Site icon Beritaenam.com

PM Australia Mengutuk Warganya Jadi Pelaku Penembakan Masjid Selandia Baru

Foto: Social Media Website/Handout via REUTERS TV

beritaenam.com – Salah satu pelaku penembakan brutal di dua masjid di Selandia Baru dipastikan sebagai warga negara Australia. Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison mengutuk penembakan yang menewaskan 40 orang tersebut.

“Kita berdiri di sini dan mengutuk benar-benar, serangan yang terjadi hari ini oleh seorang teroris ekstremis, sayap kanan, dan kejam,” kata PM Morrison dalam konferensi pers di Sydney seperti dilansir media Channel News Asia, Jumat (15/3/2019).

“Ini adalah pengingat yang menyedihkan dan menghancurkan dari kejahatan yang bisa muncul di depan kita,” imbuhnya.

“Australia dan Selandia Baru, kita bukan hanya sekutu, kita bukan hanya mitra, kita adalah keluarga dan sebagai anggota keluarga dengan sepupu Selandia Baru kita, hari ini kita berduka, kita terkejut, kita ngeri, kita marah,” tegas Morrison.

Kepolisian Selandia Baru telah menangkap empat orang terkait penembakan brutal tersebut. Salah satunya adalah pria Australia berumur 28 tahun yang memposting manifesto setebal 87 halaman di media sosial.

Dalam manifesto itu, pria yang melakukan aksi penembakan brutal di Masjid Al Noor tersebut menyebutkan alasannya melakukan penembakan itu. Manifesto tersebut dipenuhi dengan pandangan anti-imigran dan anti-muslim.

Pria yang di Twitter menyebut dirinya sebagai ‘Brenton Tarrant’ tersebut, bahkan menyiarkan secara langsung di Facebook, aksi penembakan yang dilakukannya dan mengarahkan kamera ke arah dirinya sebelum melepaskan tembakan. Facebook kemudian telah menghapus siaran langsung tersebut.

Dalam manifesto yang diposting online itu, pria Australia itu menyebut dirinya sebagai “pria kulit putih biasa”. Dia juga menyebutkan bahwa dia dilahirkan dari sebuah keluarga kelas pekerja, berpenghasilan rendah … yang memutuskan untuk mengambil sikap untuk memastikan masa depan bagi rakyat saya”.

Dia menyebutkan bahwa dirinya melakukan penembakan itu untuk “secara langsung mengurangi tingkat imigrasi di tanah-tanah Eropa”.

Exit mobile version