Beritaenam.com, Istanbul – Tabir gelap kematian wartawan Arab Saudi, Jamal Khashoggi mulai terungkap. Khashoggi dikonfirmasi tewas di konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki.
Khashoggi awalnya menghilang tanpa jejak setelah memasuki kantor Konsulat Arab Saudi di Istanbul, Turki, Selasa (2/10). Diketahui, Khashoggi hendak mengurus dokumen pernikahan di kantor konsulat.
Otoritas Turki turun tangan dan melakukan penggeledahan di kantor Konsulat Arab Saudi. Pejabat-pejabat Turki secara terbuka mulai menyatakan bahwa mereka yakin Khashoggi dibunuh di dalam Konsulat Saudi.
“Penilaian awal kepolisian Turki adalah bahwa Tuan Khashoggi telah dibunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul,” ujar seorang pejabat Turki kepada Reuters, Sabtu (6/10).
Seorang pejabat Turki kemudian mengatakan bahwa negaranya punya bukti bahwa Khashoggi ditahan, disiksa, dibunuh dan jasadnya dimutilasi dalam waktu dua jam sejak kedatangannya di Konsulat Saudi pada 2 Oktober lalu.
Dalam beberapa kesempatan, pihak Kerajaan Arab Saudi menyangkal Khashoggi dibunuh di kantor konsulatnya di Istanbul. Hingga pada akhirnya, Saudi akhirnya bahwa jurnalis kawakan tersebut tewas di gedung konsulat Saudi di Istanbul.
Pengakuan itu disampaikan setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan berbicara dengan Raja Saudi, Salman bin Abdulaziz pada Jumat (19/10) malam waktu setempat.
Arab Saudi mengklaim Khashoggi tewas setelah terlibat perkelahian. Pemerintah Saudi juga mengumumkan penangkapan 18 warga Saudi.
Dua pejabat yang dekat dengan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) di pecat, sebagai bagian dari penyelidikan atas kematian Khashoggi. Namun hingga kini pemerintah Saudi tidak menyebut di mana jasad jurnalis kawakan tersebut.
Fakta lainnya dalam tewasnya Khashoggi ialah, ia mengkritik ‘pemerintahan otoriter’ Putra Mahkota Saudi, MBS. Kritikan itu disampaikan Khashoggi dalam wawancara off the record dengan seorang jurnalis Newsweek yang membuat tulisan mengenai kepemimpinan Saudi.
Kepada jurnalis Newsweek, Khashoggi mengatakan bahwa dia mengkhawatirkan keselamatan dirinya. Dia juga mengatakan bahwa dirinya tidak memandang dirinya sebagai ‘oposisi’, tapi hanya menginginkan ‘Arab Saudi yang lebih baik’.
“Saya tidak menyerukan penggulingan rezim, karena saya tahu itu tidak mungkin dan terlalu berisiko, dan tidak ada satu orang pun untuk menggulingkan rezim,” tutur Khashoggi dalam wawancara kepada Newsweek seperti dilansir AFP, Sabtu (20/10).