TNI Angkatan Laut (TNI AL) melaksanakan latihan Pra Armada Jaya dengan mengerahkan sejumlah Alutsista.
Latihan akan berlangsung hingga 15 April 2021, melibatkan kapal perang, pesawat udara dan kendaraan tempur marinir dan pangkalan, dengan daerah tempat latihan di Jakarta, laut Jawa, laut Natuna Utara dan Dabo Singkep, Kepulauan Riau.
Geladi latihan Pra Armada Jaya 2021 yang merupakan latihan matra TNI AL yang terdiri dari latihan operasi laut gabungan (Opslagab) dilaksanakan oleh Koarmada II Surabaya dan latihan operasi gabungan amfibi (Opsgabfib) dilaksanakan oleh Koarmada I Jakarta.
Untuk latihan pasukan pendarat Korps Marinir (Pasrat Kormar) dilaksanakan oleh Kormar, latihan operasi pendaratan administrasi (Opsratmin) dilaksanakan oleh Kolinlamil dan latihan operasi pertahanan pantai (Opshantai) dilaksanakan oleh Koarmada I dalam hal ini Lantamal IV Tanjung Pinang.
Operasi Laut Gabungan (Opslagab) yakni bertujuan untuk mewujudkan keunggulan laut dengan cara meniadakan niat dan/atau menghancurkan kekuatan armada laut suatu negara/lebih yang akan melakukan agresi dan atau konflik bersenjata dalam rangka penegakkan kedaulatan negara.
Opslagab Intai, Pengamanan & Tembak
Dalam mewujudkan keunggulan laut ini dalam unsur -unsur Opslagab terdiri dari unsur intai, unsur pengamanan, unsur tembak.
Operasi Amfibi (Opsgabfib) dilaksanakan tujuannya untuk mendaratkan Pasukan Pendarat (Pasrat) dari laut ke darat guna merebut dan/atau menguasai suatu daerah di pantai musuh dan/atau pantai yang dikuasai musuh dalam rangka melaksanakan Operasi Tempur (Opspur) selanjutnya atau Opspur lainnya.
Dalam Latihan operasi ini mulai dari perencanaan, embarkasi, latihan umum, Gerakan Menuju Sasaran (GMS), Serbuan dan pengakiran. Dalam operasi amfibi dilaksanakan pendaratan pasukan oleh pasukan pendarat (Pasrat) marinir TNI AL untuk menduduki pantai sasaran.
Operasi Gabungan Pendaratan Administrasi (Opsratmin), yakni Operasi pendaratan administrasi bertujuan untuk mendaratkan unsur-unsur kekuatan Kogasratgab atau satuan TNI lainnya.
Ini dengan metode pendaratan admnistratif di tumpuan pantai di dalam Daerah Sasaran Amfibi (DSA) yang telah dibentuk dan dikuasai oleh Kogasgabfib dan/atau wilayah lain di luar DSA di mandala perang yang telah dinyatakan aman oleh Kogabwilhan/Kogab TNI.
Operasi Pertahanan Pantai (Opshantai) yakni dilaksanakan dengan tujuan untuk mencegah, menghadapi dan menggagalkan Operasi Amfibi musuh,.
Juga bagaimana menghancurkan kekuatan laut musuh serta mengontrol corong-corong strategis (choke point) di wilayah pantai mandala operasi dalam rangka menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah NKRI dan melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia.
Latihan ini bertujuan untuk menguji dan meningkatkan kemampuan profesionalisme prajurit TNI AL serta kesiapsiagaan peralatan tempur atau Alutsista TNI AL di lapangan.
TNI Angkatan Laut (TNI AL) melaksanakan latihan Pra Armada Jaya dengan mengerahkan sejumlah Alutsista.
Apa Saja Alutsista Yang Dilibatkan?
Dalam latihan ini yakni antara lain kapal perang meliputi; KRI R.E. Martadinata-331, KRI I Gusti Ngurah Rai-332, KRI Fatahillah-361, dan KRI Clurit-641 serta KRI Kujang-642.
Juga ada KRI Nanggala-401, KRI Aluguro-405, KRI Diponegoro 365, dan KRI Bung Tomo-357.
Masuk juga dalam latihan ini KRI Teuku Umar-385, KRI Patimura-371, KRI Tjiptadi-381, KRI Pulau Rangsang-727, KRI Sutedi Senaputra–378, dan KRI Imam Bonjol-383, serta KRI Sembilang–850.
Ada lima pesawat udara, 10 kendaraan tempur yang terdiri dari BTR-50 6 unit dan BMP-3F sebanyak 4 unit.
Kegiatan ini turut disaksikan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono, S.E., M.M., para Asisten, Para Panglima Komando Utama TNI AL dan sejumlah pejabat TNI AL terkait lainnya.
Latihan akan berlangsung hingga 15 April 2021, melibatkan kapal perang, pesawat udara dan kendaraan tempur marinir dan pangkalan, dengan daerah tempat latihan di Jakarta, laut Jawa, laut Natuna Utara dan Dabo Singkep, Kepulauan Riau.