Site icon Beritaenam.com

Mengelola Keuangan ala Ayah

Tipe Gabung & Tipe Pisah

Tim gabung adalah kondisi suami dan istri menggabungkan penghasilannya untuk kebutuhan keluarga. Dalam tipe ini, sumber keuangan keluarga tentunya akan kuat dan banyak tujuan keuangan akan tercapai. Namun, minusnya kadang kala akan muncul rasa ketidakadilan perihal alokasi belanja pribadi.

Ada juga tim pisah yaitu suami dan istri melakukan pembagian tugas dalam kebutuhan keluarga. Dalam tipe ini, besar kemungkinan pasangan tidak mengetahui penghasilan masing-masing.

Contoh, suami menggunakan penghasilannya untuk membayar kebutuhan pokok seperti cicilan rumah, membayar uang sekolah anak, dan kebutuhan belanja bulanan rumah tangga.

Sedangkan gaji istri dipakai untuk membayar tagihan listrik, investasi, dan menabung dana liburan.

Tipe ini memungkinkan suami dan istri menentukan sendiri berapa persentase penghasilannya yang akan dipakai untuk keluarga.

Positifnya, suami dan istri akan merasa adil dalam hal alokasi keuangan karena keduanya memiliki porsi penghasilannya dalam tonggak keluarga. Minusnya, apabila salah satunya mengalami penurunan penghasilan maka keuangan keluarga bisa berantakan.

Tak ada yang salah dan paling benar dalam tipe hubungan keuangan keluarga, mengingat setiap kondisi keuangan keluarga berbeda.

Kewenangan penuh pada istrinya perihal belanja keluarga.

Ada yang mengelola keuangan kepada istrinya.Namun, dia tidak “melepas” istrinya begitu saja dalam membelanjakan uang.

Ia tetap memerhatikan dengan seksama bagaimana kelak istri menggunakan uang dalam pemenuhan kebutuhan keluarga juga kebutuhan personal.

Selain itu, Ayah harus turut berperan menentukan pengeluaran keluarga.

Pengeluaran istri adalah kebutuhan penting atau tidak. Dengan demikian, jatah bulanan yang diberikan suami kepada istri akan selalu digunakan dengan bijaksana.  Ikut memantau dan memberikan keputusan apa yang sebaiknya dibeli atau tidak dibeli.

Miliki Asuransi

Kerap dipandang sebelah mata, banyak orang yang menunda memiliki asuransi karena merasa dirinya masih aman.

Padahal, asuransi akan sangat membantu bilamana ada keperluan urgent atau lebih buruknya lagi ditinggal pasangan meninggal dunia.

Oleh karena itu, penting bagi Ayah memiliki asuransi kesehatan dan asuransi jiwa demi proteksi diri. Asuransi kesehatan membantu ketika suatu hari dilanda penyakit, sementara asuransi jiwa dapat mengcover keluarga nantinya bila kepala keluarga meninggal dalam usia produktif.

Buat Perencanaan Keuangan

 

Tak kalah penting, cobalah mulai menyusun perencanaan keuangan. Langkah ini akan membuat pasangan mengetahui secara pasti berapa nilai pendapatan setiap bulan dari keluarga.

Setelah itu, susunlah anggaran setiap bulan untuk keperluan keluarga yang bisa dibagi menjadi kebutuhan primer dan kebutuhan yang dapat ditunda.

Dengan perencanaan keuangan, Ayah dan Bunda dapat menentukan metode mengatur keuangan yang lebih besar.

Sebut saja berapa besar tabungan yang mungkin untuk dialokasikan, metode menabung yang tepat, serta alokasi investasi untuk mencapai tujuan finansial keluarga.

Pintar Milah Kebutuhan

Sebagai pemimpin dalam keluarga, Ayah juga didorong untuk mampu membedakan kebutuhan primer, sekunder, serta kebutuhan tersier. Memilah golongan kebutuhan ini akan sangat membantu dalam pengaturan pengeluaran keluarga.

Contoh, setiap akhir minggu anak meminta makan di restoran. Sebagai Ayah, buatlah keputusan bijak perihal situasi tersebut. Jangan sampai demi menyenangkan anak, pengeluaran keluarga malah membengkak atau justru mengganggu pos keuangan lainnya. Sebagai pengganti makan di luar, siasati dengan memasak sendiri menu lezat di rumah.

Cerdik Memilih Produk

Tak hanya Bunda, Ayah pun sebisa mungkin mulai melek memilih produk berkualitas baik dengan harga miring. Hal ini disebabkan produk berharga mahal tidak selalu memiliki kualitas terbaik.

Langkah ini akan membantu menata keuangan keluarga, karena Anda tak harus fokus mengeluarkan lebih banyak uang untuk brand yang mahal.

Atur Jadwal Belanja

Terakhir, pintarlah mengatur jadwal belanja. Setiap keluarga pasti memiliki caranya sendiri saat belanja bulanan. Jangan hanya mengandalkan kenyamanan, bila cerdik memilih tanggal maka dapat menguntungkan keuangan.

Contoh, pergi ke pusat perbelanjaan saat sedang periode promo besar-besaran. Adakalanya pusat perbelanjaan menghelat potongan harga untuk produk yang biasa Anda beli dalam harga normal. Jika memilih momentum yang tepat tentunya akan membuat pengeluaran lebih hemat.

Exit mobile version