Site icon Beritaenam.com

Paranormal: Bukan Jobdesk Pocong Curi Uang Warga Blitar

Polisi memeriksa rumah sejumlah korban kehilangan uang.

Beritaenam.com, Blitar – Isu pocong yang diduga mencuri uang warga di Blitar tengah menjadi sorotan. Namun para korban yang sebagian besar merupakan warga Dusun Panti Mulyo dan Tegalrejo, Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun tidak melaporkan kejadian ini ke polisi.

Bahkan ketika didatangi polisi, mereka menolak dibuatkan berita acara pemeriksaan (BAP). Pihak kepolisian maupun pamong desa pun mengaku kesulitan untuk mengungkap kebenaran kasus ini.

Faktanya, ada beberapa warga mengaku uangnya hilang. Namun saat diminta pembuktian, tak ada warga yang bisa menunjukkan bukti nyata terkait kejadian tak lazim ini. Hingga beredar isu liar jika pencurinya adalah pocong.

Namun hal ini dibantah tegas oleh Ketua Paguyuban Paranormal Blitar, Heri Langit.

“Fenomena seperti itu realitasnya memamg masih ada di kalangan masyarakat kita. Namun saya tegaskan bukan jobdesk pocong mencuri uang,” tegas Heri, Rabu (12/9/2018).

Menurut Heri, tugas pocong hanya menakut-nakuti manusia. Itupun ditegaskan Heri, belum tentu penampakan pocong yang dilihat seseorang adalah pocong betulan sebab bisa jadi hanya candaan teman.

“Kalau tuyul memang benar ada yang disuruh mengambil uang. Biasanya yang diambil tidak semua dan tidak meninggalkan bekas. Karena mereka mahkluk halus,” jelas pria berusia 49 tahun ini.

Tuyul, lanjut Heri, adalah jenis makhluk halus yang mampu bersinggungan dengan barang nyata yang bisa dilihat dan diraba seperti halnya uang.

Untuk itu Heri mengamini jika ada manusia yang bekerjasama dengan makhluk halus sejenis tuyul, maka biasanya mereka sedang berupaya mencari pesugihan, dengan cara mengambil uang milik orang lain.

“Sampai sekarang manusia yang kerjasama dengan tuyul itu memang masih ada. Tapi kebanyakan, cerita tuyul itu hasil getok tular (cerita dari mulut ke mulut). Kalau sekarang seperti kasus di Kendalrejo, kita harus lebih mewaspadai anggota keluarga lainnya. Kecuali uang itu digembol kemana-mana,” ungkap warga Desa Gogodeso, Kecamatan Kanigoro ini.

Menyimpan uang dengan cara diikat gelang karet dan beberapa helai rambut pemiliknya juga dinilai Heri tidak menjamin uang tidak bisa hilang. Apalagi jika ternyata pelaku justru dari anggota keluarga korban sendiri.

“Rajah juga begitu. Tergantung laku yang membuat. Kalau sang penulis rajah nggak laku tirakat, tidak mengolah rasa manunggaling kawulo Gusti, walaupun nulis rajah sebanyak apapun nggak bakalan mempan,” tandasnya.

Terkait kabar yang heboh di Kendalrejo, Heri memastikan itu hoaks.

“Itu fenomena klasik. Saya pastikan kabar itu gawen-gawen alias hoax. Karena budaya orang kita sangat gampang mencari kambing hitam untuk kasus yang susah dibuktikan. Coba apa benar ada yang lihat pocongnya. Kalau memang lihat, dekati saja lalu pukul pakai batu bata wes dijamin nggak balik lagi,” pungkasnya sambil tertawa.

Lantas kemana perginya uang warga?

Sumber:detik.com

Exit mobile version