Site icon Beritaenam.com

Presiden Uganda Yoweri Museveni: “COVID-19 Tidak Dapat Bertahan Jika Ada Jarak Sosial & Fisik.”

Beritaenam.com — Viral ketika Presiden Uganda punya cara unik untuk mengajak warganya.

Presiden Uganda Yoweri Museveni, yang berusia 75 tahun, mengatakan kepada para pengikutnya di Twitter bahwa terlalu banyak orang Uganda berolahraga di luar dan memadati daerah perkotaan.

Museveni, yang telah memerintah Uganda sejak 1986, memperingatkan rakyatnya yang bersikap meremehkan selama wabah COVID-19 ini ;

“Tuhan memiliki banyak pekerjaan, Dia memiliki seluruh dunia untuk dijaga. Dia tidak bisa hanya berada di Uganda mengurusi orang2 idiot …”.

Di bawah ini adalah pidatonya yang menarik … ;

“Dalam situasi perang, tidak ada yang meminta siapa pun untuk tetap di dalam rumah. Anda tetap di dalam ruangan sebagai pilihan terbaik, tanpa ada yang meminta.

Bahkan, jika Anda memiliki ruang bawah tanah, anda bersembunyi di sana selama peperangan berlangsung._ Selama perang, anda tidak menuntut kebebasan Anda.

Anda rela menukarkan kebebasan Anda demi bertahan hidup.

Selama perang, anda tidak mengeluh kelaparan. Anda sabar menahan kelaparan dan berdoa agar anda masih hidup untuk bisa makan lagi.

Selama perang, anda tidak berdebat tentang membuka bisnis anda. Anda bahkan menutup toko anda (jika anda punya waktu), dan berlari untuk menyelamatkan hidup Anda.

Anda berdoa agar hidup lebih lama dari perang sehingga anda dapat kembali melakukan bisnis anda (jika belum dijarah atau dihancurkan oleh tembakan mortir).

Selama perang, anda bersyukur kepada Tuhan karena melihat matahari esok sebagai orang hidup.

Selama perang, anda tidak merasa perlu untuk khawatir tentang sekolah anak2 Anda.

Anda berdoa agar pemerintah tidak memaksa mereka sebagai tentara untuk dilatih di gedung sekolah yang dirubah menjadi pangkalan militer.

Ketahuilah, dunia saat ini dalam keadaan perang.

Perang tanpa senjata dan peluru.

Perang tanpa tentara manusia.

Perang tanpa batas.

Perang tanpa perjanjian gencatan senjata.

Perang tanpa medan tempur, tanpa melihat tempat suci.

Tentara dalam perang ini tanpa belas kasihan.

Musuh kita tak punya “sisi baik” manusiawi, musuh kita bersikap kejam, tidak menghormati anak-anak, wanita, atau tempat ibadah.

Tentara ini tidak tertarik pada rampasan perang.

Tentara musuh kita ini tidak memiliki niat untuk mengganti rezim.

Tidak peduli dengan sumber daya alam didalam bumi.

Bahkan tidak tertarik pada hegemoni agama, etnis atau ideologis.

Ambisinya tidak ada hubungannya dengan superioritas ras.

Tentara musuh kita ini adalah pasukan yang tak terlihat, cepat, dan efektif tanpa ampun.

Agenda satu-satunya adalah panen kematian.

Tentara itu hanya merasa puas setelah mengubah dunia menjadi satu daerah kematian besar.

Kemampuannya untuk mencapai tujuannya tidak diragukan. Tanpa tank darat, mobil amfibi dan tanpa pesawat, tentara musuh kita memiliki basis di hampir setiap negara di dunia.

Gerakannya tidak diatur oleh konvensi atau protokol perang apa pun.

Singkatnya, tentara itu mengikuti aturan yang ia buat sendiri. Tentara musuh kita itu adalah Corona Virus. Juga dikenal sebagai COVID19.

Syukurlah, pasukan ini masih memiliki kelemahan dan bisa dikalahkan.

Hanya dibutuhkan tindakan, disiplin, dan kesabaran kita bersama.

COVID-19 tidak dapat bertahan jika ada jarak sosial dan fisik.

Tentara itu hanya tumbuh subur dan kuat jika Anda menemuinya.

Tentara musuh kita itu senang jika dihadapi secara fisik.

Tentara itu akan menyerah jika kita bisa menghadapinya dengan melakukan social distancing dan physical distancing secara bersama-sama.

Tentara itu akan membungkuk tunduk jika kita melakukan pola kebersihan hidup pribadi yang baik.

Tentara itu akan tidak berdaya ketika anda menyadari bahwa keselamatan anda kini sedikit banyak ada di tangan anda sendiri dengan menjaganya agar tetap bersih dan sesering mungkin mencucinya.

Ini bukanlah saatnya bagi kita untuk menangis tentang roti dan mentega seperti anak-anak manja. Lagi pula, kitab suci memberi tahu kita bahwa manusia tidak akan hidup dari roti saja.

Mari kita patuhi dan ikuti instruksi pihak berwenang. Mari kita ratakan kurva COVID-19. Ayo berlatih sabar.

Mari menjadi penjaga saudara kita. Dalam waktu singkat, kita akan bisa mendapatkan kembali kebebasan, usaha, dan kehidupan sosial kita…

Di tengah keadaan DARURAT, kita perlu mempraktekkan pentingnya pelayanan dan pentingnya cinta untuk orang lain….”_…🙏

 

 

Exit mobile version