Site icon Beritaenam.com

Ustad Politikus H Qomar

Saya mengenal H Qomar sebagai senior di dunia seni komedi. Perkenalan saya, ketika saya masih menjadi wartawan. Sebagai pelawak, beliau membentuk tomtam grup, lalu bergabung di grup empat sekawan bersama Derry Sudarisman, Ginanjar dan Eman.

Dunia panggung sudah banyak dijelajahi dan H. Qomar sempat terjun di politik, menjadi anggota DPR, hingga 2 periode.

Beberapa waktu yang lalu saya ketemu beliau di majelis pengajian pelawak. Beliau menyampaikan tausiyah seputar ibadah dan tingkatannya. Gaya bicaranya lugas, tegas, mudah dipahami. Sesekali diselingi humor dan ekspresinya kadang karikatur, sehingga bikin gerrr.

Banyak hal yang beliau sampaikan, buat saya cukup takjub. Bagaimana beliau menyampaikan tingkatan beribadah, menurutnya ada tiga golongan.

Golongan pertama adalah mereka beribadah karena ingin masuk surga. Golongan ini seperti pedagang, ibadahnya hitung2an.

Ada yang beribadah karena takut neraka, maka seperti hamba sahaya, dimana pelaksanaan ibadahnya hanya sekedar menggugurkan kewajiban semata.

Seharusnya beribadah itu tidak mengharap apa2, melainkan sebagai wujud kecintaan kita kepada Sang Pencipta, Allah swt.

H Qomar yang kita kenal adalah seniman komedi, politisi yang belakangan sering mengisi ceramah2 agama. Tapi menurut saya, H. Qomar bukan hanya sekedar ikut arus, dengan memanfaatkan popularitasnya memikat jamaah, seperti dalam kebanyakan ‘ust. instan’ yang ada di layar televisi.

Beliau menyampaikan materi keagamaan karena memang punya kapabilitas, sehingga yang disampaikan bukan sebatas ‘kulit’. Beliau ternyata mendalami tasawuf. Semalam salah satu materinya, menjabaran pemahaman tentang Al Quran, disertai contoh2 riil.

Beliau menginfokan, kesibukan sehari hari adalah sebagai pendidik, setelah tidak lagi menjadi anggota dpr. Beliau lulus S3 dari universitas negeri jakarta, saat ini mengajar di sejumlah perguruan tinggi di cirebon.

Saya pingin suatu saat ngundang beliau ngisi ceramah di majelis pengajian rafless hills. Saya kangen dengan gaya penyampaiannya yang jauh dari menggurui, tapi sejuk dan enak di hati.

 

Exit mobile version