Beritaenam.com, Jakarta – Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Erick Thohir, memberikan arahan agar timses beralih ke mode ‘menyerang’ di Pilpres 2019. Seperti apa strategi yang akan dipakai tim Jokowi-Ma’ruf?
“Kami akan balik menyerang dengan menampilkan data dari capaian kinerja Pak Jokowi,” kata juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily, saat dimintai konfirmasi, Jumat (14/12/2018).
Menurut Ace, selama ini TKN memang selalu diserang isu miring. Ia mencontohkan soal isu PKI, kriminalisasi ulama, hingga utang.
“Misalnya isu ekonomi, soal pengangguran, utang, tenaga kerja asing (TKA), dan lain-lain, termasuk di dalamnya soal kriminalisasi ulama, PKI, anti-umat Islam. Isu yang diserang ke kami menutupi prestasi pemerintahan Jokowi,” jelasnya.
Soal pengangguran, kata Ace, pemerintahan Jokowi telah berhasil menciptakan 10 juta tenaga kerja. Politikus Golkar itu kemudian menyinggung PT Kiani Kertas, yang sempat menjadi milik Prabowo Subianto.
“Janji Pak Jokowi sudah mencapai target untuk menciptakan tenaga kerja sebanyak 10 juta. Terus Pak Prabowo telah berbuat apa untuk penciptaan lapangan kerja? Ngurus PT Kiani saja karyawannya banyak yang bermasalah,” ujar Ace.
Hal senada disampaikan Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding. Dia mengatakan isu-isu miring yang kerap dituduhkan kepada Jokowi dikhawatirkan akan menjadi keyakinan publik.
“Tentu ini tidak boleh dibiarkan. Kebohongan pun kalau masif bisa jadi keyakinan publik,” kata Karding secara terpisah.
Karena itu, Karding mengatakan TKN akan maksimal menciptakan dan menggaungkan narasi sendiri. Ia mengakui selama ini TKN terlalu sibuk mengklarifikasi dan menjawab serangan dari kubu penantang.
Namun dia menegaskan narasi yang disampaikan TKN tak akan bersifat black campaign dan tetap berlandaskan data serta fakta.
“Termasuk mendorong semua celah-celah yang mungkin kita serang, akan kita serangkan sepanjang itu ada datanya, faktanya, dan tidak black campaign. Kita akan maksimum menyerang ke publik tentang siapa itu Pak Jokowi, apa kinerjanya, apa yang menjadi programnya, apa yang menjadi prinsip-prinsip kepemimpinan yang ingin dicapai Indonesia maju ke depan,” tegas Karding.
Sebelumnya, Erick Thohir menyatakan selama ini kubu Jokowi-Ma’ruf Amin selalu mendapat serangan dari pihak lawan. Kini mereka memodifikasi strategi tidak lagi bertahan, tapi juga menyerang alias ofensif.
“Sekarang kita bersama-sama soliditas juga yang tadinya kita defensif kita menganggap ini juga merupakan suatu kampanye yang baik, tetapi karena kemarin kita selalu diserang, bahkan ada kampanye PKI segala ya, mau tidak mau kita lebih ofensif sekarang,” ungkap Erick Thohir.