Site icon Beritaenam.com

TGB: Saya Menghormati Habib Rizik Shihab. Tapi..

BERITAENAM.com — Kepulangan Habib Rizik Shihab ke Indonesia pada 10 November yang lalu menyita perhatian banyak orang di seluruh penjuru Indonesia.

Ada ribuan pengikut setia beliau menanti detik-detik kepulangannya setelah 3 tahun meninggalkan Indonesia: Tepatnya sejak 26 April 2017.

Pekikan takbir menggema saling bersahutan ketika imam besar FPI ini terlihat keluar dari pintu kedatangan terminal 3 bandara. Dengan pengawalan ketat, Habib Rizik naik ke sebuah mobil berwarna putih. Dari dalam mobil, ia menyapa seluruh pengikutnya yang telah lama menanti kehadirannya.

Seluruh media baik tv, koran, ataupun media online dan media sosial ramai memperbincangkannya. Hingga hari ini.

Pro kontrapun bermunculan. Beragam komentar tidak hanya datang dari orang biasa tapi juga berasal dari elit istana negara.

TGB. Dr. Muhammad Zainul Majdi, juga turut berkomentar terkait dengan sosok yang banyak menyita perhatian publik ini.

“Saya telah banyak mendapatkan pertanyaan yang meminta pendapat saya terkait dengan Habib Rizik Shihab ini,” kata TGB saat salah seorang jamaah bertanya kepadanya di akhir kajian ba’da jumat Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, Jum’at, 13 November 2020 sekitar pukul 13:40 WITA

Menurut ulama yang pernah menjabat sebabai Gubernur NTB 2 periode ini (2008-2018) ini, menyebut bahwa beliau menghormati sosok dari Habib Rizik Shihab.

“Penghormatan saya terhadap Habib Rizik itu ada sebab umum dan sebab khusus. Sebab umumnya, karena jalinan persaudaraan sesama Islam (ukhuwah Islamiyah, persaudaraan sesama anak bangsa (ukhuwah wathoniyah) dan persaudaraan sebagai sesama umat manusia (ukhuwah insaniyah). Adapun sebab khusunya adalah karena beliau adalah bagian dari zurriyat Rasul SAW dan bagian dari seorang ulama,” papar Ketua Umum PBNW ini.

Namun, lanjut Doktor Tafsir al Qur’an dari Universitas Al Azhar Mesir ini, apakah jika kita menghormati seseorang itu lantas kemudian mengikuti semua apa yang dikatakan? Tidak demikian.

“Marilah kita mengikuti seseorang itu dengan kepahaman. Yang mau mengikuti silahkan. Yang tidak juga silahkan. Tapi harus dengan kepahaman. Tapi jangan sampai karena tidak mengikuti lantas kemudian dicap sebagai seorang yang kurang iman islamnya atau seorang yang munafik,” jelasnya.

Ketua OIAA ini menyebut bahwa, tidak ada seorangpun selain Rasul SAW yang bisa mengklaim diri paling benar cara berislamnya. Jangankan dalam hal-hal yang menyangkut fiqh siyasiyah (politik) dalam hal ibadahpun kita tidak bisa mengklaim bahwa cara imam yang kita ikuti itulah yang paling benar. Yang paling merepresentasikan Islam.

“Jangan mengecilkan Islam pada seseoang. Tdak ada satu orangpun di dunia ini selain rasul SAW yang bisa mengatakan bahwa pendapatnyalah yang paling benar dalam memahami dan menjalankan Islam,” tegasnya.

Dalam hal pandangan politik, lanjut TGB, ada beberapa hal yang saya tidak sependapat dengan Habib Rizik. Berdasarkan ilmu dan pemahaman yang saya ketahui. “Tapi, itu tidak membuat berkurang penghormatan saya kepada beliau,” ucapnya.

Exit mobile version