beritaenam.com, Jakarta – Setelah Ferdinand Hutahaean menyatakan mundur dari barisan pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno karena menuding buzzer pasangan nomor urut 02 itu mem-bully Ani Yudhoyono yang sedang sakit kanker, Ketua DPP PD Jansen Sitindaon juga melakukan hal yang sama.
“Bu Ani itu beneran sakit. Bukan bohongan seperti tuduhan buzzer di media sosial twitter ya. Pak Prabowo sendiri pun sudah njenguk ke sana kan. Malah ketika Pak Prabowo datang njenguk waktu itu saya ada di sana dan ikut menjemput Pak Prabowo di depan rumah sakit NUH dan ngantarkan ke atas,” ujar Jansen kepada wartawan, Senin (20/5/2019).
National University Hospital (NUH) merupakan tempat Bu Ani dirawat selama menjalani pengobatan. Jansen kemudian menyebut para pejabat juga sudah memberikan perhatiannya kepada istri sang ketum, Susilo Bambang Yudhoyono itu, termasuk petahana Presiden Jokowi.
“Presiden Jokowi dan banyak pejabat serta mantan pejabat Indonesia juga selama 3 bulan ini juga kan sudah datang menjenguk Bu Ani. Perdana Menteri Singapura juga sudah datang menjenguk. Foto- foto beliau selama perawatan juga kan rutin muncul di media,” ucapnya.
“Jadi tuduhan Ibu Ani pura-pura sakit atau merekayasa dirinya pura-pura sakit itu benar benar menurut kami biadab. Politik itu memang keras, tapi kan tidak harus mencabut jiwa kemanusiaan kita,” imbuh Jansen.
Pria yang sebelumnya merupakan juru bicara BPN Prabowo-Sandi itu berbicara soal Demokrat yang mempertimbangkan untuk keluar dari Koalisi Indonesia Adil dan Makmur. Jansen menyebut, nantinya keputusan akan dilakukan oleh para petinggi partai.
Merasa tak senang Bu Ani di-bully, Jansen menyatakan mundur dari barisan pendukung Prabowo-Sandiaga.
Menurutnya, hinaan kepada mantan Ibu Negara itu melecehkan perjuangannya selama proses pemenangan Prabowo-Sandiaga sejak Demokrat bergabung.
“Kalau ditanya sikap pribadi saya sebagai kader, maka saya sungguh sudah tidak nyaman dengan keadaan ini. Dan saya pribadi akan pamit baik baik mundur dari barisan pak Prabowo ini. Karena begini begini saya ini juga ini kan ikut berjuang habis-habisan untuk memenangkan Pak Prabowo,” kata Jansen, seperti dikutip dari detik.com
“Melecehkan Bu Ani ini menurut saya tidak menghargai perjuangan saya yang juga jelas keringat dan rekam jejaknya selama 7 bulan kemarin untuk memenangkan pak Prabowo. Ibu Ani ini posisinya sudah seperti Ibu Kandung kami seluruh kader Demokrat. Dengan kejadian beliau dituduh tuduh sakit rekayasa ini sungguh telah menyakiti hati saya dan hati seluruh kader Demokrat,” sambungnya.
Di Twitternya, Jansen membalas sebuah cuitan dari seorang netizen yang mem-bully Bu Ani. Tweet dari netizen itu ditujukan kepada SBY yang isinya cukup kasar mengenai keadaan Bu Ani yang kini tengah berjuang melawan kanker darah.
Sebelumnya diberitakan, Ferdinand Hutahaean yang merupakan pendukung ‘die hard’ Prabowo-Sandiaga geram karena ada netizen yang mem-bully Bu Ani.
Ia menuding netizen tersebut adalah buzzer pasangan nomor urut 02 itu, yang disebutnya ‘buzzer setan gundul’. Ia pun menyatakan melepaskan dukungan.
“Ya saya mundur! Saya tidak mau dukung lagi meskipun Prabowo yang akan ditetapkan sebagai pemenang. Buzzer-buzzernya tidak punya peri kemanusiaan,” tegas Ferdinand, Minggu (16/5).
Sebelum Ferdinand menyatakan balik badan, Demokrat memang jadi perhatian usai hari pencoblosan. Komandan Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY sempat bertemu dengan Presiden Jokowi. Langkah politik AHY sempat jadi sorotan.