Site icon Beritaenam.com

Taku Mati, Otak Teror Bom Gereja di Filipina Serahkan Diri

Gereja yang di bom di Filipina.

beritaenam.com – Lima pelaku teror bom gereja Filipina menyerahkan diri. Kelimanya terdiri dari seorang mata-mata senior kelompok Abu Sayyaf dan 4 orang anggota mereka.

Kepala Kepolisian Filipina Oscar Albayalde menyebut mereka sebagai otak di balik teror bom gereja Filipina. Pengumuman mereka menyerahkan diri disampaikan, Senin (4/2/2019).

Salah satu yang menyerahkan diri adalah Kammah Pae. Kammah Pae disebut sebagai membantu warga negara asal Indonesia atau WNI suami istri dalam aksi bom bunuh diri, 27 Januari lalu itu.

“Dia terpaksa menyerahkan diri,” kata Oscar Albayalde.

Oscar Albayalde mengklaim kelima otak teror bom bunuh diri itu beralasan menyerahkan diri karena tidak ingin tewas di tangan militer.

“Dia mungkin tidak ingin tewas dalam serangan militer,” kata Oscar Albayalde.

Pada Sabtu, tentara Filipina menewaskan tiga terduga gerilyawan Abu Sayyaf, namun kehilangan lima anggotanya saat baku tembak di Kota Patikul, Provinsi Sulu. Saat itu, militer melakukan pengejaran terhadap dalang serangan gereja tersebut.

Oscar Albayalde mengatakan Kammah membantah keterlibatannya dalam dua pengeboman di katedral Jolo yang menewaskan 23 orang, termasuk warga sipil dan tentara.

Meskipun demikian, sejumlah saksi mata mengatakan mereka melihatnya mengantar pasangan asal Indonesia tersebut.

Oscar Albayalde mengatakan pasukan keamanan juga menyita bom rakitan dan beberapa komponen di rumah Kammah. Kelima tersangka akan menghadapi beberapa dakwaan pembunuhan, selain dakwaan lain.

Namun, penyelidikan terhadap pengeboman gereja di Sulu, dikenal sebagai benteng kelompok Abu Sayyaf, “masih belum selesai,” imbuhnya.

Abu Sayyaf adalah kelompok yang dikenal lewat aksi penculikan dan faksi-faksi gerilyawannya. Kelompok itu juga berbaiat kepada ISIS.

Militer dan kepolisian Filipina sebelumnya mengatakan dua bom itu diledakkan dari jauh. Namun, Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Selasa lalu mengatakan bahwa dua ledakan itu kemungkinan merupakan serangan bunuh diri.

Beberapa hari kemudian, Menteri Dalam Negeri Filipina Eduardo Ano mengatakan bahwa serangan bunuh diri itu dilakukan pasangan asal Indonesia dengan bantuan Abu Sayyaf. Pernyataan itu sejalan dengan klaim ISIS melalui kantor beritanya, Amaq, pada Senin pagi. (Antara/Reuters)

Exit mobile version