Beritaenam.com — Pembangunan infrastruktur pendukung operasional Ibukota Nusantara (IKN) telah mencapai tahap akhir. Namun, masih terdapat tantangan dalam mengintegrasikan fasilitas pendukung dari luar ke dalam gedung dan sebaliknya.
Menurut sumber terpercaya, fasilitas pendukung seperti utilitas listrik, air bersih, limbah, telekomunikasi, gas, dan lainnya berpotensi tidak siap secara terintegrasi saat gedung-gedung selesai dibangun. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengawasan intensif dan pemahaman mendalam mengenai sistem integrasi oleh pihak terkait.
Maret Samuel Sueken dari Jaringan Pendamping Kebijakan Pembangunan (JPKP), yang aktif melakukan supervisi pembangunan IKN, khususnya Gedung Blok Setneg, menjelaskan bahwa Blok SETNEG telah berhasil terintegrasi dengan baik berkat pengawasan ketat dan keahlian yang mumpuni. Namun, fasilitas pendukung lainnya masih memerlukan peningkatan tingkat integrasi.
Salah satu contoh keberhasilan di Blok SETNEG adalah pasokan daya listrik dari GARDU PLN melalui MUT dan SUT ke Gedung SETNEG yang telah berhasil diuji coba pada 15 Juli 2024. Selain itu, jaringan pipa air bersih di dalam gedung sudah siap, tetapi jaringan dari kawasan belum siap. Meski ada harapan agar pasokan listrik dan air bersih dapat berfungsi dengan baik, masih ada masalah yang perlu diatasi untuk menjamin interkoneksi dengan gedung lain.
Maret Samuel Sueken berharap waktu yang tersisa dapat dimanfaatkan dengan baik untuk melakukan perbaikan dan percepatan integrasi fasilitas pendukung di IKN. Dengan perhatian intensif dan kerja sama dari semua pihak terkait, IKN diharapkan menjadi pusat komunikasi yang terintegrasi dengan baik dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sebagai Ketua Umum JPKP, Maret Samuel Sueken memberikan kritik terhadap lemahnya pengintegrasian perangkat pendukung pembangunan IKN. Ia menyoroti masalah kelistrikan dan jaringan air bersih yang belum terintegrasi dengan baik. Dengan pengalaman lebih dari 20 tahun di perusahaan oil and gas, Sueken menegaskan bahwa pengintegrasian kedua perangkat tersebut sangat penting dalam pembangunan IKN. Kritiknya diharapkan dapat mendorong perbaikan dan peningkatan integrasi perangkat pendukung pembangunan IKN agar pembangunan berjalan lebih efisien dan berkelanjutan.