beritaenam.com, Jakarta – Waketum Gerindra Fadli Zon mengungkapkan sosok ‘kau’ dalam puisinya berjudul ‘Doa yang Ditukar’ adalah makelar doa. Menanggapi Fadli, Ketum PPP M Romahurmuziy (Rommy) meminta Fadli belajar bahasa Arab terlebih dulu.
“Buat Fadli, belajar bahasa Arab dulu deh, baru komentar. Jangan malu-maluin ah,” kata Rommy saat dimintai konfirmasi, Selasa (5/2/2019).
Rommy lalu menyerang balik. Dia meminta Fadli menyuruh ‘bosnya’ salat lima waktu dan puasa Ramadan.
“Komentar saya satu aja ke Fadli, suruh bosnya salat lima waktu dan puasa Ramadan dulu deh. Kalau belum, jangan bawa-bawa agama dan Tuhan dalam kontestasi,” ujar Rommy, seperti dikutip dari detik.com
Dihubungi terpisah, saat ditanya terkait makelar doa, Waketum PPP Arwani Thomafi menilai puisi Fadli berjudul ‘Doa yang Ditukar’ penuh dengan kemarahan dan buruk sangka. Arwani juga hadir saat Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen membacakan doanya.
“Puisi itu kan penuh dengan ungkapan kemarahan dan suuzan. Dia campur adukkan dengan kata-kata sakral dalam doa. Penginnya terlihat seperti orang suci dengan berdoa, tapi ungkapan kemarahan dan suuzan itu jelas memperlihatkan wajah kedengkian dan ketidaksukaan terhadap kiai dan santri,” kata Arwani.
“Marah karena ternyata Mbah Moen akhirnya benar-benar memilih Jokowi dan tidak Prabowo seperti yang diduga-duga dan diharap-harap mereka. Bahkan setelah itu justru makin tegas dan semangat memenangkan Jokowi-Kiai Ma’ruf. Jadi kecele mereka. Itulah kenapa lalu marah,” lanjutnya.
Arwani lalu mempertanyakan siapa sosok makelar doa yang dimaksud Fadli.
“Temen-temen santri juga banyak yang tanya apa yang dimaksud dengan ungkapan makelar doa?
Dan siapa itu makelar doa?” tanya Arwani.
Sebelumnya, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin terusik oleh sosok ‘kau’ dalam puisi ‘Doa yang Ditukar’ yang dibuat Fadli. Fadli pun menjawab meski tak menyebut nama.
Lewat Twitter, Menag Lukman bertanya kepada Fadli Zon. Dia meminta Fadli Zon menjawab apakah sosok ‘kau’ dalam puisi ‘Doa yang Ditukar’ merujuk kepada Kiai Maimun Zubair atau Mbah Moen.
“Pak @fadlizon Yth, Agar mendapatkan kejelasan, saya mohon tabayyun (klarifikasi): apakah yg dimaksud dengan ‘kau’ pada puisi tsb adalah Simbah Kiai Maimoen Zubaer? #doayangditukar,” tulis Menag Lukman di akun Twitter-nya @lukmansaifuddin, Selasa (5/2/2019).
Tidak lama berselang, Fadli merespons. Fadli menegaskan, ‘kau’ yang dia maksud dalam puisinya bukanlah Mbah Moen, melainkan penguasa dan makelar doa.
“Pak Lukman yb, jelas sekali bukan. Itu penguasa n makelar doa,” tulis Fadli di akun Twitter miliknya.