Beritaenam.com, Jakarta – Isu kembali ke zaman Orde Baru belakangan kembali ramai setelah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi alias Titiek Soeharto mewacanakannya. Putri Presiden ke-2 RI Soeharto itu menyebut Indonesia sudah saatnya kembali seperti masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Sebab, menurutnya, di masa Orde Baru semua harga sandang pangan papan terjangkau oleh masyarakat. Ketua Umum PPP, M Romahurmuziy pun mengaku memiliki pengalaman buruk pada era Orde Baru.
Salah satu yang masih diingatnya dengan baik adalah saat rumah orangtuanya kerap diserang pada masa kampanye pemilu.
“Masih sangat segar dalam ingatan, rumah kami sering diserang setiap masa kampanye. Yang menyerang tentu saja adalah kekuatan-kekuatan Orde Baru dengan partai politiknya saat itu,” cerita Romahurmuziy dikutip dari Antara, Sabtu (24/11).
Menurut Rommy, sebagai keluarga PPP saat Orba, ibunya, Umroh Mahfudoh, pernah menjabat sebagai Ketua DPW PPP Yogyakarta, sudah biasa rumahnya diserang ataupun diteror saat musim kampanye.
Pada tahun 1987, Rommy sering dikawal oleh Gerakan Pemuda Kabah (GPK) saat akan berangkat sekolah karena adanya ancaman penculikan.
Bahkan, salah satu petugas ‘full timer’ di Kantor DPW PPP Yogyakarta, yaitu Agung Syahida, dibunuh pada tahun 1982.
Kenangan masa lalu ini, menurut Rommy, bisa saja terulang jika kepemimpinan ala Orba kembali dimunculkan pada zaman reformasi seperti saat ini. Oleh karena itu, menurut dia wacana ini sangat berbahaya.
Rommy mengatakan bahwa pada zaman Orba seluruh lawan politik penguasa dikerdilkan, termasuk PPP. Orba menggunakan kedok demokrasi Pancasila untuk membenarkan tindakan mereka.
“Pemerintahan saat itu menggunakan kedok demokrasi Pancasila. Jadi, atas nama demokrasi Pancasila, yang mereka lakukan pertama adalah memberangus seluruh kekuatan lawan politik yang ada. Bahkan, sampai penghilangan nyawa,” kata Rommy.