beritaenam.com, Jakarta – Calon Wakil Presiden nomor urut 01 Ma’ruf Amin mengatakan telah menyiapkan senjata rahasia untuk debat nanti. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf menyebut, cawapresnya itu siap tampil ‘menyerang’ lewat data.
“Jangan dikira KH Ma’ruf Amin yang santun tidak bisa balik menyerang, namun harus dipahami menyerang yang dimaksud KH Ma’ruf bukan dengan hoax, tapi dengan fakta dan data,” kata Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Irma Suryani Chaniago, Sabtu (9/3/2019).
Irma mengingatkan agar kubu 02 tidak meremehkan capres dan cawapres. Apalagi menurutnya, pada debat kedua Pilpres 2019, Ketua DPP Nasdem itu mengklaim Jokowi lebih unggul dari Prabowo Subianto.
“Makanya jangan suka underestimste dengan orang lain, selama ini mereka se-enak udelnya saja menyerang nggak pake data, akibatnya yang terjadi di debat ke 2 adalah ‘setuju’ dengan Jokowi. Jadi saya sarankan Sandi jangan tepuk dada dulu, pengalaman itu tidak bisa dibeli,” tuturnya, seperti dikutip dari detik.com
Ma’ruf sebelumnya mengatakan persiapan debat cawapres berjalan seperti biasa. Ma’ruf juga menyebut telah menyiapkan senjata untuk debat nanti.
“Ya debat biasa sajalah. Seperti kayak saya anggap bahtsul masail (membahas masalah) saja. Seperti kita membahas masalah hukum, lingkungan, cuma ini cakupannya lebih luas saja,” kata Ma’ruf di sela kampanye di Medan, Sumatera Utara.
Mantan Rais Aam PBNU itu mengatakan tidak ingin membeberkan strategi yang akan digunakan dalam debat melawan Sandiaga Uno. Ma’ruf menilai debat seperti pertandingan sepakbola.
“Saya tidak mau kasih tahu dululah, he-he-he…. Gimana saya menguasai, gimana saya kurang menguasai. Nanti tahu, wah ini di sini kelemahannya. Jadi saya diserang dari yang lemah-lemah itu. Kayak main bola kan begitu. Posisi mana yang lemah lawan, serang saja dari situ. Makanya saya tidak kasih tahulah,” lanjutnya.
Namun, saat kembali ditanya apakah itu berarti akan menerapkan strategi menyerang, Ma’ruf menilai debat bukanlah ajang saling serang, melainkan menyampaikan argumentasi dan program-program.
“Oh tidaklah (menyerang). Kita kan namanya berdebat bukan menyerang, tapi menyampaikan argumentasi, solusi. Intinya kan begini, bahwa program yang sudah dikerjakan bagus. Yang akan datang akan lebih bagus. Alasannya apa, solusinya apa, itu saja. Tidak usah banyak-banyak jurusnya. Jurus bertahan dan jurus langkah ke depan,” tutupnya.