Beritaenam.com, Jakarta – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump menegaskan akan tetap menjadi ‘mitra setia’ Arab Saudi meskipun ada isu Pangeran Mahkota Saudi Mohammad bin Salman (MbS) terlibat dalam pembunuhan wartawan senior Jamal Khashoggi.
Seperti dilansir dari Reuters, Rabu (21/11/2018), tindakan Trump ini dikecam oleh beberapa pihak, seperti Anggota Parlemen Amerika Serikat yang meminta Trump untuk menjatuhkan sanksi keras kepada Arab Saudi.
Menurut Trump, suatu hal yang bodoh jika memutuskan kerja sama dengan Arab Saudi yang notabanenya sebagai produsen minyak utama di bumi.
“Langkah ‘bodoh’ seperti itu hanya akan menguntungkan Rusia dan China,” ucap Trump.
Anggota parlemen Demokrat dan Republik juga telah mendesak Trump untuk menjatuhkan dukungannya untuk MbS, tetapi Trump memilih tetap setia kepada Saudi.
Trump juga menyebut Raja Salman dan MbS telah mengklarifikasi kepada dirinya terkait pembunuhan Kashoggi itu.
“Raja Salman dan MbS dari Arab Saudi dengan keras menyangkal pengetahuan tentang perencanaan atau pelaksanaan pembunuhan (Khashoggi),” jelasnya.
Menurut Trump, Arab Saudi sebagai produsen minyak utama merupakan mitra bisnis yang penting dan ‘sekutu besar’ dalam perang melawan kekuatan Iran di Timur Tengah. Selain itu, juga untuk melindungi negara bersahabat AS seperti Israel.
“Amerika Serikat bermaksud untuk tetap menjadi mitra setia Arab Saudi untuk memastikan kepentingan negara kita, Israel dan semua mitra lainnya di kawasan itu,” tutur dia.
Khashoggi (60) yang seorang wartawan dan kolumnis The Washington Post menghilang sejak masuk ke dalam Konsulat Saudi di Istanbul pada 2 Oktober lalu.
Khashoggi mendatangi Konsulat Saudi untuk mengurus dokumen agar bisa menikahi tunangannya asal Turki, Hatice Cengiz.
Konsulat Saudi sebelumnya menyebut Khashoggi telah keluar dari gedung itu. Namun otoritas Turki dan tunangan Khashoggi menegaskan dia masih ada di dalam konsulat.
Sumber-sumber pemerintahan Turki menyebut Khashoggi dibunuh di Konsulat Saudi. Tuduhan itu dibantah keras oleh Saudi.