KEPOLISIAN Prancis menangkap dua pria lagi terkait dengan aksi teror di Nice. Dengan demikian, total tersangka yang ditangkap oleh kepolisian menjadi enam orang.
Itu disampaikan seorang polisi setempat yang enggan menyebutkan namanya. Ia juga menyebutkan bahwa kepolisian masih berusaha mencari tersangka lain. Penyelidik masih mencari orang-orang yang terakhir dihubungi oleh pelaku teror.
Dua tersangka baru itu ditangkap pada Sabtu (31/10). Sebelumnya, laporan saluran televisi BFM TV menyatakan kepolisian menangkap dua pria yang berasal dari Kota Grasse, dekat wilayah pesisir selatan Prancis yang tidak jauh dari Nice.
Seorang penyerang dengan meneriakkan Allahu Akbar lalu memenggal kepala seorang perempuan dan membunuh dua orang lain dalam gereja di Nice, Kamis (29/10). Insiden itu merupakan aksi teror mematikan kedua dalam dua minggu terakhir, yang kemungkinan didorong oleh paham garis keras.
Pelaku penyerangan, seseorang yang berasal dari Tunisia dan berusia 21 tahun, ditembak oleh polisi dan saat ini masih dalam kondisi kritis di rumah sakit.
Kepala jaksa untuk antiterorisme Prancis mengatakan pria yang diduga sebagai penyerang di Nice itu tiba di Lampedusa, pulau di Italia yang berbatasan dengan Tunisia, pada 20 September.
Sejumlah penyelidik di Italia juga membantu investigasi aparat penegak hukum di Prancis, khususnya terkait kegiatan tersangka dan orang-orang yang ia hubungi di Pulau Sisilia.
Para penyelidik meyakini bahwa tersangka sempat tinggal di Sisilia setelah menyeberang dari Lampedusa ke Bari pada awal Oktober dengan menggunakan kapal yang biasanya dipakai untuk mengarantina para pengungsi.
Tersangka juga diyakini, kata sumber yang sama, mendapat surat peringatan untuk keluar dari Italia dalam waktu seminggu. Para penyelidik masih mencari kemungkinan bahwa tersangka sempat tinggal di Kota Alcamo, Sisilia, selama 10 hari.