa realisasi pembangunan terkait bidang pendidikan   telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) bidang pendidikan.

Menurut Pj. Sekretaris Daerah Kota Tangsel, Bambang Noertjahjo, capaian di bidang pendidikan, baik harapan lama sekolah, uji kompetensi guru, jumlah siswa jenjang TK, SD, SMP pun telah tercapai. Sebelumnya pada 2016 harapan lama sekolah hanya 13,83, sekarang mencapai 14,50.

Begitu pula dengan nilai kompetensi guru mencapai 85. Jenis kebudayaan yang dilestarikanpun sudah sesuai dengan targetnya yakni 4.

Alhamdulillah di masa kepemimpinan Ibu Walikota Airin, bidang pendidikan sudah mencapai target RPJMD di tahun 2020 ini,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Tangsel, Taryono, menjelaskan,  untuk Angka Partisipasi Murid SD atau sederajat di tahun 2019 sudah berhasil direalisasikan hingga 119 persen. Secara umum, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan saat ini juga sudah berhasil mencapai target. Begitu juga beberapa indikator lain, juga sudah melampui target.

“Keberhasilan ini berkat kolaborasi sinergis banyak pihak, seperti keluarga besar   dindikbud, para mitra kerja, masyarkat, dan tentunya karena arahan dan bimbingan dari Pimpinan” ujar Taryono.

Adapun program yang digalakan oleh Dindikbud dan sudah mencapai target adalah jumlah usia 7-12 tahun di jenjang SD atau MI atau Paket A per jumlah penduduk kelompok Usia 7-12 tahun yang ditargetkan hingga 99 persen, Dindikbud memastikan sudah merealisasikannya hingga 119 persen.

Kemudian jumlah siswa usia 13-15 tahun di jenjang SMP atau MTs atau paket B per jumlah penduduk kelompok usia 13-15 tahun kali ditargetkan yaitu 97 persen dan sudah terealisasi hingga 109 persen. Dengan dua indikator tersebut, Dindikbud semakin optimis memberikan pelayanan terhadap masyarakat di bidang pendidikan.

Di bidang kesehatan, Pemkot Tangerang Selatan memastikan pelayanan kesehatan sudah bisa diakses hingga kelompok terkecil. Upaya ini  antara lain dilakukan dengan membentuk kader kesehatan untuk memberikan pelayanan hingga tingkat RT.

“Saat ini ada 5.500 kader kesehatan yang juga telah mendapatkan fasilitas honor dari Pemkot Tangsel. Kader kesehatan ini menjadi kepanjangan tangan pemerintah  untuk layanan kesehatan kepada masyarakat,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan, Deden Deni.

Selain memberikan honor, Dinas Kesehatan juga membangun 859 unit posyandu yang juga dimanfaatkan kader kesehatan dalam memberikan imunisasi kepada seluruh anak-anak bayi dan balita di Kota Tangsel.

Dari seluruh kebijakan dan fasilitas yang disediakan, Deden berharap pelayanan kesehatan terhadap masyarakat bisa meningkat. Terutama di tengah pandemi. Dimana sosialisasi hidup sehat harus selalu digalakan.

Selain keberhasilan tersebut, masih banyak prestasi lain yang berhasil diraih Pemkot Tangsel. Buah kerja keras selama dua periode mengawal pembangunan di Tangsel, kini telah banyak dinikmati masyarakat luas. Tak berlebihan, banyak kalangan memuji atas keberhasilan dan sepak terjang Walikota yang juga dipercaya menjadi Ketua Asosiasi Pemerintah Kota  seluruh Indonesia (APEKSI) untuk periode 2016-2020 ini.

Selama dua periode menjabat sebagai Wali Kota Tanggerang Selatan (Tangsel), sederet penghargaan telah berhasil diraihnya. Mulai torehan prestasi bidang leadership (kepemimpinan), kepemerintahan, pembangunan SDM sosial, budaya, dan lainnya. Termasuk tata kelola dan sistem pemerintahan sesuai dengan prinsip good governance dengan menerapkan SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik).

Di bidang layanan  publik, Pemkot Tangsel hingga kini telah banyak memanfaatkan sistem IT (information technology) dan aplikasi digital melalui penerapan konsep smart city (kota pintar). Di antaranya dengan mengedepankan keterbukaan informasi dan transparansi dalam berbagai layanan yang sudah dioptimalkan dengan teknologi informasi.

Hal ini juga sejalan dengan Peraturan Presiden (Perpres) nomor 95 Tahun 2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE), sebagai acuan untuk menuju smart city sekaligus untuk memberikan kemudahan layanan dan keterbukaan informasi bagi masyarakat melalui sistem teknologi infomasi dan komunikasi (TIK) dengan mengimplementasi konsep e-government.

Berkat inovasi yang terus dilakukan, tahun 2019, keterbukaan informasi di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mendapat apresiasi tinggi dari Komisi Informasi Pubik (KIP) Provinsi Banten, dengan nilai 96.88. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangsel dinilai berhasil dalam memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat, sesuai dengan amanat UU Nomor 14/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP).

Terkait SPBE, tahun 2019 dari 616 instansi, Kota Tangsel masuk dalam tiga besar kota dengan predikat Baik se-Indonesia. Hal ini merupakan hasil evaluasi sistem pemerintah berbasis elektronik (SPBE) yang dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Masih di tahun 2019, Pemkot Tangsel juga meraih penghargaan Kota Layak Anak (KLA) tingkat Nindya untuk pertama kalinya dari Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPA) Republik Indonesia. Di di bidang pengelolaan keuangan, Pemkot Tangsel  juga mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI selama lima tahun berturut-turut.

Hingga kini sudah banyak kemajuan yang telah dicapai. Sehingga Tangsel bisa cepat sejajar dengan kemajuan di kota-kota lain. Berstatus Smart City, Kota Layak Anak, Kota Layak Pemuda, Kota Layak Huni yang membuat masyarakat Tangsel semakin sejahtera. Tak banyak kota pemerintah baru maupun kabupaten hasil pemekarasan wilayah pasca era reformasi yang bisa cepat melejit, seperti Pemkot Tangsel ini.

“Pencapaian dalam bentuk penghargaan dan pengakuan dari pihak luar itu bukan merupakan tujuan utama dari apa yang kita lakukan. Tujuan yang lebih esensial adalah mewujudkan pembangunan dan penataan kota, serta mengembangkan Tangsel menjadi lebih baik di masa akan datang untuk kesejahteraan masyarakat di Tangsel,” ungkap Walikota Airin Rachmi Diany.

Airin berpesan kepada siapapun pemimpin Kota Tangsel ke depan yang akan menggantikannya, agar menjadikan Tangsel sebagai rumah dan kota kita bersama. Suasana aman nyaman, kondusif, rumah untuk keluarga ada di Kota Tangsel.

”Keguyuban, kekeluargaan ada, meski pun Kota Tangsel masuk dalam kategori metropolitan. Ini menjadi suatu hal yang bisa mendorong untuk proses percepatan dan pembangunan dan penataan Kota Tangsel,” pungkasnya.