Site icon Beritaenam.com

Menyikapi Harga Emas Yang Anjlok Februari ini

Meskipun dianggap sebagai instrumen investasi dengan tingkat risiko yang tak terlalu agresif seperti saham, bukan berarti emas akan selalu naik nilainya.

Dalam beberapa hari terakhir, misalnya harganya tengah mengalami penurunan. Pelemahan tersebut diprediksi akan terus berlanjut.

Melihat sekitar satu bulan terakhir, harga emas memang menurun sepanjang Februari 2021.

Hingga akhir perdagangan di bulan tersebut yakni Jumat (26/02/2021), berdasarkan data Bloomberg harga di bursa London masih berada di zona merah.

Padahal pada Januari 2021, harga emas berjangka Comex masih berada pada level level US$1.850 per troy ounce. Sementara pada akhir Februari 2021, emas Comex terjun ke level US$1.728 per troy ounce.

Namun, emas bukanlah satu-satunya komoditas yang terkoreksi selama Februari 2021, Bun. Beberapa komoditas lain seperti timah dan alumunium. Harga aluminium sendiri turun 3,6 persen ke posisi US$2.154,5 per ton. Selain itu, harga timah di bursa London juga terkoreksi 4,38 persen ke posisi US$25.664 per ton.

Setelah mengalami tren penurunan sepanjang Februari 2021 di awal Maret 2021 emas mengalami sedikit kenaikan. Pada Senin (01/03/2021), berdasarkan data Bloomberg, harga emas spot menguat 0,27 persen ke level US$1.738,64 per troy ounce pada pukul 06.51 WIB.

Penyebab Harga Komoditas Investasi Menurun

 

Salah satu Analis Pasar Senior, yakni Senior Oanda Corp Edward Moya mengungkapkan bahwa imbal hasil obligasi di Amerika Serikat untuk jangka waktu 10 tahun terjadi kenaikan, di luar ekspetasi pasar. Hal itu membuat dolar AS semakin menguat, Bun.

Imbasnya, harga komoditas menjadi lebih mahal bagi orang-orang yang membeli komoditas dengan mata uang selain dolar. Menurutnya, saat ini pun sudah ada banyak penjualan di seluruh aset.

Penyebab Lain Harga Emas Anjlok atau Menurun

 

Di sisi lain, menurut Direktur TFRX Garuda Berjangka, Ibrahim mengungkapkan bahwa penurunan harga emas disebabkan karena adanya sentimen negatif. Hal ini bisa terjadi sebab adanya kekhawatiran akan inflasi yang tinggi.

“Ini kan karena inflasi tinggi, sehingga menyebabkan imbal hasil treasury di AS mengalami kenaikan. Lalu di sisi lain juga vaksinasi di berbagai negara terus berlanjut,” ujarnya, dilansir dari detik.com.

Berkat adanya program vaksinasi di berbagai negara, sentimen positif ekonomi pun semakin meningkat. Hal ini akhirnya membuat para investor beralih dari investasi emas yang merupakan safe haven, berpindah ke instrumen lainnya. Harapan para investor pun membaik dan meningkat.

Negara Adidaya, Amerika Serikat kini sudah mulai berencana melakukan vaksinasi COVID-19 pada 200 juta penduduknya. Hal inilah yang membuat sentimen emas semakin negatif.

Di sisi lain, menurut Kepala Strategi Lintas Aset untuk Morgan Stanley, Andrew Sheets, inflasi diperkirakan akan naik di tahun ini. Meski demikian, kenaikan tersebut tidak cukup untuk mendukung harga emas.

Tips Berinvestasi Emas

 

Saat hendak memulai berinvestasi emas, sebaiknya ada beberapa hal yang dilakukan agar investasi bisa optimal.

1. Menentukan Tujuan Keuangan

Setiap instrumen investasi memiliki karakteristiknya tersendiri. Saat sudah mengetahui tujuan dan durasinya, kita bisa menyesuaikannya dengan karakteristik instrumen juga profil risiko kita.

Emas merupakan instrument yang cocok untuk diinvestasikan secara jangka panjang. Bila tujuan keuangan Bunda berada dalam waktu yang cukup dekat, emas bukanlah pilihan yang tepat.

Misalnya saja bila Bunda ingin mengumpulkan dana pension dalam waktu 20-30 tahun lagi, emas bisa menjadi salah satu instrumen yang bisa dilirik.

2. Pastikan Membeli di Tempat Terpercaya

Tak sedikit oknum yang melakukan penipuan, menjual logam mulia palsu dengan harga seperti emas asli. Nah Bun, hati-hati ya.

Pastikan Bunda membeli emas di tempat terpercaya seperti di Pegadaian Emas, maupun tempat lain yang biasanya sudah tersertifikasi Bappebpti.

3. Memantau Pergerakan Harganya

Memerhatikan pergerakan dan tren saat akan membeli instrumen investasi merupakan satu hal yang penting, tak terkecuali emas. Untuk mendapatkan hasil maksimal, belilah saat trend harganya sedang tidak di puncak.

Dengan informasi yang sudah semakin banyak beredar, Bunda bisa membaca hasil analisis dari para ahli yang sudah mendalami bidang tersebut.

4. Mengetahui Risikonya

Meski dikenal sebagai safe haven, berinvestasi emas bukan berarti tanpa risiko, ya. Sebab, saat kita membeli emas, ada namanya spread atau selisih harga jual dan beli.

***

Seperti instrumen investasi lainnya, emas memiliki pergerakan harga yang juga bervariasi. Bisa naik, turun, atau sideways. Karena itulah, Bunda tak perlu panik saat harga emas anjlok, justru ini saat yang tepat untuk membeli lebih banyak demi tujuan keuangan Anda.

Exit mobile version