Site icon Beritaenam.com

Soal Elektabilitas Jokowi Turun, Bamsoet: Itu Biasa, Nanti juga Naik Lagi

Bambang Soesatyo.

beritaenam.com, Jakarta – Wakil Koordinator Bidang Pratama Partai Golkar Bambang Soesatyo menanggapi santai hasil survei Litbang Kompas yang menyatakan elektabilitas capres-cawapres Jokowi- Ma’ruf Amin turun hingga di bawah 50 persen. Dia yakin elektabilitas Jokowi-Ma’ruf akan segera naik lagi.

“Kan turun naik biasa, nanti juga naik lagi,” ujar Bambang di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/3).

Pria yang akrab disapa Bamsoet ini menilai dunia politik sangat dinamis sehingga wajar ada kenaikan dan penurunan elektabilitas. Namun, dia menegaskan tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf akan terus berkerja untuk menaikkan elektabilitas.

“Ya politik itu dinamis, sehingga baik turun itu biasa, tunggu aja nanti juga naik lagi,” ungkapnya.

Seperti dikutip dari Harian Kompas Rabu (20/3), berdasarkan survei terbaru Litbang Kompas elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini lebih tipis dibandingkan survei Litbang Kompas Oktober 2018.

Elektabilitas Jokowi dan Prabowo saat ini hanya selisih 11,8 persen. Jokowi – Ma’ruf mendapat perolehan suara 49,2 persen, sedangkan Prabowo-Ma’ruf 37,4 persen. Sebanyak 13,4 persen masih merahasiakan pilihannya.

Metode pengumpulan pendapat menggunakan wawancara tatap muka sejak tanggal 22 Februari – 5 Maret.

Survei ini diikuti 2.000 responden yang dipilih secara acak dengan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 34 provinsi di seluruh Indonesia. Tingkat kepercayaannya 95 persen dengan margin of error penelitian plus/minus 2,2 persen.

Sebelumnya pada Oktober 2018 lalu, Litbang Kompas juga telah merilis elektabilitas dua pasangan capres.

Saat itu, elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebanyak 52,6 persen sedangkan Prabowo- Sandiaga Uno32,7 persen. Sebanyak 14,7 persen masih merahasiakan pilihannya. Saat itu, selisih suara keduanya masih 19,9 persen.

Disebutkan pula, penyebab menurunnya elektabilitas Jokowi-Ma’ruf karena sejumlah hal. Seperti perubahan pandangan atas kinerja pemerintah, berubahnya arah dukungan kalangan menengah atas, membesarnya pemilih ragu pada kelompok bawah dan persoalan militansi pendukung yang berpengaruh pada penguasaan wilayah.

Exit mobile version