Site icon Beritaenam.com

Penumpang Pilih Mudik Lewat Darat, Bisnis Penerbangan Limbung

Bisnis Penerbangan

Bisnis Penerbangan

Beritaenam.com — Tahun ini, banyak tantangan dalam bisnis penerbangan, seperti mahalnya harga tiket dan bagasi kelas LCC hingga barang yang melibatkan jajaran Direksi Garuda Indonesia.

Di tengah penyesuaian tarif, pelaku penerbangan dituntut memberi layanan prima dan ekslusif, dibanding transportasi lain. Termasuk pendukung jasa penerbangan, semacam bus bandara. Hal yang terpenting, adalah maskapai menjaga keselamatan.

Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengakui, mahalnya tiket pesawat jadi salah satu penyebab penurunan penumpang pesawat udara.

“Akibat dari turbulensi, pergerakan penumpang kita menurun 18% jadi 90,5 juta,” ungkap Muhammad Awaludin.

Selain harga tiket yang mahal, penyebab lain dari turunnya penumpang adalah makin banyaknya pilihan transportasi masyarakat. Mulai dari terbangunnya tol Trans Jawa hingga kapasitas kereta api yang semakin banyak.

“Nggak bisa kesampingkan tol Trans Jawa, pada dasarnya pilihan transportasi bertambah,” imbuhnya.

Semakin banyaknya pilihan moda transportasi darat, maka banyak juga masyarakat yang beralih. Lebih lanjut dirinya mengatakan secara lalu lintas memang sedang turun, bahkan di seluruh dunia.

“Di Jawa banyak infrastruktur darat yang semakin membaik, itu saingan. Contohnya di darat naiknya cukup tinggi sedangkan udara turun,” terangnya.

Meski kondisinya sedang tidak baik, Awaluddin mengaku tidak akan menghentikan pembangunan infrastruktur kebandarudaraan.

Belajar dari pengalaman sebelumnya, pasca tahun 1998 dan 2008 penumpang tumbuh tinggi, namun tidak dibarengi dengan pengembangan infrastruktur sehingga tidak bisa recovery demand yang tinggi.

Pihaknya optimistis, tahun depan jumlah penumpang angkutan udara akan membaik, naik sekitar 5%, karena moda transportasi udara masih akan diminati masyarakat. “Demand ini akan tumbuh terus ketika itu. Nanti akan jadi keseimbangan lagi,” terangnya.

Hal senada disampaikan Direktur Teknik dan Operasi PT Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo.

Menurutnya infrastruktur di Jawa semakin membaik sehingga orang mulai beralih, meskipun harga tiket juga menjadi penyebab. Menurutnya jika kereta cepat Jakarta – Surabaya jadi akan semakin banyak lagi yang beralih.

“Kereta cepat Jakarta- Surabaya jadi habis (penumpang). Jadi memang kondisi market dan daya beli masyarakat. Yang saya tangkap demand akan tumbuh terus pada saatnya nanti akan terjadi keseimbangan,” terangnya.

Exit mobile version