Mengambil keputusan terkadang mudah, namun terkadang bisa jadi sangat-sangat sulit dilakukan, bukankah begitu?
Ada sebuah metodologi yang menarik yang dibuat oleh Suzy Welch (Istri dari Business Leader super hebat Jack Welch). Konsep ini diberi nama 10-10-10: A Life-Transforming Idea.
Konsep ini tertuang di bukunya yang juga berjudul sama. Buku ini best seller hingga saat ini serta digunakan sebagai alat bantu (tools) untuk decision making di MIT – Massachusetts Institute of Technology, USA.
Untuk mengetahui lebih jauh bisa lihat Video ini: https://youtu.be/KohvpmoaB-4
Pada itu Suzy usianya sekitar 20 tahun, di usianya itu ia masih berpikir, bagaimana bisa menjadi seorang ibu yang sempurna / istri yang cakap / seorang wanita karir yang sukses / wanita yang senang membuat keadaan rumah menjadi lebih baik dan menyenangkan.
Pernah dia suatu ketika duduk disamping seorang pria tua yang tampaknya ramah dan baik hati di sebuah jamuan makan malam.
Ia menceritakan bahwa ia berasal dari keluarga dengan 11 orang anak. Spontan aja Suzy menjadi tertarik, karena ia yang saat itu mempunyai anak satu saja, rasanya sudah sulit bernapas dan bergerak leluasa di dalam hidupnya.
“Gimana, gimana, gimana? Gimana caranya mama kamu melakukan tugas-tugasnya?” Seru Suzy dengan antusias.
Pria tersebut tersenyum: “Well.. Itu bukan sesuatu hal yang sulit baginya. Ibu saya hanya harus bangun pagi-pagi benar untuk menyiapkan sarapan, setelah semua sarapan, ia mencuci piring dan setelah selesai ia mulai menyiapkan makan siang, demikian seterusnya.”
“Lalu bagaimana ia menyelesaikan masalah-masalahnya jika waktunya sudah habis untuk hal-hal rutin yang dilakukannya tersebut?” Seru Suzy.
Pria itu kembali tersenyum sambil tertawa kecil, “Ah itu tidak perlu dikhawatirkan. Segala sesuatu akan berurutan hilang dengan sendirinya.”
Ternyata apa yang dikatakan pria itu tidak semudah yang dihadapi oleh Suzy.
Di usianya yang ke 46 ia masih berkutat untuk mengatur kehidupannya yang ruwet dan kacau.
Banyak sekali dilema, keterpaksaan yang harus dilakukan hingga suatu ketika Suzy menemukan sebuah formula yang bisa menyelesaikan urutan-urutan prioritas hidup yang harus dilakukan sehingga kehidupannya yang dulu kacau dan tidak teratur berubah menjadi teratur dan rapih.
Ia menyebutnya: 10 – 10 – 10 Rules.
Bagaimana cara kerja 10 – 10 – 10 Rules ini?
Setiap kali Suzy berada di dalam sebuah situasi dan ia harus menentukan tindakannya. Maka ia harus mengkaji apa konsekuensi dari keputusannya itu 10 menit kemudian? Bagaimana 10 bulan kemudian? Dan Bagaimana 10 tahun kemudian?
Suatu ketika, Suzy menghadapi sebuah krisis di perusahaannya. Saat itu menunjukkan PK. 5 Sore, Bosnya memintanya untuk tetap tinggal di kantor karena ada sebuah urusan penting dan mendesak yang harus diselesaikan.
Suzy menelpon kerumahnya. Babysitter yang menjaga anak-anaknya hampir menangis ketika ia mengatakan bahwa ada kemungkinan ia telat untuk pulang ke rumah.
Kedua anaknya sedang berkelahi, yang satu sedang merajuk untuk alasan yang tidak jelas, Untunglah anak laki yang satu lagi sedang pergi berenang.
Anak perempuan saya mengambil telephonenya dari baby sitter serta berkata: “Mami, Kamu memang lebih cinta pekerjaanmu ketimbang kami semua.”.
Perasaan saya sungguh gundah gulana – pulang – jangan – pulang – jangan. Nah pada saat itulah konsep 10 – 10 – 10 ini lahir.
Suzy kemudian berpikir, Apa konsekuensi yang akan terjadi jika saya tinggal di kantor dan apa konsekuensi yang terjadi jika keputusannya adalah sebaliknya?
Jika saya tinggal dikantor, boss saya pasti akan senang, tapi anak-anak saya dan babysitter saya pasti akan marah pada saya.
Jika saya pulang, boss akan memanggil orang lain untuk membantunya, dan itu tidak baik untuk karir saya. Sedangkan saya, akan tiba dirumah dengan disambut penuh keluhan dan protes, dan barangkali permohonan agar ada kompensasi main video game lebih lama atau membeli beberapa shampoo baru yang menarik.
Bagaimana dengan 10 bulan kemudian? Dengan Asumsi bahwa saya tidak akan telat lagi nantinya, anak-anak pasti ok, begitu juga dengan baby sitter.
Bagaimana dengan 10 tahun kemudian? Pasti anak-anak dan baby sitter tersebut tidak akan mengingat kembali apa yang terjadi hari ini.
Suzy pun memutuskan. Ia tetap tinggal di kantor dan bekerja hingga malam.
Kedua kalinya saya menggunakan 10 – 10 – 10 untuk kasus yang sama. Kasusnya menjadi terekskalasi.
Di 10 menit pertama kasusnya barangkali akan tetap sama.
Di 10 bulan kemudian, Suzy berpikir… Anak-anak saya pasti sakit hati dan sakit hatinya itu pasti akan terkubur di dalam hatinya yang terdalam.
Bagaimana dengan 10 tahun kemudian? Anak-anaknya sudah akan menjadi besar dan sakit hati yang terkubur di dalam hatinya barangkali akan menyebabkan hubungan yang tidak baik dan berakibat penyesalan saya seumur hidup.
Suzy pun memutuskan untuk pulang.
”There is nothing literal about each ten in 10-10-10. The first 10 basically stands for “right now” as in, one minute, one hour, or one week. The second 10 represents that point in the foreseeable future when the initial reaction to your decision has passed but its consequences continue to play out in ways you can reasonably predict. And the third 10 stands for a time in a future that is so far off that its particulars are entirely vague. So, really, 10-10-10 could just as well be referring to nine days, fifteen months, and twenty years, or two hours, six months, and eight years. The name of the process is just a totem meant to directionally suggest time frames along the lines of: in the heat of the moment, somewhat later, and when all is said and done.” – Suzy Welch.
Ingatlah selalu bahwa kita mempunyai kebebasan untuk memilih keputusan apa yang kita ambil. Tapi kita tida bisa bebas memilih konsekuensi yang terjadi akibat keputusan yang kita ambil.
Jadilah bijaksana dalam mengambil keputusan…. Gunakan rule 10 – 10 – 10 ini.